Ify, Cakka, ALvin, Ray dan Agni. Memasuki ruangan tempet Rio dirawat.
"Gimana keadaan lo Yo?" tanya Cakka sambil berdiri disamping Rio.
"Kayak yang lo liat" jawab Rio pendek. Ray yang berdiri paling belakang langsung nyosor kedepan.
"Weitss, Lo gaya baru yah Yo? Make Topi putih, make efek-efek merah-merah gitu" Tunjuk Ray heboh ke Perban yang dipake Rio.
"Bego! Itu tuh perban.." Ucap Agni sambil noyor kepala Ray.
"Gue tau Agni! Ini tuh cuma buat bercandaan doang!" ray membela diri.
"Tapi gak lucu tuh Ray" Cakka ikut-ikutan. Ray Manyun.
"Kok lo berdua udah sekutuan sekarang?" tanya Ray curiga.
"Nggak!" bantah Agni dan Cakka barengan,
"tuh kan... sekutuan..." RAy ngomong lagi. Kali ini sambil geleng-geleng.
"Udah, udah, Kita kan mau ngejenguk Rio..." Ucap Cakka. Rio melirik Ify.
"Oh iya!!Fy beneran, lo yang Ngedonorin darah ke Rio??" tanya Cakka. IFy mengangguk.
"Napa emangnya?" tanya Ify balik.
"Weitss, romantis doong, darah Ipy ada didalam tubuh Rio.. Ohhhhhh so sweet" Ledek Ray. Ify melotot ke Ray
"lo apaan sih?" Ify jengkel.
"hehehe, peace fy, becanda!!" Ucap Ray sambil cengengesan.
"Tapi emang dia harus nolongin gue. Anggap aja bales budi, kan gue udah nolongin dia" ucap Rio santai.
"berarti hutang gue udah lunas kan?" tanya Ify. Rio menatap Ify.
"yah, gak bisa gitu lah.. lo masih ngutang sama gue" Jawab Rio. Ify terbelalak.,
"eh? kok gitu?" Ify gak terima.
"yah, lo cuma nolong segitu aja, tapi luka gue belum sembuh semua kan" jawab Rio santai.
"apa? aih... enak banget lo, tau gitu biar gue ketabrak deh." Desah Ify.
"Udah baek gue tolongin. ga tau berrima kasih. emang lo mau ngegantiin gue dirawat di rumah sakit?" Ify manyun. Rio bener juga sih, Ify pasti gak tahan kalo dirumah sakit. Kan katanya makananya gak enak, paling bubur doang, trus rumah sakit kan nyremin. Ihhh
"Iya, iya. Bawe lo ah. Trus lo maunya gimana?" tanya Ify lagi.
"mau gue?lo catetin semua catetan pas gue gak masuk" Jawab Rio santai. Ify menaikan alis
"Hahh?? Kan banyak banget! Lo kapan lagi masuknya.... bisa lepes jari-jari gue!"Ify ogah-ogahan.
"ya udah, kalo gitu lo harus ngerawat gue tiap hari. Mau lo?" tanya Rio. Ify menggeleng lemah.
"iya deh, iya,, dasar Rese. Lo minta aja bantuan ke..,mmm Club pecinta lo. Apa namanya? Rese?? Eh, bukan Rise, nah iya, minta aja lo ke mereka. Pasti mau deh mereka." usul Ify.
"Gak. Orang gue maunya lo" jawab Rio santai. Ify manyun lagi. Sinting deh si Rio! Ngebantuin orang aja make balasan. Dasar ga tau malu! batin Ify keki.
"Eh, Yo, lo ngebantuin orang gak ikhlas banget sih?" Agni mulai bicara lagi. Sangaaat mewakili perasaan Ify. Ify berbalik ke Agni. Tersenyum ke Agni. Emang nih, Agni emang paliiing Cs. Tau aja pikirannya Ify.
"yah.. suka-suka gue lah" jawab Rio.
"Ihhh, dasar, emang lo sama temen lo Cakka samaaa aja." Ucap Agni, langsung deh dapat hadiah ditoyor kepalanya sama Cakka.
"sama dari mana??" tanya Cakka.
"Sama-sama sok. Lebayyy" Jawab Agni.
"Apa lo bilang??" Yah.. dimulailah pertengkaran sengit CaGni Yang sesekali disambung sama Ray buat manas-manasin, atao disambung sama Ify buat ngedukung Agni. Disambung sama Rio supaya diem. Soalnya kepalanya lagi puyeng... malah pada ribut mereka. ALvin???? Alvin tenggelam dalam lamunannya sendiri. Dia duduk disofa dipojok sambil terus mikirin Sivia.
'Apa Sivia bakalan inget gue?' batin Alvin sedih. Kayaknya, Sivia bakalan lama inget sama Alvin. Bukan cuma itu... mungkin Via gak bakal inget Alvin selamanya.
Ify melirik Alvin sebentar. Diliatnya cowok itu lagi ngelamun.
'pasti lagi mikirin Via' pikir Ify, sambil berjalan ke arah Alvin.
"Kalo lo nggak mau kepkiran terus. mending lo kasih tau ke dia yang sebenernya gak baik lo ngeboongin dia" Ucap Ify yang udah didepan Alvin.
"Gak segampang itu Fy. Lo liat sendiri kan. Gue gak mau dia menderita hanya buat ingatan yang gak penting." Jawab Alvin.
"Menurut lo itu gak penting? dan menurut lo itu gak penting buat Via? Kalo emang itu gak penting buat Via, Dia nggak mungkin sampai pingsan gitu hanya gara-gara nginget kenangan dibalik gelang itu" cerocos Ify panjang-lebar. Alvin menatap Ify sebentar.
"Gue serba salah sekarang...." Alvin menunduk. Ify melengos. Sama-sama tenggelam dengan pikiran masing-masing.
Sementara itu, Rio memperhatikan mereka dari tadi.
'Tumben Alvin bisa ngomong banyak-banyak kayak gitu. Biasanya kalo ngomong sama cewek paling males. Mereka ngomongin apa??' batin Rio
* * *
Sivia duduk dipinggir tempat tidurnya sambil menatap ke luar jendela. Dia mimpi aneh waktu dia pingsan. Mimpi yang kemungkinan terjadi pas dia masih kecil. Tapi dia nggak inget satu pun. Cowok itu... Gelang itu............ Dia nggak inget apa-apa soal itu semua.
"Alvin..." Nama itu tiba-tiba muncul dipikiran Sivia. "iya.. gelang itu kan dipake Alvin!!! Tapi apa mungkin Alvin cowok itu?" Sivia mulai berpikir lagi. Kayaknya gak mungkin dehhh, masa gue gak inget Alvin? Di mimpi gue kayaknya gue deket banget sama dia... tapi dimimpi gue tuh anak mukanya gak terlalu jelas. Via terus berpikir. Kepalanya jadi pusing lagi.
"Hmmm.... udahan ah mikirnya.. puyeng nih pale gue.." Ucap Via" Mending, besok gue tanyain Alvin, sekarang, tidur aja deh..." Via kemudian merebahkan diri di tempat tidurnya.
* * *
Hari ini, Sivia udah masuk sekolah. Dan heran banget pas ngeliat sohibnya-Ify, lagi manyun-manyun ditempat duduknya.
"Napa Fy? kok manyun gitu?" sapa Via.
"eh, Via, udah masuk lo?" tanya Ify gak ngejawab sapaan Via.
"ya iyalah, emang ini bukan Via? ada-ada aja kamu!" jawab Via sambil ngobrak-ngabrik tas-nya.
"Mm, Via, Bantuin aku yahh"Ucap Ify, Via berbalik.
"Bantuin apa??" tanya Via. Ify mngeluarkan buku dari tas.
"bantuin gue, nyatetin materi buat si rese. yah, yah, yah,, PLissss" Pinta Ify dengan wajah super memelas.
"ohh. Okok. Pasti gue bantuin deh!" jawab Via sambil tersenyum.
"Kyaaaaa Via ek banget sih" Ucap Ify seneng sampai meluk-meluk Via. Ray yang baru datang langsung nyeletuk.
"Idihhh, lo berdua lesbong nih??" celetuk Ray sambil geleng-geleng. Ify langsung melepaskan pelukannya.
*Pluk* Ray ditimpuk make stick drum, eh, bukan, make tongkat pramuka, eh bukan.. kamus aja kali ya? (begobegobego).
"Aduhhhh" ray mengerang.
"gue masih normal tau!" ucap Ify galak.
"iya deh, iya... lo normal, kan lo suka sama Rio.........." Ucap Ray sambil ngelus-ngelus kepalanya. Ify melotot.
"Rayyyyyyyyy" Ray-Ify mulai kejar-kejaran. Udah SMA tapi kayak anak Tk -__-. dan seperti biasa, Ray selalu kena "Siksaan" dari Ify, gara-gara kalo ngomong jujur amat (?) Via melirik Alvin sebentar. Cowok itu lagi mainin BBnya. Via jadi keinget mimpinya.
'Apa bener itu Alvin?'
* * *
Via berlari nyusul Alvin. Dia betul-betul penasaran, dan pengen denger dari Alvin sendiri.
"Vin!! Alviin!!" panggil Via. Alvin berhenti. Menatap Via datar. Nggak ngomong apa-apa. Via jadi bingung gimana mulainya.
"Mmmm, gini Vin.." Via melirik tangan Alvin yang masih make gelang biru itu. Alvin tau, Via lagi ngeliat gelangnmya. Tapi dia diem aja. berusaha tenang, supaya Via gak curiga. Alvin menunggu kelanjutan omongan Via.
"Sebenernya, lo itu.........." Belum sempet Via ngelanjutin omongannya, dia udah ditarik Nova.
"Via! temenin aku ke perpus dong!! Buku yang aku pinjem belum aku balikin nih, Yukyukyuk," tanpa nunggu jawaban Via, Nova udah nyeret (?) Via ke perpus.
Alvin hanya menatap Via kosong. kemudian berjalan ke luar gerbang. Pulang.
* * *
Ify ngebuka pintu tempet Rio dirawat. Kemudian masuk kedalam ruangan itu. Cuma ada Rio aja.
"Nih, Rese, catatan kimia" Ucap Ify sambil ngelempar buku catatan ke atas tempat tidur Rio.
"Aww. hei! Kena tangan gue." Ucap Rio sewot.
"Bodo" jawab Ify cuek sambil duduk disofa setelah ngambil Apel yang ada di meja. Kemudian makan dengan santai. Enak juga nih, bisa makan buah-buahan, hehehe.
"Datang-datang main makan aja" ucap Rio. Ify manyun.
"Anggap aja, sebagai pengganti energi gue yang udah abis, gara-gara nyatet rumus-rumus kimia itu buat lo!" Jawab Ify. habis itu mereka gak ngomong apa-apa lagi. Diem-dieman. Tiba-tiba HP Ify berbunyi. Ify ngebuka laci tasnya, dan kemudian ngambil HPnya.'
"Alvin?" Ify menekan tombol hijau (kayak mamamia aje :p) "Halo Vin?" sapa Ify. Rio mengerutkan kening. Alvin?
"Iya, ini gue Fy, lo lagfi dirumah sakit ga?" tanya Alvin.
"Iya, napa emangnya?" tanya Ify balik.
"mm, lo bisa kesini bentar?" tanya Alvin lagi (nanya-nanya mulu, yang ngejawab siapa??-_-)
"kemana?" tanya Ify ga mudeng.
"Ke cafe Airin (ngarang) tau nggak? kalo nggak tau, gue jemput" jawab Alvin. Ify melirik Rio sebentar.
"mmm, gue tau kok, ok. gue kesana sekarang" Ify kemudian mengakhiri pembicaraan mereka.
"Itu alvin?" tanya Rio. Ify mengangguk.
"Kenapa?" tanya Rio lagi. Kali ini Ify menggeleng.
"Nggak tau, gue disuruh nemuin dia di cafe sekarang" jawab Ify sambil menyelempangkan tasnya.
"Gue pergi dulu. dah.." Ucap Ify sambil melambaikan tangan. "eh, bentar, satu lagi yah.. hehehe" Ify ngambil Apel lagi.
"dasar!" Ify angsung ngibrit keluar ruangan. Ninggalin Rio yang masih penasaran, dengan segudang pertanyaan.
"Kenapa Alvin bisa deket gitu sama Ify? Apa hubungan Ify sama Avin? Kok Tumben Alvin bisa deket sama cewek?" Yah.. Rio cuma bisa nebak-nebak dalam hati. tanpa tau yang sebenernya...
* * *
Alvin duduk di bangku dipinggir cafe, smbvil ngeliat keluar jendela. Inget sama percakapan dia dan Cece Tasya tadi.
"Ce."panggil Alvin sambil duduk disamping cecenya.
"Hmm? Napa Vin?" tanya Cece Tasya smbil menoleh ke Alvin.
"Cece tau gak... kalo.... Via lupa ingatan?" tanya Avin. Cece Tasya kaget.
'Via lupa ingatan? Apa gara-gara kecelakaan itu?' Batin Cece Tasya.
"ce?" panggil Alvin lagi.
"Eh, oh, Iya Vin? Emang tau dari mana kalo Via lupa ingatan?" tanya Cece Tasya. Alvin kemudian nyeritain kejadian kemarin, juga ngasih tau kalo Via dan dia sekarang sekelas. Cece Tasya kaget banget.
'Via sekelas sama Alvin? via udah kembali?'' Cece Tasya jadi bingung sendiri.
"Ce? Cece kenapa sih? Kok kayaknya kaget banget? Cece tau sesuatu?" tanya Alvin, heran sama sikap Cece nya yang aneh itu. Cece Tasya mengigit bibir.
"Vin... sebenernya...." Cece Tasya nyeritain kejadian sebenernya. "Maafin Cece vin, Waktu itu kamu lagi sakit, Cece gak mau bilang ke kemau waktu itu, karna kamu lagi sakit.." Cece Tasya tampak menyesal.
Alvin menunduk. Sekarang, dia betul-betul bingung.
'Pasti waktu itu Via mau pergi baut main... seandainya kita nggak janjian main waktu itu.. semauanya gak akan kayak gini. Via dan gue nggak akan berpisah, Via nggak akan lupa ingatan... dan Mama Via tetep hidup.' pikir Alvin.
* * *
Ify celingukan nyari Alvin.Gak sulit nemuin cowok itu,karna Cafe ini gak terlalu gede.
"Vin!" panggil Ify sambil nyamperin Alvin. Alvin mendongak.
"Gimana keadaan Rio?" tanya Alvin langsung.
"Jiahhh, gue kesini buat ngebahes dia nih? dia baik-baik aja tuh." jawab Ify.
"bukan. Bukan soal Rio, gue cuma nanya aja." Ucap Alvin.
"Ohhh, kirain... kalo gitu,mau ngomong apa dong?" tanya Ify. Alvin menunduk.
"Soal Via." jawab Alvin pendek. Ify menarik kursinya kedepan.
"via? lo mutusinnya gimana? kalo putusan lo ngingetin Via, pasti gue bantu!" Ucap Ify semangat. Alvin menggeleng.
"Gue udah mutusin. Gak bakal ngasih tau Via masa lalu-nya..........."
* * ***
-author: Chiia^^
-facebook: Chiiaa Rify Haling
No comments:
Post a Comment