Part 1 : Kelas Baru, Perasaan Baru!
“Yo!” sapa seseorang di belakang Rio, reflek Rio menoleh ke belakangnya, ke arah sumber suara yang memanggilnya tadi.
Dan, disanalah cowok itu, cowok putih yang bisa digolongkan ke tipe oh-cowok-ganteng-sekali, sedang berlari kecil ke arah Rio, lengkap dengan senyuman cool andalannya. Alvin. Rio tersenyum sambil merangkul pundak Alvin,“Eh, elo Vin! Lo udah tau sekelas sama siapa?” tanya Rio.
“Gua masih belom liat pengumuman! Semoga aja gua sekelas lagi sama elo, Yo” jawab Alvin, menepuk pundak sahabatnya itu. Rio juga tersenyum mendengar jawaban Alvin yang lebih mirip doa itu. Saat kelas 7, mereka memang sekelas, lebih tepatnya kelas 7D.
Alvin dan Rio. Ya, mereka kini sudah naik ke kelas 8, tapi mereka masih belum tau tentang pembagian kelas. Mereka berjalan menyusuri koridor yang biasanya penuh dengan kata-kata pujian yang terlontar dari mulut para cewek.
“Kyaaa… itu Alvin!”
“Iiih Rio cakep banget hari iniii”
“Aduh mereka berdua emang the most perfect boys di sekolah kita!”
“Aduuuh semoga gue sekelas sama mereka!”
Yaaah… kata-kata seperti itu yang biasanya cewek-cewek itu ucapkan.
Apalagi sedang waktunya pembagian kelas begini, mereka bisa heboh sendiri. Reaksi para cewek memang kebanyakan seperti itu, kalau reaksi para cowok? Hmm… ada yang buru-buru menghindar karena minder, ada
yang menatap mereka dengan pandangan sinis karena iri, ada juga yang langsung menyapa mereka dengan ramah. Yaah… macam-macam reaksi!
“Emm… A… A… Andi, Anita, Alvinistiwati.. buset nama apaan itu! Al.. Alvin Jonathan Sindunata.. Eh ini nama gua! Gua di kelas 8E, Yo! Elo gimana?” Alvin yang baru saja menemukan namanya di deretan nama-nama yang terdaftar dalam murid baru di kelas 8E memalingkan wajahnya ke arah Rio yang masih sibuk mencari.
“M… Ma… Maria… Marimar… Mar.. Mario Teguh.. Eh jangan-jangan yang di golden ways itu lagi! Mar.. Mario… Mario Stevano Aditya Haling! Wah ini nama gua! Gua sekelas sama elo lagi Vin!” seru Rio sambil ber-high five dengan Alvin.
“Yeah! Kalo gitu ayo deh ke kelas. Ntar bangkunya keburu penuh!” ajak Alvin, merangkul pundak Rio. Mereka lalu berjalan ke kelas 8E.
***
Kelas 8E yang sudah lumayan ramai seketika terdiam melihat Rio dan Alvin masuk ke kelas itu. Berdua. BERDUA! 2 cowok terganteng di sekolah ada di kelas 8E! Tapi tentu saja, keheningan itu hanya berjalan beberapa detik, karena setelah 5 detik, anak-anak perempuan langsung histeris. “Kyaaaa!!! Mereka berdua masuk ke kelas ini!!”
“Mimpi apa gua semalem?”
“Aduh!! Rambut gue masih berantakan! Eh pinjem sisir lo dong, buruan!”
Yaaah… beberapa dari anak-anak perempuan itu tampaknya sibuk membenahi diri. Ada yang langsung berkaca, ada yang langsung menyisir rambutnya, memastikan seragamnya tidak kusut.
Alvin dan Rio tetap cuek. Bukan karena sombong, tapi nanti kalau anak-anak perempuan itu disenyumi sedikiiit saja pasti makin histeris! Bisa-bisa sepasang sahabat itu dikeroyok anak-anak perempuan. Kan repot!
Rio cepat-cepat meletakkan tasnya di sebuah bangku, deretan nomor 2 dari pintu dan baris nomor 3. Alvin juga segera meletakkan tasnya di sebuah bangku, tepat di sebelah bangku Rio. Mereka berdua lalu duduk. Mengabaikan anak-anak perempuan
yang langsung cari perhatian, atau buru-buru memindahkan tas mereka ke bangku yang letaknya dekat mereka berdua.
Untungnya, bangku di belakang Rio dan Alvin sudah ditempati oleh Ozy dan Ray, sedangkan bangku di depan mereka juga sudah ditempati, tapi tidak tahu ditempati oleh siapa. Kelihatannya sih anak perempuan! Karena, ada sebuah tas yang tergeletak di bangku itu. Tasnya bermotif vertikal hitam-putih, dengan sebuah gantungan kunci Mickey Mouse. Aneh kan kalau anak laki-laki pakai gantungan kunci Mickey Mouse? Makanya, kemungkinan besar pemilik tas itu anak perempuan!
“Wah, 2 pangeran sekolah masuk kelas ini ternyata!” goda Ozy dari belakang, diikuti Ray yang terkekeh pelan.
“Tapi tetep imutan kita dooong… Ya gak, Zy?” sela Ray, memukul pundak Ozy pelan sambil tertawa-tawa.
“Itu udah pastii!!” sahut Ozy, ber-high five dengan Ray. Mereka berdua lalu tertawa, Alvin dan Rio juga ikutan tertawa melihat tingkah kedua temannya yang kocak itu.
“Ah, elo Zy! Pede kok ga ilang-ilang!” goda Rio balik, diikuti gelakan tawa dari Alvin dan Ray.
“Lhoo… gimana bisa ilang! Gua kan udah dari sononya ganteng, masa gua ga bersyukur sih? Gua harus bersyukur! Dengan cara mengakui kegantengan gua yang tak ada tandingannya ini” cerocos Ozy, sedangkan Rio, Ray dan Alvin malah makin keras tawanya.
“Ah udah ah. Sakit perut gua! Yuk, Zy! Kita ke kantin aja, sekalian tebar pesona ke anak kelas 7… Hehehehe” ajak Ray sambil nyengir, Ozy malah langsung semangat.
“Ayo, ayo!” seru Ozy, mengikuti Ray yang sudah lebih dulu keluar kelas. Rio dan Alvin masih cekikikan saat Ozy dan Ray sudah pergi.
Di kelas, hanya ada Rio, Alvin, beberapa anak laki-laki yang sibuk main laptop, dan segerombolan anak perempuan yang dari tadi bisik-bisik sambil memandang kagum ke arah Alvin dan Rio.
“Vin, keluar yuk!” ajak Rio, risih juga dia kalau melihat segerombolan anak cewek yang kelihatan genit itu. Alvin mengangguk setuju, mereka berdua berjalan keluar kelas.
Tapi, baru saja mereka mencapai 1 langkah di depan pintu kelas, bel masuk kelas sudah berbunyi.
TEENG… TEENG… TEEENG…
“Yahelaaaaaah!!” keluh Rio, menghentakkan kaki kanannya, lalu berbalik untuk masuk kelas lagi.
“Santai aja kali, Yo” ujar Alvin cuek, sebetulnya dia mau tertawa juga melihat tingkah Rio yang sekarang sudah duduk di bangkunya dengan muka cemberut. Alvin juga ikut duduk.
Tak lama kemudian, seorang anak perempuan buru-buru masuk ke kelas dan duduk di bangkunya. Bangku di depan Rio dan Alvin.
“Eh, Sivia? Elo masuk kelas ini juga ya?” sapa Alvin, menjawil pundak Sivia dengan penggarisnya. Sivia lalu mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Rio dan Alvin. Sivia ini memang bukan salah satu anak perempuan yang tergila-gila pada Rio dan Alvin, Sivia biasa saja. Itulah yang membuat Rio dan Alvin merasa nyaman kalau ngobrol dengannya.
“Iya, gua masuk kelas ini juga. Ga nyangka ya? Kelas 7 kita semua barengan, eh kelas 8 bareng lagi!” ujar Sivia sambil terkikik, Sivia juga dulu anak kelas 7D. Rio dan Alvin juga tertawa kecil. Menyebabkan anak-anak perempuan di kelas menatap Sivia dengan pandangan sinis sekaligus iri. Zevana yang seharusnya sudah duduk dengan Dea, tiba-tiba bangkit dan berjalan ke bangku sebelah Sivia yang masih kosong.
“Siv, gua boleh disini ga?” tanya Zevana penuh harap, ia sangat amat ingin sekali duduk di dekat Rio!
“Sorry, Zev. Tapi bangku ini udah ada yang mesen” jawab Sivia pelan, Zevana menghentakkan kakinya sambil berdecak kesal. Lalu kembali ke bangkunya semula.
“Untung aja elo gak jadi sebangku sama dia! Gua udah deg-degan tau!” desis Rio, diikuti anggukan kepala yang mantap dari Alvin.
“Iyaa… gua tau lo berdua alergi sama dia. Tapi selain itu emang bangku ini udah ada yang mesen… Eh itu dia! Sini, sini!” seru Sivia sambil melambaikan tangannya pada cewek manis yang baru masuk kelas. Cewek itu tersenyum dan berjalan ke arah bangku yang sudah disediakan Sivia.
“Oh… elo ternyata…” ujar Alvin sambil tersenyum, cewek itu balas tersenyum kepada Alvin,
“Iya. Elo disini juga ya. Vin? Bagus deh. Gua bisa nyontek PR Kimia dong sama elo!” canda cewek itu, Alvin mengangkat ibu jarinya sebagai jawaban sambil nyengir.
Rio terpana setelah melihat wajah cewek itu.‘Manis banget…’ batin Rio, masih speechless.
*******
Ini Part 1 nyaa, cerbung ini repost dari ning:) authornya ka ditaa, facebooknya: Anindita Putri :)
No comments:
Post a Comment