Tuesday, June 14, 2011

Cinta Si Nyolot Dan Mr. Perfect Part11: Masa Lalu AlVia (repost)

FLASHBACK<<<
8 Years Ago

Dua orang anak kecil berumur sekitar 7 tahun, bermain-main di taman kompleks. Mereka berdua kelihatan akrab.

"udahan ah, capek!" Ucap Yang cewek sambil duduk direrumputan.

"Hehehe, Iya" Si Cowok juga duduk disamping si cewek.

"eh Via" panggil si cowok ke cewek yang ternyata bernama Via.

'kenapa Vin?" jawab Via. Alvin melepaskan gelangnya. Kemudian memakaikan gelang itu ditangan kiri Via.

"buat kamu" Ucap Alvin.

"makasih Vin! ttapi ini kan gelang kesayangan kamu?" ucap Via senang.

"Gak apa-apa kok Vi, anggap ja sebagai tanda persahabatn kita" jawab Alvin sambi tersenyum.

"ya udah, kalo gitu, kita tukeran aja, kamu pake gelang aku" Ucap Via sambil melepaskan gelangnya. Kemudian menyerahkan gelang biru itu ke Alvin

"Sip, pasti aku pake tiap hari kok" janji Alvin.

"ok. Janji yah, bakal make terus!" Mereka berdua menautkan jari kelingking mereka.

* * *

Hari ini, Sivia dan Alvin kembali bermain ditempat yang sama. Hampir setiap hari mereka bermain bersama. Bahkan mereka berdua gak terpisahkan. Di sisi ain taman, seorang anak perempuan terus memperhatikan mereka dari tadi. Berharap bisa bermain bersama dua orang yang terihat sangat akrab itu.

"hei, kamu main sama-sama kita nggak?" ajak Via. Anak cewek itu mendongak.

"emang boleh?" tanyanya gak percaya.

"tentu aja boleh" Jawab Alvin sambil tersenyum.

Mereka bertiga kemudian bermain bersama, hingga menjelang sore, ibu dari anak cewek itu menjemputnya.

"makasih yah!!" Ucap anak cewek itu sambil melambai. Alvin dan Via membalas lambaian itu.

"Via udah mau pulang belom?" tanya Alvin. Sivia menggeleng.

"Aku masih mau main Vin, temenin yah, soalnya Besok belum tentu Via bisa main lama-lama. Yah Alvin yaa" Rayu Via. Alvin mengangguk.

"yuk main lagi!"

Nggak terasa, udh maghrib. Mereka berdua duduk diatas rerumputan.

"Besok kita main lagi kan Vin?" tanya Via. Avin mengangguk. Sivia tersenyum senang.

"Aku tunggu yah, Pokoknya besok kita harus main lagi!" Ucap Via semangat. Alvin mengangguk sambil tersenyum.

"dasar kamu, kerjaannya main aja terus" Ucap Alvin sambil menoyor kepala Via.

"hehehehe"

* * *

Alvin duduk di bangku taman. Nungguin Sivia. Udah hampir sejam dia nunggu Sivia. Padahala Biasanya, Sivia udah duluan.

"Kok Via teat sih?'" Desah Alvin. "Udah mau siang juga.." Alvin mulai resah.

Sementara itu, dirumah Via.........

'Maa, Mama.. Via main sama Alvin dulu yahhh" pamit Sivia. sambil buru-buru memakai sandal.

"Siviaaa, Tunggu bentar sayang." Panggil mamanya. Pengen ngasih Bekal buat Via sama Alvin. Biasanya kan main sampai lupa waktu. Tapi Sivia gak denger, dia buru-buru nyebrangin jalan, tanpa ngeiat kanan-kiri. Mama nya yang didepan gerbang langsung teriak.

"Sivia awas!!" Teriak mamanya, kemudian mendorong Via ke sisi jalan, Kepala Via terantuk batu kemudian gak sadarkan diri. Mama Via sendiri, ditabrak Mobil itu.............

* * *

Hujan rintik-rintik mulai membasahi bumi. Alvin yang lagi duduk di bangku taman juga udah mulai basah.

Alvin menatap langit. Kemudian menghela napas. Udah hampir maghrib, tapi Via belum muncul juga. Avin berdiri.
'Mending gue pulang aja, Via gak mungkin datang lagi' batin Alvin. Kemudian berjalan ke rumahnya.

"Alvin? Kok kamu basah begitu sayang??" tanya Oma khawatir ngeliat Alvin yang udah basah kuyup.

"Via, Oma.." Ucap Alvin lemah.

"via kenapa?" tanya Oma khawatir.

"via nggak dateng Oma.." jawab Alvin lirih.

" Ya sudah, sekarang kamu mandi terus tuker pakian kamu, habis itu makan malam. Besok,kamu pergi ke rumah Via. Tengokin dia. Siapa tau dia sakit" saran Oma. Alvin meengangguk.

"Alvin mandi dulu Oma.."

* * *

Avin bangun pagi-pagi. Langsung mandi, terus sarapan.

"Makannya jangan cepet-cepet, natr keselek" Oma mengingatkan. Alvin mengangguk.

"Mau ke rumah Via ya??" tanya Cece Tasya. Alvin mengangguk lagi. Dia menghabiskan sarapannya dengan cepat.

"oma, cece, Alvin pergi dulu yah!" Pamit Alvin sambil berari keluar.

"Hati-hati Vin!" jawab Oma.

Sampai dirumah Via....

Rumah itu kelihatan sepi. Alvin memencet bel yang ada ddepan gerbang rumah itu. Berkali-kali, tapi gak ada jawaban. Karena terlalu capek, Alvin duduk didepan gerbang rumah itu. Nungguin Via.

15 menit.....
30 menit........
1 jam...........

Nggak ada tanda-tanda ada orang dirumah Via, ataupun pengen ke rumah Via. Hujan turun lagi. Alvin mendongak menatap langit. Kenapa tiap kali dia ngunggu Via, Via nggak datang? Dan kenapa hujan sering banget turun?? Alvin berdiri.

"Hmmm, Via kemana sih??" Ucap Alvin kecewa.

"Adek ngapain basah-basahan disitu?" tanya seorang ibu-ibu.

"Gini bu, yang tinggal dirumah ini... pada kemana ya?" Tanya Alvin,

"wah, nggak tau tuh. Dari tadi sepi aja terus." Jawab Ibu-ibu itu. Alvin tertunduk. Kecewa.

* * *

Sementara itu, dirumah sakit.......

"Bagaimana keadaan anak dan istri saya dok?" tanya Papa Via cemas. Dokter menghela napas.

"Anak anda mengalami pendarahan yang serius di otak. Sedangkan Istri anda.... maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi takdir berkta lain" Jawab Dokter lemah.

"Apa Maksud anda dok??" tanya Papa Via sambil mengguncangkan tubuh dokter.

"Istri anda.. tidak dapat kami selamatkan..." Jawab Dokter lirih. Papa via jatuh lemas. Menutup wajahnya dengan tangan. Kemudian menangis tanpa suara disitu.

"Anak anda... juga dalam keadaan koma" Lanjut dokter. Papa Via hanya bisa terdiam. Bingung, frustasi, sedih, cemas. Bercampur jadi satu.

* * *

Alvin masuk ke rumah dengan wajah pucat.

"Alvin??" Cece tasya tampak khawatir "kok basah kuyup gitu??"

"Cece......" Tiba-tiba Alvin jatuh pingsan.

"Alviiiiin" teriak cece tasya. kemudian menahan Alvin. Badan Alvin panas banget. Gara-gara hujan-hujanan makanya panas begini.

"Alvin kenapa?" tanya Oma khawatir.

"Alvin pingsan oma. Badannya panas banget"

* * *

Esok paginya, Alvin masih sakit. Badannya panas,semalaman, dia terus mengigau. Manggil-manggil nama Via. Cece tasya menatap adiknya khawatir.

"oma, gimana nih?" tanya cece Tasya ke Oma. Oma menghela napas sebentar.

"hmmm, mungkin lebih baik amu cek Sivia dirumahnya" saran Oma. Cece Tasya berpikir sebentar. Kemudian mengangguk.

"Ya udah, Aku pergi dulu ya, Oma" pamit cece tasya.

Begitu sampai dirumah Via, cece tasya terkejut. Rumah Sivia kelihatan rame banget. Cece tasya dengan cepat mendekati rumah megah tersebut.

"Ini ada apa bu?" tanya Cece tasya ke seorang ibu-ibu disitu.

"Ini, yang punya rumah meninggal. Bu Silvia" jawab ibu-ibu itu. Cece tasya makin terkejut.

"Kok bisa??" tanya cece tasya.

"Katanya, kemarin itu anaknya hampir ketabrak, terus dia nolongin anaknya. Eh, malah dia yang ketabrak. Kasian... anaknya juga masih koma.." jelas ibu-ibu itu. Cece Taya terdiam. Dia tau, Sivia itu anak satu-satunya keluarga ini. Anak yang dimaksud pasti Sivia...

* * *

Cece Tasya pulang dengan lesu. Kemudian menceritakan semuanya ke Oma. Oma juga gak kalah kaget.

"jadi gimana Oma?" tanya Cece Tasya.

"mungkin, kita tidak usah memberitahukan Alvin dulu."

Udah 3 hari berlalu. ALvin udah sembuh. Dia mulai nanyain soal Sivia lagi.

"Sivia gimana Ce?" tanya Avin ke cece Tasya. Cece TAsya menunduk

"Via udah pindah" jawab Cece Tasya pelan.

"kok bisa?" tanya Alvin. cece tasya gak bisa ngejawab lagi. Semenjak Mama Via meninggal, keluarga Sivia pindah ke singpura. Untuk perawatan Via yang masih koma.

"cece??" tanya Alvin lagi. Cece Tasya mengeleng.

"Cece ga tau vin.."

Semenjak Via pindah, Alvin jadi pendam dan pemurung. Jarang bicara, dan tidak suka bergaul......

END<<<

Sivia menepuk pundak Alvin.

"Vin" sapa Sivia. Alvin mendongak.

"mana Rio?" tanya Sivia.

Alvin menunjuk pintu disampingnya. Via mengedakan pandangan ke sekitar.

"Ify?" Tanya Via lagi.

"lagi donor darah" jawab Alvin. Via mengerutkan kening. Gak ngerti.

"Buat Rio" sambung Alvin.

"oh..." Sivia duduk disamping Alvin. Dia melirik sebentar ke Alvin. Alvin menunduk. Tatapannya kosong. Via juga menunduk. Bingung mau ngapain. Diliatnya tangan Alvin.

"eeh?" Via tampak terkejut. Alvin mendongak.

"kenapa?" tanya Alvin. Sivia meraih pergelangan Tangan Alvin.

"Kayaknya gue kenal gelang ini! Eh, tapi kenapa lo masih make? ini udah kekecilan. " Cerocos Sivia. Alvin kaget. kemudian meneymbunyikan tangannya.

"Ga bisa lepas" jawab Alvin pendek. Via gak ngersepons. Sibuk berpikir.

"betulan deh... kayaknya gue tau... Mmm, Aduhhh. Betulan deh! gue ingat!!" Ucap Via sambil memukul-mukul kepalanya. "Duhhh, kok gak bisa inget yah??" ucap Via. Dia udah keringetan. ALvin menatap Sivia heran.

"duh... kok gak bisa sih.. gue yakin!!" Sivia masih berusaha. Tapi gak ada satupun gambaran diotaknya.

"Uhhh" Sivia mengerang pelan. Kemudian jatuh. Sivia pingsan. Alvin terbelalak.

"Sivia!" dia mengguncang-guncangkan tubuh Via.

* * *

Alvin udah nggak duduk didepan ruangan Rio lagi. Sekarag dia nungguin Via. Via lagi diperiksa sama dokter. Untung Via pingsan dirumah sakit. Alvin menghela napas.

"Kenapa lo nggak inget?' batin Alvin.

'Kenapa sesusah itu lo nginget hal yang gak pernah bisa gue lupain selama 8 tahun ni??' batin Alvin sambil memandang gelang dtangannya.

"Adik temannya Sivia ya?" tanya sesorang. Alvin mendongak.

"Iya, tante siapa yah?" tanya Alvin sopan.

"saya mamanya Sivia. Bagaimana keadaan Sivia?" tanya tante itu lagi. Alvin menaikan alis. Tante ini mamanya Sivia? Gak mungkin. Dia masih inget wajah Mama Sivia. Dan dia yakin banget, ini bukan mamanya Via!

"Dek.." panggil tante itu lagi. Belum sempat Alvin ngejawab, Dokter keluar dari ruangannya. "bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Ibu itu khawatir.

"Apa anak ibu pernah amnesia?" tanya Dokter. Alvin mendongak.Amnesia????

"Iya dok" jawab Mama Sivia. Alvin terperangah. Jadi.... Sivia..... AMNESIA???

Badan Alvin lemas seketika. Dia baru tau, ternyata... Via gak inget dia... gara-gara dia amnesia.

"Kemungkinan, tadi anak ibu menemukan sesuatu yang sangat erat dengan masa lalunya. tapi, dia terlalu berusaha untuk mengetahui apa masa lalunya, dia terlalu memaksakan otaknya. Makanya dia pingsan. Tapi tenang saja bu, dia tidak apa-apa" Jelas dokter. Mama Sivia tampak lega.

"Setelah sadar, mungkin ingatan dia akan ada yang kembali. Tapi hanya sedikit. Butuh waktu lama untuk mengembalikan ingatannya." Jelas dokter lagi. mama Sivia mengangguk. Alvin terdiam sambil memandang gelangnya. 'Apa mungkin karna gelang ini??' batin Alvin.

* * *

beberapa jam kemudian...

Ify Menyusul Alvin. Diliatnya cowok itu lagi ngelamun. Entah apa yang dia lamunin.

"Vin gimana keadaan Via?" tanya Ify begitu sampai dsamping Alvin. Alvin hanya diem. Gak sanggup jawab. Dan gak tau, gimana caranya ngejelasin ke Ify.

"Vin!" Ify memanggil Alvin lagi. Alvin menatap Ify sebentar.

"Duduk disini deh. Biar gue ceritain semuanya" Ucap Alvin sambil menepuk bangku disebelahnya.

"ok. Lets" ucap Ify gak sabaran begiu dia duduk disamping Alvin. Alvin mulai berceritra. Mulai dari persahabatan da Dan Via waktu kecil. Nggak detil sih, yang penting-penting doang. Kayak "barter" gelang mereka. Dan menghilangnya Via.Kemudian pas Via ngeliat gelang Alvn tadi, dan sampai Alvin tau kalo Via Amnesia.

"Apa???" Ify tampak terkejut. "what a surprie day!" Ucap Ify lemah. Emang, hari ini, terlalu banyak kejadian yang terjadi. Bikin Ify capek. "trus... apa yang mau lo lakuin?" tanya Ify. Alvin menghela napas.

"Gue mau dia inget gue lagi. Inget "kita" Tapi.........." Alvin gak meneruskan kalimatnya.

"Tapi kenapa?" tanya Ify heran.

"Gue gak mau ngebebanin pikiran dia" jawab Alvin.

"Tapi Vin.. apa lo nggak merasa bersalah? itu sama aja lo boongin dia. Itu masa lalu dia Vin. Dia berhak tau! " Ify gak setuju. Alvin mengangkat bahu.

"Belum tentu dia mau nginget masa lalu dia Fy.." jawab ALvin lemah.

"trus?" Ify gak puas.

"Biar waktu yang mlihin ingatan dia."Jawab Alvin pendek. Ify melengos. Alvin bener. Baru nginget segini aja, Via udah pingsan. Gimana ginget semua masa lalu-nya?

* * *

Semalem Ify pulang dianter Alvin. Pas Ify pulang, Rio belum sadar. sedangkan Via, udah pulang buat istirahat. Siang ini, Ify ke rumah sakit lagi. Bareng Ray Cakka, Alvin dan Agni. Sivia belum masuk sekolah.

"Rio, gimana kedaan kamu sayang?" tanya Mama Manda lembut. Rio memegang kepalanya yang diperban.

"Si Nyolot gimana Ma?" tanya Rio balik. Mama Manda mengangkat Alis. Gak ngerti.

"Eh, maksudnya Ify" Ralat Rio. Mama Manda tersenyum.

"Oh, temen kamu yang cantik itu yah? yang kamu selamatin tu yah?" tanya Mama Manda sambil tersenyum menggoda.

"Kok Mama Senyum-senyum kayak gitu sih?" tanya Rio curiga.

"Nggak apa-apa kok Sayang... Oh iya, kamu tau nggak, kemarin itu kamu pendarahan hebat. Dan yang donorin darah buat kamu, yah.. temen kamu Ify" Jelas Mama Manda. Rio mengangkat Alis gak percaya.

"Ify ngedonorin darah buat aku?" tanya Rio gak percaya. Mama Manda mengangguk.

"iya... baik banget kan" jawab Mama Manda. Rio terdiam sebentar.

"Yah... Gagal dong" ucap Rio pelan. Mama Manda menatap anakna.

"Apanya yang gagal?" tanya mama Manda.

"berarti hutang budi dia udah lunas dong..." jawab Rio tampak kecewa.

"kamu ini! Memangnya kamu mau ngapain dia nanti?" tanya mama manda lagi.

"yah... kan bisa ngerjain dia Ma... Bisa nyuruh-nyuruh dia. Kan hutang budi" jawab Rio sambil terenyum nakal.

"Kamu ini!" Mama Manda geleng-geleng. Anaknya ini... lagi sakit juga. Pikirannya kayak gitu......

* * ***

-author: Chiia^^
-facebook: Chiiaa Rify Haling

No comments:

Post a Comment