Ify menatap si pengendara motor itu
dengan tatapan sinis.
"Urusan lo? Yang nyolot gue.. yang risih
lo!" nyolot Ify kambuh (ketauan siapa si
pengendara motor :p).
Rio menatap Ify tajam.
"lo yakin lo bisa nyampe rumah?" tanya
Rio. Pertanyaan yang sama sekali gak
dmengerti oleh Ify.
"Ya iyalah, lo pikir gue bayi?" ify nyolot
mode on.
"rumah lo dimana?" sekali lagi,
pertanyaan Rio ga nyambung sama
jawaban Ify
"kompleks permai" jawab Ify polos.
"Lo tau gimana caranya sampe kerumah
lo?" Ok. pertanyaan Rio yang satu ini
betul-betu bikin Ify jengkel.
"Ya naik angkot lah! anak TK juga
tau!!! Ihhhh. Gue pikir lo pinter,
taunya..." jawab Ify sambil julingin
mata.
"Nomor angkot berapa dari sini biar
nyampe rumah lo?" (Rio kebanyakan
nanya, natr Ify dapet 2M dah..) Ify
tertegun denger kata-kata Rio tadi.
Dia baru nyadar. DIA GA TAU
GIMANA CARA DIA PULANG.
Naik angkot nomor
berapa, atau tururnnya harus dimana,
Ify ga tau. Ify baru nyadar, dia
udah 3 tahun lebih gak pernah naik
yang namanya angkot. Ya iyalah...
orang dia diantar jemput mulu.
"lo nggak tau kan?" tanya Rio. Ify
mengangguk pelan.
'Bego amat gue, naik angkot kerumah
gue sendiri ga tau!' batin Ify.
"Tadinya gue mau ngebantuin lo. Tapi
berhubung sikap o ke gue kaya gitu
tadi...
gue rasa ga ada gunanya nolong orang
kaya lo.." ucapan Rio terdengar
begitu pedas. Rio memakai Helmnya
lagi dan Menstarter motornya lagi.
"Rio, aduh, tolongin gue kek.
Rioooooooooo" panggil Ify. Tapi percuma.
Rio
udah jauh. Ify mengumpat dalam hati.
Sumpah dia keki banget sama si Rio
rese itu. Bayangin deh, dia ninggalin
Ify, buat kedua kalinya! catet!
DUA KALI. Kemarin dan hari ini. Ify
meratapi nasibnya yang sungguh
malang itu.
Sementara itu, Rio sendiri merasa gak
enak ninggalin Ify. Dalam hati kecilnya,
dia pengen banget nganterin Ify, ato
seenggaknya, bantuin tuh cewek. Tapi
ga tau kenapa, dia nggak bisa
ngelakuin itu. Dan entah kenapa juga,
dia begitu suka ekspresi cewek
itu kalo lagi marah. Ekspresi Ify,
menurut Rio sangat lucu. Rio nggak
pernah ditatap sama cewek secara sinis.
Baru kali ini. dan itu langsung
menarik perhatian Rio.
Ify terpaku menatap jalanan. Motor
Rio gak keliatan lagi. Rio betul-btul
Ninggalin dia! Tiba-tiba pundaknya
ditepuk seseorang. Ify berbalik. kak
Gabriel! Kak Gabriel tersenyum ke
Ify.
"Belom pulang?" tanya kak Gabriel
ramah. Ify menggeleng.
"Belom,.,,, ga tau jalan pulang..." jawab
Ify lemah. Gabriel menaikan alis.
"kok bisa?" tanya gabriel lagi.
"Aku kan biasanya dijemput, tapi tadi
sopir aku ngasih tau aku, kalau mobil
lagi mogok. Aku disuruh naik angkot.
Masalahnya, aku lupa naik angkot
Kerumah aku tuh gimana..." jawab Ify.
Kak gabriel ketawa sambil
geleng-geleng.
"kamu ada-ada aja deh Fy. Kok bisa?
Ya udah, mau aku anterin nggak?"
tawar Gabriel. Ify melongo. What? Kak
gabriel mau
nganterin dia? kayaknya ga perlu mikir
dua kai deh, Ify mauuu banget!!
Gak nyangka banget deh...
"Fy? Mau nggak?" tanya Kak Gabriel
lagi. Ify mengangguk.
"Ya udah, aku ambil motor aku duu"
ucap Kak Ielsambil berjalan masuk ke
sekolah lagi. Ify termenung. Sadar ato
nggak.Setiap kali Rio ninggalin
dia, Kak Gabriel yang selalu bantuin dia,
ada buat dia. Ify menelan
ludah. kak Gabriel sama Rio... perbedaan
yang jauh banget buat Ify. Kak
Gabriel adalah seorang "hero" buat Ify.
Tapi Rio? "musibah" buat Ify.
Orang yang bisa bikin Ify meledak-
ledak.
Ify kemudian tersenyum. Nggak apa-
apa lah buat Ify. Toh, karna Rio, dia
kenal Kak Iel. Dan sekarang? Dia
bakalan dianter Kak Gabriel pulang.
Ify senengnya bukan kepalang. Coba
kalo tadi Rio yangnganterin gue
pulang? pasti gue makan ati. Kalo Dia
ngasih tau gue gimana cara
pulang, pasti gue masih bingung-bingung
dulu... Untung, Rio ninggalin
dia. jadinya, dia bisa pulang sama Kak
iel.
* * *
"mampir dulu kak?" tawar Ify ke Kak
Gabriel, begitu Ify turun dari motor.
"Ng, Nggak usah deh Fy, gue langsung
aja" tolak Iel.
"Ohhh. Ya udah makasih ya kak!" ucap
Ify sambil tersenyum manis. Gabriel
mengngguk.
"see You tomorrow!" ucap Kak iel sambil
melambai kemudian berlalu.
Begitu Kak gabriel gak keliatan lagi.Ify
jingkrak-jingkrak. Kaya orang gila.
Pas mau masuk ke rumah, dia ngeliat
adiknya, Ozy, lagi ngeliatin dia
dengan tatapan tajam. Ify menaikan
alis.
"napa lo Zy?Muke lo kayak mau nen
orang.." ucap Ify heran ngeiat adiknya.
"Dianter sama siapa tuh?" tanya Ozy
penuh selidik.
"Kakak kelas....." jawab Ify sambil
tersenyum.
"Trus? kok lo jingkrak-jingkrak
gitu?"tanya Ozy lagi.
"Anak kecil ga boleh tau!" jawab Ify
sambil menoyor kepala adiknya,
kemudian masuk ke rumah. OZy
bercakak pinggang.
"jangan-jangan..... itu pacar Kak Ify??"
ucap Ozy. OZy mengepalkan
tangannya.
"Awas aja kalo ngerebut Kak Ify dari
aku!" ucap Ozy gak jelas, sambil masuk
ke rumah.
* * *
"Ozy, kok makananya dipelototin aja?"
tanya Mama Izy (ify-Ozy). Sambi
l menatap
anaknya yang sama sekali nggak
menyentuh piring dimakanannya.
Malahan
ngelamun aja. OZy nggak menyahut.
Diem aja.
"Ozy!" panggil Ify sambil mendorong
lengan adiknya.
"Heh? Hoh? em? Napa lo?" tanya Ozy.
Ify dan mama mereka cuma geleng-
geleng.
"Kamu ini Zy, mikirin apa sih?? Di meja
makan kok ngelamun?" tanya
mamanya.
"Lo lagi nyari bahan lawakan baru ya
Zy? Tumben mati ide!" ledek Ify. Ozy
manyun.
"Tau ah.." jawab Ozy. Dia kemudian
berdiri.
"lha? mau kemana kamu Zy?" tanya
ibunya.
"Mau kekamar ma.." jawab Ozy
"Nggak makan?" tanya mamanya
lagi. Ozy hanya menggeleng. Kemudian
melangkah gontai kekemarnya.Mama
Izy berbalik ke Ify.
"Adek kamu kenpa?" tanya mamanya.
Ify menggeleng.
"tau tuh, dari tadi sore mukanya gak
ada bagus-bagusnya." jawab Ify
sambil melanjutkan makannya.
* * *
OZy termenung dikamarnya. Mikirin
kejadian tadi sore. Dia nggak rela.
betul-betul nggak rela kal kakaknya
punya pacar! Kenapa? Dari kecil,
Ozy hanya deket sama Ify. Meskipun
mereka lebih banyak berantem
daripada baikan. Ozy ga begitu dket
sama mamanya. Karna Mamanya
seorang
wanita karier. Semenjak Papa mereka
meninggal beberapa tahun lalu. Mama
bekerja keras untuk menghidupi mereka.
Mamanya biasa hanya ada pada
saat-saat tertentu. Bahkan pernah
mamanya pergi lebih dari sebulan.
utuk kerja.
Ify. Kakaknya, adalah orang yang
paling dekat degan OZy, mereka selalu
berbagi, meskipun keliatannya mereka
hanya selalu
berantem, saling ngejailin. Tapi, bagi
Ozy, Ify adalah saudara yang
selalu ada buat Ozy.
Saat Ozy masih kecil dulu, Ify yang
selalu ngejagain Ify. Ify yang ngebuat
Ozy ngerti, bahwa mama mereka sibuk
untuk mereka berdua. Ify juga yang
selalu ngebantuin Ozy buat ngerjainn
PR, Pokoknya, dari kecil, Ozy gak
pernah lebih dekat sama siapa pun,
kecuali Ify.
Dan sekarang, hal yang palig Ozy
takutkan yaitu, jika Ify punya pacar,
Ify bakalan lebih sibuk sama pacarnya.
Dan lupa
sama Ozy. Jadi gak suka berantem lagi
sama Ozy, jadi gak suka main
bareng Ozy lagi. Hal Yang paling Ozy
takutkan... Dia bakaln kehilangan
kakaknya.... kasih sayang kakak yang
selalu ada buat dia.
* * *
Ify masuk kekamar adiknya. Dia
melihat adiknya yang lagi ngelamun di
balkon.hal yang jarang banget dia liat
adalah, adiknya yang sarap itu
ngelamun.
"Dorrrrrrr" Ify mengaggetkan OZy. Ozy
gak kaget. Dia cuma berbalik dan
ngeliat Ify dengan tatapan kosong.
"napa lo Zy?" tanya Ify. Ga ada
jawaban Ozy tetep diam. Ify geleng-
geleng.
"Ckckck lo Zy, gara-gara gak ada
bahan lawakan lo jadi stres gitu ya?
Ntar kalo
lo jadi artis gak dapet job, pasti lo
bakalan gila deh.." cerocos Ify
sok tau. Ozy gak ngomong apa-apa, dia
masuk ke kamarnya dan duduk
dipinggir tempat tidur.
"Hoyyyy Muhamad Fauzi
Adriansyahhhhh Gue Alyssa Saufika
kakak lo yang paling cantik lahir batin
dari tadi
ngomong sama eloooooooo. Kok
dikacangin????" ify nyerocos lagi. OZy
tetep diam. Ify menghela napas.
"Zy, lo lagi ada masalah? lo crita dong
sama gue! Gue kan kakak lo.." suara Ify
melembut. OZy mendongak. kemudian
menggeleng.
"Nggak. Nggak apa-apa." jawab OZy
pendek. Ify manyun.
"Trus lo kenapa dong? Lo marah sama
gue, mama, ato Dedev?" tanya Ify lagi.
Ozy hanya diam.
Akhirnya mereka berdua diem-dieman
selama hampir 20 menit.
"Ya udah. Kalo gak mau cerita. Gue tidur
dulu yaa" Pamit Ify sambil melangkah
keluar dari kamar Ozy.
* * *
Ify turun dari mobilnya. Melangkah
memasuki sekolahnya. Dia tersenyum
begitu melihat lapangan depan. jadi
inget kejadian pas dia ditabrak
sama Rio rese itu, dan diselamatin sama
Kak Iel. Hehehe, bukan
diselamatin sih, tapi dibantuin. Disitu
juga pertama kali dia ketemu
cowok cakep tapi rese, siapa lagi kalo
bukan Rio. Dan juga tempat dia
pertama kali ketemu Kak Iel. Yang udah
2 kali jadi "hero" nya.
Ify menatap lurus kedepan. Tiba-tiba,
dia ngeliat sosok yang sangat dia
kenal berdiri membelakanginya. Yup! Rio.
Ify berhenti sejenak. Mencoba
ngebuat jarak antara dia dan Rio. Rio
yang emang ga nyadar, jalan aja
terus, pas lewat kelas 1-4, dia dicegat 3
cewek centil.
"Pagi Rioooooo" sapa cewek-cewek itu
dengan gaya yang sangat...........
centil. Rio gak memperdulikan mereka.
Dia terus berjalan. Tapi jalannya
dihalngin sama tuh 3 cwek centil.
"Duh,,,, Rio, kamu kok buru-buru amat
sih.... kita kan masih mau ngobrol-ngobrol
bareng kamu.." ucap
salah satu cewek itu dengan centil, 2
cewek lainnya juga mengiyakan.
Rio menatap mereka dengan tatapan
gak suka, tapi kayaknya tuh 3 cewek
gak peduli.
"Duh, lepesin gue!" bentak Rio.
"Kamu galak banget sih.." rajuk salah
satu cewek. Ify gak bisa nahan
tawanya. Akhirnya,
Ify ketawa, ngakak, banget. Rio
berbalik. Ify menutup mulutnya, tapi
gak bisa nahan ketawanya.
Dia kemudian berjalan disamping Rio
dan 3 cewek itu.
"Lagi asik ya??" Goda Ify. Rio
mengumpat.
"Gue duluan yahhh, Byeee" Ify
kemudian berjalan. meninggalkan Rio,
yang sibuk ngusir 3 cewek centil itu.
'Rasain! Karma tuh! gara-gara ninggalin
gue kemarin hehehe' batin Ify senang
* * *
Hari ini, pelajaran pertama kelas Ify,
olahraga. Pelajaran yang paling dibenci
Ify. Gimana gak benci coba, Ify kan
emang gak bisa satu pun
cabang olahraga. Ify cuma suka ngeliat
orang lain, yang jago olahraga.
Kayak Kak Iel gitu, heheheh.
Ify melangkah gontai ke lapangan.
Tiba-tiba seseorang menepuk
pundaknya.
"gak semangat amat lo Fy?" tegor Agni.
Ify mengangguk.
"Gue bego Olahraga Ni" akuIfy. Agni
tertawa. Puas banget ketawanya.
Sampe Ify heran sendiri.
"Lo kok ketawanya kaya gitu?" tanya
Ify heran.
"Ya iya lah Fy... Gila, badan lo kan
tinggi gitu, lebih tinggi dari gue,
postur tubuh lo meyakinkan banget,,,,
gue pikir lo tuh atlit gitu...
eh, taunya.." agni ketawa puas. Ify
geleng-geleng.
"Faktor genetik Ni..." bela Ify. (nah?
faktor genetik? Kok OZy kecil gitu?? -
__-).
Untungnya, hari ini, hari bebas, semua
boleh main olahraga kesukaannya.
Berhubung
ga ada yang ari. Ify lebih milih duduk
dipinggir lapangan. merhatiin
temen-temennya.
Agni, Cakka, Nova, Alvin, Rio, dan Oliv
main Basket 3 on 3, Ray, Obiet sama
Sivia Oik main blutangkis. yang duduk di
pinggir lapangan yah... siapa agi kalo
bukan Ify. Ify pikir, si Oik
juga sama aja kaya dia, ga bisa
Oahraga, eh taunya... Smash dia
lumayan
keras juga...
Olivia juga, kecil-kecil gitu, main
basketnya lumayan. Dia jadi inget
komentar agni tadi... Uhhh. Malu-maluin
banget kan??
Badan aja yang ok. tapi ga bisa
olahraga. Cih,, payah...
Lagi asyik-asyiknya ngelmun, Ify ga
nyadar kalo bolabasket yang lagi
dimainin sama temen-temennya menuju
dia. Dan...
"Bughgghh" Bola basket itu ngenajidat
Ify. Sesaat pandangan Ify kabur. Dan
setelah itu gelap sama sekali.
Ify pingsan!
* * *
Ify berusaha membuka matanya.
Di sekelilingnya berwarna putih. Korden
putih, sprei putih... yang pasti bukan
dikamar Ify. Kamar Ify kan serba
biru... Ify merasakan kepalanya pusing
banget.... kayak habis
ditimpuk....
Aaaa Ify inget. Tadi dia kena bola.
Bukan Bola Biasa (BBB). Tuh Bola
basket.. yang gedenya... beratnya...
amit-amit... Ify
mencoba bangun. duduk ditempat
tidurnya.
"Fy.. lo udah sadar?" Via tampak
khawatir banget.Ify mengangguk.
"iya, masa gue belom nyadar.. hehehe"
Ify mencoba tersenyum. Ify
mengedarkan pandangannya
.'Di UKS' batin Ify. Tiba-tiba, pintu UKS
ternbuka, Cakka, Ray, Agni, Nova,
Olivia, Alvin dan Rio masuk keruangan
(banyak amat..).
"Ify? Lo udah sadar? Lo nggak apa-
apa kan?" tanya Ray. Kayaknya dia
yang paling
heboh... padahal Ify yakin, bukan dia
yang ngebuat Ify kayak gini. Ify
menggeleng.
"Lebay lo ahh.." ucap Ify.
"Mending lebay, daripada alay" ucap
Ray. Ify tersenyum.
"Ngomong-ngomong, siapa nih, yang
ngenain gue bola?" tanya Ify. Mereka
semua diem. Ga ada yang ngejawab.
Tiba-tiba...
"Gue, pas gue shoot block, ga sengaja
kelempar ke pinggir lapangan..." jawab
Rio. Ify menaikan alis.
"Lo lagi.. lo lagi... gue salah apa sih sama
lo? sampe-sampe kayaknya
lo dendam sama gue??" tanya Ify
sambil geleng-geleng.vRio nggak
ngejawab.
"Gue gak sengaja..." ucap rio akhirnya.
"Oh ya?" Ify gak percaya.
"Betulan kok Fy, tadi Rio gak sengaja,
emang kebetuan, Rio shoot bocknya
agak
miring.. makanya mengarah ke lo...." bela
Nova. Ify mengangguk.
"Ya udah..." Ify juga maes
memperpanjang masalah. Kepalanya
puyeng banget.
"lagipula, yang tadi........." belom sempat
Cakka ngelanjutin kata-katanya.
Mulutnya udah dibekap sama Rio.
"apaan?" tanya Ify ga ngerti. Rio
melotot ke Cakka. Alarm buat ga ngasih
tau. Cakka cuma cengengesan.
Bukan Cakka doang sih, semua yang
ada disitu mulai senyam-senyum.
Kecuali
ALvin. (ya iyalah... Alvin kan limbad
O_o). Ify yang ga ngerti, cuma
masang wajah penuh tanda tanya.
*****
-author: Chiaa^^
-facebook: Chiiaa Rify Haling
No comments:
Post a Comment