"Apaan sih??" tanya Ify lagi. Sumpah! pensaran...
"Nggak apa-apa kok Fy.." jawab Ray. Tapi Ify tetep aja gak percaya.
"Fy, gue pulang duluan ya.." pamit Oik.
"Gue juga!!" sambung Oliv.
"Gue juga ahhh..." Agni dan Nova ikut-ikutan.
"Yah? Kok pada pulang? Gue juga!" ucap Cakka sambil menarik Ray.
"Eh? kok pada Pulang??" tanya Ify
"Duh, Fy, lo pulangnya bareng Rio ja ya... Dahhhh!!" Sivia juga ikut-ikutan ngacir. Ify merengut. Sumpah jengkel banget. Masa ditinggalin sama si Rese ini?? Ihhh.
"Lo mau pulang kaga?" tanya Rio ketus.
"Ya iyalah, emang gue mau ngejagain skolah?!" jawab Ify gak kalah ketus.
"Gue pikir lo nggak bakalan sampe rumah kemaren... taunya... gimana caranya lo sampe rumah?" tanya Rio sambil berjalan.
"Gue terbang" jawab Ify asal. Rio menatap Ify.
"ternyata bener dugaan gue..." ucap Rio. sekarang, gantian Ify yang ngeliatin Rio.
"Maksud lo?" tanya Ify ga ngerti.
"Ya, betul dugaan gue, kalolo nenek sihir. Lo pasti terbang make sapu ijuk ya?" tebak Rio. Ify melotot.
"Sinting!" ucap Ify kesal. Rio tersenyum. Ify kalo marah lucu banget sih....
"Lo dijemput nggak?" tanya Rio lagi.
"Iya! dan gue sangat-sangat tidak sudi kao harus pulang sama lo... Ihhhh" Jawab Ify.
"Siapa juga yang mau pulang sama lo.." jawab Rio.
"nah.. ntu, jemputan gue udah ada.." ucap Ify sambil menunjuk mobilnya.
"Udah sana lo!" usir Rio.
"Yeee ini juga udah mau pergi! dasar Rese lo!" ucap Ify sambil meletkan lidahnya. Ify berlari-lari kecil kemobilnya. Begitu masuk....
"Itu siapa kak?" tanya OZy yang ternyata udah didaam mobil. Tumben dia pulang bareng Ify... biasanya, Ozy pulang bareng Deva... nebeng..
"temen sekelas" jawab Ify. Biar Ozy gak curiga. Soalnya, dari kemarin kayaknya Si Ozy curigaan melulu. Masih mending OZy mikir Kak Iel yang cowoknya... Kalo Ozy mikirnya Si Rio Rese itu?? Idihhh amit-amit deh. OZy menatap kakaknya. Gak percaya. Dia kemudian melengok keluar sebentar, ngeliat cowok yang bareng kakaknya itu. Cowok yang kemarin Ozy gak begitu ngeliat jelas sih.... Yang dia inget, cowok itu make helm Hitam.. Dan... cowok yang bersama kakaknya hari ini juga megang helm hitam! Ozy menatap kakaknya lagi.
"Itu beneran bukan pacar kakak?" tanya OZy lagi.
"aduhhh OZyyyylo bawel banget sih.. udah dibiang bukan!" Ify jadi kesel sendiri. Udah dibiang kan.... amit-amit banget deh.. pacaran sama si Rese satu ntu..
Ozy tambah gak percaya, bukannya kenap-kenapa, tapi aneh aja kan? kemarin nganterin kakaknya, hari ini nganterin kakaknya ke gerbang. Trus, kemarin bilangnya kakak kelas, hari ini bilangnya teman sekelas. Ozy bingung mode on.
* * *
Ify berjalan menuju kekelas. Ga tau kenapa, dari tadi, pas dia jalan, banyak yang ngeliat dia sambil bisik-bisik gitu.Y... Ify jelas risih lah... apalagi pas lewat kelas 10-4. 3 cewek yang kemarin nyegat Rio ngeliat dia dengan tatapan sinis. Sangat sinis.
"Yang kayak begini nih?? Idihhh" ucap salah satu dari mereka. Ga tau ngomong ke siapa. Dan apa maksudnya.
"Parah banget.. ckckck" sambung salah satu dari mereka. Sebenernya, Ify risih juga... Ify ga ngerti maksud mereka apa... tapi, kalo mereka penggemar Rio... berarti ada hubungannya dong sama Rio? Jangan-jangan.... Ify mempercepat langkahnya.Dia nggak langsung duduk ditempatnya, tapi ketempat Ray.Kebetulan Cakka beum datang. Jadi Ify duduk ditempat Cakka.
"Ray... gue mau nanya! awas lo kalo boong!" ancam Ify. Ray berbalik.
"Taelah, lo Fy, dateng-dateng main ngancem aja... nape buuu??"tanya Ray balik.
"Sekarang gue mau nanya, sebenernya apa yang terjadi kmarin?" tanya Ify tegas. Ray nggak ngejaweb
"RAy... Woyyy gue nanya woyyy" Ucap Ify lagi.
"Ahh, nggak mau ah. Ntar gue dimarahin lagi sama Rio!" tolak Ray.
"Duh ya? Lo takut sama Rio? sini gue yang hadepin!" bujuk Ify lagi. Ray tetap menggelng.
"Lo lebih takut sama Rio ato sama Gue" tanya Ify lagi. Ray ciut juga.
"dua-duanya nyeremin!" jawab Ray.
"Ya udah.... kasih tau.." bujuk Ify agi. Ray tetep nggak mau ngasih tau.
"gue beliin lo permen dehh.." tawar Ify
"Yeee emang gue anak SD? Lo tawar make permen. ogah ah, ogah" tolak Ray lagi.
"Uhhh lo mah ribet amat Ray!" Ify berjalan kembali ke tempat duduknya.
"kalo mau nanya, noh sama Via!" ucap Ray sambil menunuk Via yang baru masuk kelas.
"kenapa nih nunjuk-nunjuk gue?" tanya Via begitu duduk ditempat duduknya.
"Tuh, si Ify bawel. Lo urusin gih!" jawab ray sambil nunjuk Ify. Sivia berbaik ke Ify.
"kenapa Fy?" tanya Sivia.
"Itu, si Ify bawel mau nanya, apa yang terjadi kemaren. Iya kan Fy?" jawab Ray sambil melirik Ify. Ify manggut-manggut.
"Lha, kenapa bukan lo yang cerita Ray?" tanya Via.
"Duh... langsung aja deh.." Ify gak sabaran.
"masaahnya Fy, gue tuh ga jago cerita! nh, nilai bahasa indinesia gue 7 mulu!" ucap Via.
"Ihhh, cerita itu doang ribet banget dehhh. Ayoo dong!! Ify makin jengkel. Kayaknya temen-temennya sengaja muter-muterin dia nih!
"Ray aja noh. Jago cerita!" usul Via.
"Tau dari mana lo? Ngarang.com" tolak ray.
"Ihhhh. ya udah. Ga mau tau juga!" ucap Ify, dia udah jengkel sama tuh bocah berdua... dari tadi ngomong gak habis-habis.
"Wedeyy Ify marah tuh.." ucap Ray.
"elo sih Ray..." Via nyalahin Ray.
"Kok gue?" Ray ga terima.
"Kan awalnya Ify nanya ke elo.." tuduh Via. Ray mengguncang-guncangkan tubuh Ify.
"Fy, Fy, jangan marah dooong, ntar kamu tambah kurus lagi..." bujuk Ray...mungkin bukannya ngebujuk, malah bikin Ify tambah makan hati kali yaa...
"Kalo mau gue nggak marah, lo berdua cerita. Ato kalo nggak, gue mutilasi lo berdua!" ancam Ify, nggak serius sih, hehehe. Via dan RAy saling berpandangan.
"ok, gue cerita... once upon a time, there life.." Ray mulai ngomong. Ify yang awalnya udah serius langsung nimpuk Ray make buku.
"Serius doong Rayyyy" Ucap Ify jengkel.
"Iya, iya gue serius. Jadi kemarin tuh.. " ray mulai berkisah.
"Bugggh" Bola itu mengenai jidat Ify. Semua yang tadi pada sibuk sama olahraganya, jadi merhatiin Ify. Mereka berlarian ke pinggir lapangan. Yang tadi asik banget main basket, mukanya langsung pucat semua.
"Fy, Ify, Ify bangun Dong..." ucap Via sambil menepuk-nepuk pipi Ify. Tapi Ify gak nyadar-nyadar.
"Aduh... gimana nih" Nova histeris. GAk histeris sih, cuma suaranya kan melengking gitu.
"Udah, kita bawa aja ke UKS" usul Oik. Sivia mengangguk.
"Bantuin gue.." ucapnya.
"Biar gue aja yang gendong" ucap Rio. Semua yang ada disitu langsung ngeliatin dia.
"Lo yakin Yo?" tanya Cakka
"Emang lo kuat?" ray gak percaya. Rio mengangguk.
"Lo nggak liat badan dia kurus begini?" jawab Rio enteng. Dia kemudian mengangkat Ify, dan dengan santainya membawa Ify ke UKS. Kbetulan, saat itu, beberapa kelas belum dimulai pelajarannya, makanya, banyak yang ngeliat "Adegan" tersebut. Nggak terkecuali, penggemar-penggemar Rio, yang jealous total sama Ify...
"jadi, yah begitulah..." Ray menutup ceritanya. Ify hanya bisa melongo.
"Hah?? jadi kemarin si rese ngegendong gue ke UKS????" Ify gak percaya.
Mungkin saking gak percaya volume suaranya jadi gede banget. Dan....
"Udah gue tolongin masih aja bilang rese, nggak tau berterima kasih banget" ucap Rio. Ify menutup mulutnya.
'Jiahhh. Seak kapan si rese masuk kelas?' batin Ify
* * *
Hari ini, mereka pelajaran bareng Bu Winda, itu looh, wali kelasnya Ify. Inget gak?
"Selamat siang anak-anak" Sapa Bu Winda begitu masuk kelas.
"Siang Buuuuuuu" jawab mereka serempak.
"Nah kita sudah kenalan minggu lalu bukan??" tanya Bu Winda
"Sudaaaaaaaaaahhhhh" Jawab anak-anak tetep, kompak.
"Nah, hari ni,ibu ingin melakukan pemilihan kerua kelas dan wakil ketua kelas" lanjut Bu Winda "Ada yang ingin mencalonkan diri?" sesaat kelas hening. Gak ada yang mau mencalonkan diri.
"Hmm, atau begini saja, ada yang ingin kalian calonkan?" tanya Bu Winda lagi. Kali ini kelas mulai ribut.
"Rio aja bu!" usul salah satu anak. Ify denger. Tapi cuek-cuek aja. Toh bukan nama dia yang disebut
"Kalo Rio ketua kelasnya, Harus Ify wakilnya!!!" Usul seseorang yang bikin Ify tersentak dan langsung menatap tajam ke sumber suara itu.
"Lha kok gue?" tanya Ify bingung.
"yaa, emang harus elo Fy!!" Jawab Sion asal.
"kenapa harus?" tanya Ify lagi. Sumpah! ga ngerti!
"Ya.. harus aja... semuanya setuju kan??" tanya Sion. Yang langsung ngebuat kelas riuh lagi.
"Iya, iya, stuju,stuju" anak-anak sekelas ribut. Kayaknya hampir sekelaas setuju deh,,, Sivia juga, Cakka juga... Ray apalagi. Teriak-teriak dikuping Ify. Ify berdiri.
"Saya ga setuju bu! Seharusnya kan make poling. Ini asal milih aja!" protes Ify.
"Tapi Ify, ibu rasa, tidak perlu diadakan pemilihan lagi, toh semua setuju" jawab bu Winda.
"Setujuuuuuuuuuuuuu" Ray mimpin koor bareng Sion, emang dasar nih bocah berdua, cocok dapat gelar pelawak dari Ify. Ify melotot ke mereka berdua.
"Ishhh, apaan sih? lo berdua aja noh!" Ify tetep nggak mau.
"Sudah, sudah, Ify, kamu betul-betul tidak mau?" tanya Bu winda. Ify menggelng. "Kalau kamu, Rio?" tanya Bu winda. Ify langsung menaap Rio tajam. Seolah-olah bilang. Awas-kalo-lo-bilang-iya! Rio menatap Ify cuek.
'Jangan bilang iya, jangan bilang iya!' batin Ify.
"Kalau saya sih setuju-setuju aja.." jawab Rio santai. Sekelas riuh, menyoraki Rio dan Ify. Kekanak-kankakan banget!!! Ify melengos. Seharusnya dia udah tau sifat Rio! Dia kan paling seneng kalo Ify menderita (nggak kali Fy, perasaan lo doang..). Seharusnya tadi Ify sok-sok setuju aja, biar tuh orang gak bilang setuju.
"Nah, Ify, kamu sudah tidk punya pilihan lain lagi. Saya rasa semuanya sudah begitu jelas.." ucap Bu Winda. Ify menghela napas. Pasrah. Tamat Riwayatnya! Rio menang lagi!
* * *
Ify lagi ngebut nyalin catetan yang dikasih bu Winda tadi. Tadi dia nggak sempat nyatet. Maklum aja, Ify kan dari tadi sibuk meratapi nasib... Saking fokusnya nyatet, Ify ga nyadar, kalo ruangan kelanya udah kosong melompong. Alias, udah gak ada orangnya lagi. Tiba-tiba, kelasnya kedatangan tamu...
"Tuh, dia masih ada." ucap seseorang. Ify mendongak.
"Itu kan fans-fansnya Rio?' batin Ify, dia melirik tempat Rio.Tapi Rionya udah nggak ada. Trus, mereka nyari siapa dong?
"Hei! Lo!" teriak salah satu cewek itu tepat di muka Ify. Ify terlonjak saking kagetnya.
"kenapa nih?" tanya Ify.
"Ikut kita sekarang!" ucap cewek itu.
"Ngapain gue ngikut kalian? Kalo mau ngomong, disini aja!" tolak Ify sambil tetep duduk. Tiga cewek itu melihat ke sekeliling kelas.
"ok. disini aja. mumpung ksong" ucap salah satu dari mereka.
"Nah, sekarangkalian mau ngomong apaan? Cepetan deh! Gue mau pulang!" ucap Ify ketus.
"Ok. kita emang maunya langsung kok! enek juga deket lo lama-lama!" jawab mereka.
"Gini, gue mau nanya sama lo, sebenrnya apa hubungan lo sama Rio?" tanya salah satu diantara mereka. Kayaknya dia yang paling bawel dari tadi. Ify mendengus, seharusnya dia udah tau, kalo bukan gara-gara si Rese itu, ngapain cewek-cewek ini berurusan sama dia?
"Heh! Jawab!" bentak cewek itu lagi.
"Menurut lo?" tanya Ify balik. Pertanyaan yang bikin tiga cewek itu geram.
"Elo......" belum sempat cewek itu melanjutkan kalimatnya, seseorang masuk kekelas.
Alvin! Si Limbad itu! Alvin menatap kami sesaat. Kayaknya dia kaget. tapi habis itu, dia langsung memasang wajah datar-datar aja. Kayak biasanya. Ify pengen manggil Alvin. Pengen minta bantuan Alvin buat nyelamatin dia dari fans-fans gila Rio ini. Alvin menatap Ify. Ify balas menatap Alvin. seolah-olah bilang. Bantuin-gue-woy! Alvin mengerutkan kening. Kayaknya dia nggak ngerti maksud Ify. tampang Ify langsung berubah memelas. Dia udah nggak tahan, berada ditengah-tengah 3 cewek sinting ini. Alvin berjalan lagi. Ify udah lemes. pasrah aja dia.udah nggak bakalan ada yang nolong dia lagi.
"Fy, ayo pulang!" Ify mendongak. Alvin! Si limbad ngomong! Si Limbad nolongin Gue!! Yess! Ify bangun dari tempat duduknya.
"hei, urusan kita belum selesai!" tahan salah satu dari mereka.
"Rio nyuruh gue jemput lo! Ayo!" ucap Alvin sambil menarik Ify. Gak peduli sama 3 cewek itu.
"Hahhhhhhhh! Thanks ya Lim.. eh Alvin" ucap Ify sambil tersenyum.
"hmm" hanya itu jawaban Alvin. pendek banget.
"eh, tapi kenapa lo make bawa-bawa nama Rio segala sih?" tanya Ify. menurut Ify, sangat, sangat, berbahaya nyebut nama si cowok rese itu, didepan 3 fans gilanya.
"Ga tau." jawab Alvin enteng. Ify langsung manyun. Baru inget dia soal sifat Alvin. Bakalan susah kalo mau ngajak dia ngobrol.
Mereka berdua jalan sambil diem-dieman. Baru lah Ify inet sesuatu. Ada hal yang harus ditanyain ke Alvin.
"vin. Gue boleh nanya sesuatu?" tanya Ify. Alvin mengangguk.
"Kenapa, lo suka banget ngeliat Sivia?" tanya Ify. Alvin menatap Ify. wajahnya menegang.
* * *
Oik lagi duduk-duduk ditaman kompleksnya. Dia nggak langsung pulang. Entah kenapa, dia pengen banget duduk disini siang ini. Oik masih ingat. Dulu, dia sering duduk disini, merhatiin anak-anak yang lain main...
Oik ingat, dulu dia nggak begitu mudah bergaul. Dia nggak punya banyak teman saat masih kecil. Dulu, Oik sering memeratikan dua orang anak, yang satu cewek, yang satu cowok. Mereka kelihatan akrab banget. Mereka selalu bareng. Hingga suatu saat, Anak cewek itu ngajak Oik buat main bareng mereka. Oik tentu aja seneng. Itu adalah hari pertama, dia main-main bareng temen-temen sekompelksnya. Saat itu, mereka berjanji, besok akan bermain lagi. Tapi, sejak saat itulah, Oik gak pernah ngeliat anak cewek itu lagi. Anak cowok itu tetep ada, tapi dia berubah, jadi cowok yang pemurung. Anak cewek itu udah nggak terlalu diinget sama Oik. Tapi dia mash inget anak cowok itu. Anak cowok itu sekelas sama dia sekarang, Oik selalu nginget anak cowok itu, karna, cowok itulah cinta pertamanya.....................
*****
-author: Chiia^^
-facebook: Chiiaa Rify Haling
No comments:
Post a Comment