Ify menyusuri koridor sekolahnya. Dia bersemangat sekali karena hari ini tahun ajaran baru. Sekarang ia sudah duduk di bangku kelas 11. Dia berjalan dengan bayang-bayang 2 tahun lalu ketika ia masih bersama dengan Rio,‘apaan sih Fy lupain Rio ah’batinnya berusaha menghapuskan apa yang ada di benaknya. Rio, sosok yang masih sangat dia sayangi hingga kini dan belum menemukan penggantinya. Rio kini tengah pindah ke Manado saat akan menduduki SMA. Ify dapet kabar dari Iel. Iel masih kontakan dengan Rio. Rio pindah hanya untuk beberapa bulan dan nanti balik lagi. Karena pindah, hubungannya dengan Keke yang sudah berjalan hampir satu setengah tahun pun kandas karena Keke gak siap buat LDR. Ify senang Rio pindah, karena dia gak akan nemuin sosok Rio dimanapun saat dia jalan-jalan mengelilingi kota. Yah sudah sekitar 6 bulan Rio pindah, kabar kembalinya lagi kesini pun belum jelas.
Ify memasuki kelasnya dan duduk di bangku yang sudah ada sahabatnya disitu, Sivia. Dibelakang ada Agni, dan teman barunya, Oik.
“Hey.”sapa Ify pada ketiga teman-tmennya. Dia menaruh tas dan langsung duduk mengumpul dengan teman-temanya.
“Hey Fy.”sapa Agni balik.
“Hari ini gak ada PR kan?”Tanya Ify memastikan.
“Ada kali Fy.”jawab Sivia dengan muka mengingatkan, “jangan bilang lo lupa. Pr mate Fy mate!”lanjutnya geregetan. Ify menepuk jidatnya,”mana mana gue liat.”ucapnya sambil sibuk mencari buku PR matenya.
“Yah elo Fy cepetan bell bentar lagi.”ujar
Oik sambil mukul-mukul meja pelan memberi semagat pada Ify biar cepetan.
Ify terus menyalin PR Via. Saat sedang asyik menyalin, satu kelas dibuat sepi mendadak karena kedatangan Bu Ira dan seorang murid baru yang tiba-tiba. Saat melihat wajah si murid baru, Agni dan Via langsung noel-noel Ify, sedangkan Ify masih berkutat dengan PR nya tanpa memperdulikan apa yang terjadi.
Oik bertanya pelan kepada Agni”ada apa sih Ag?”
“Itu…… Rio….mantan Ify.”jawab Agni. Ya, sebelumnya Oik memang sudah sering diceritakan tentang Rio. Oik mengintip Ify yang masih menyalin. Dia angkat bahu. Via masih geregetan pengen ngasih tau Ify.
“Anak-anak, kalian dapet temen baru.”ujar Bu Ira, Rio tampak malu-malu apa lagi dia belum tahu ada Ify disitu.
“Iya buuu.”jawab semuanya termasuk Ify, walau tangannya masih menulis mulutnya ikutan saja.
“Nama saya Mari Stevano Aditya Haling, kalian bisa panggil saya Rio.”ujar Rio sambil tersenyum manis. Seluruh siswa cewek terpesona dengan senyumannya itu. Para lelaki rebut membicarakannya karena wajahnya yang ganteng membuat para lelaki jadi tambah saingan.
Praaaaaaaaaaaaaang!
Bagai hati Ify baru saja ditaburi serpihan beling dan bubuk baja yang panas. Ify mendongakkan wajahnya dan melihat kedepan. Pulpen yang tadi dia pegang terlepas begitu saja ketika mendengar nama si lelaki. Rio masih belum menyadari kehadiran Ify, karena sedari tadi dia hanya menatap lurus pandangan kosong.
“Rio, kamu duduk di pojok sana yah sama Cakka.”ujar Bu Ira sambil menunjuk kursi kosong di sebelah Cakka.
"Baik bu.”Rio melangkahkan kaki dan duduk di sebelah Cakka.
“Gue Cakka.”ucap Cakka ramah sambil mengajak Rio berjabat tangan.
“Gue Rio.”jawabnya membalas uluran tangan Cakka.
Ify yang tau dia duduk sebarisan sama Rio langsung mati gaya. Takut-takut apa yang dia bakal lakuin malah berakibat memalukan.”Vi, itu Rio….pelangi gue?”tanyanya, suaranya lirih.
“Iya Fy.”jawab Via,”lo dari tadi gue toelin malah diem aja,”
“Gue pindah kelas deh.”ujarnya dengan muka memelas dan takut.
“Santai aja Fy santai.”bujuk Via sambil ngelus-ngelus pundak Ify.
“Santai sih santai, masalahnya gue jadi gak tenang.”Ify semakin menggerutu.
Bu Ira yang sekaligus guru matematika memperhatikan Ify dan Via dari tadi. "Alyssa, Sivia, kalau mau ngobrol silahkan keluar.”ucapnya sambil menatap tajam mereka. Ify dan Via langsung diam dan memulai pelajaran.
“Keluarkan PR kalian, kumpulkan. Hari ini kita bahas bab selanjutnya.”terang Bu Ira. Karena Ify takut banget buat ngelangkah, dia nitipin buknya ke Via,
“untung tadi si ibu manggilnya Alyssa bukan Ify.”batin Ify.
Pelajaran pun diumulai.. Setelah melewati 4 jam pelajaran bell istirahat pun berbunyi. Ify yang awalnya ragu buat ke kantin terpaksa ke kantin dari pada di kelas terus, bareng Rio.
“Muka lo pucet amat Fy?”Tanya Iel yang sekarang lagi ngumpul bareng Sivia, Agni, Oik dan Obiet. Biasanya Cakka juga suka bareng, tapi karena ada Rio, jadi dia bareng sama Rio.
“Rio pindah ke sekolah kita.”ucap Via menjawab pertanyaan Iel. Iel langsung melengo.
“Tepatnya kelas kita.”tambah Agni, Iel tambah melengo.
“Stres nih gue lama-lama.”ucap Ify sambil memegangi kepalanya.
“Santai Fy santai.”ujar Iel yang udah lumayan sadar,”siapa tau dia udah lupa sama lo.”tambahnya yang langsung ddinjek kakinya sama Agni.”sakit Ag.”rintihnya.
“Ih Yel jahat banget dia lupa sama gue.”ujar Ify makin hopeless dan males.
“Aduh gak gitu juga Fy.”Iel merasa serba salah, dia garuk-garuk kepala.
“Udah, mending lupain dulu aja anggep gak ada Rio ataupun siapalah itu.”usul Oik yang langsung disetujui sama teman lainyya dengan mengangguk. Ify diem aja.
Bell tanda masuk pun berbunyi. Mereka semua masuk kelas dan berpisah dengan Obiet dan Iel. Mereka tidak sekelas.
“Bu Ucie gak masuk, katanya anaknya sakit.”teriak Sion sang ketua kelas di depan kelas. Anak-anak langsung kegirangan dan mencar ke meja teman yang lainnya. Ada yang sibuk sama HP, iPod, ada yang asik ngobrol. Ify menidurkan kepalanya diatas lenganya. Dia membenamkan wajahnya. Sivia asik ngobrolin fashion sama Oik, sedangkan Agni sibuk sama iPodnya.
Sion mengahmpiri Ify dan langsung menepuk pundaknya,“Fy.”
Ify langsung mengangkat wajahnya dengan keadaan rambut yang acak-acakan,“kenapa Yon?”
“Katanya tadi Bu Ira bilang ke gue, lo sama tu anak baru dipanggil ke ruangannya.”jelas Sion,sontak Ify langsung kaget.
“Ihhhh ngapain?”Tanya Ify dengan wajah takut, “ogah ah.”
“Kenapa emang Fy? Sekalian kenalan Fy dia cakep.”bujuk sion, sebenarnya dia yang dipanggil Bu Ira, tapi Sion tau palingan masalah kelas, jadi dia serahin ke Ify. Ify adalah wakil ketua kelas.
"Ihh ngga mau ah lo aja.”tolak Ify lagi.
“Orang lo yang dipanggil, kok gue?”
“Udah cepetan.”ujar Sion narik tangan Ify biar berdiri. Ify pun berdiri.
“Gue langsung ke ruangan Bu Ira yah, lo yang bilang kalau dia disuruh kesana”ucap Ify sambil berlalu. Sion mau nyegat Ify tapi percuma. Alhasil dia nyamperin Rio dan bilang.
Setibanya di ruangan Bu Ira Ify langsung ijin duduk di kursi depan Bu Ira. Tangannya keringetan, jelas, Rio sesaat lagi bakalan duduk disebelah dia.
“Rio mana Alyssa?”Tanya Bu Ira yang ngeliat Ify dateng sendirian.
“Bentar lagi juga dateng bu, tadi gak bareng.”jawab Ify seadanya. Tak lama Rio datang dan duduk disebelah Ify. Ify nunduk. Rio belum sadar kalau sebelahnya Ify, mantan kekasihnya.
“Hem Rio, kamu udah kenalan sama Alyssa?”Tanya si Ibu,’ah ampus gue’batin Ify.
“Belum bu.”jawab Rio melirik ke arah Ify, Ify masih nunduk.
“Ini Alyssa, wakil ketua kelas kamu.”ucap Bu Ira, Ify tersenyum tapi langsung dia menunduk lagi, ‘kayak kenal deh’ batin Rio.
“Alyssa sebelumnya ibu mau bilang sama kamu, tolong bikin agenda kelas dan seluruh kebutuhan kelas yah, kamu bisa minta tolong sama sie lainnya. Dan buatkan ibu laporan tiap bulan tentang keadaan kelas.”perintah Bu Ira, Ify mengangguk. “baiklah kamu bisa keluar, Ibu masih ada urusan sama Rio.” Ify langsung keluar. Dia masih menundukan kepalanya. Rio memperhatikan Ify dengan mata menyipit,‘aneh’ batinnya.
Setelah keluar dari ruangan Bu Ira, Ify langsung lari ke kantin. Menenangkan fikirannya yang tadi sempet terapi karena Rio duduk disebelahnya. Dia memesan es teh manis kepada ibu kantin. Tak lama terlihat Sivia dan Agni datang. Emang niat Via dan Agni mau ngadem di kantin.
“Kenapa Fy? Muka lo pucet banget?”Tanya Agni yang udah duduk didepan Ify, “tadi juga lo kemana? Tiba-tiba ngilang.”tambahnya.
“Kalian pada sibuk sendiri sih, tadi gue dipanggil sama Bu Ira.”jawab Ify setelah menyerudup Es Tehnya.
“Ngapain?”Tanya Via setelah mendapat Jus Sirsak yang baru dipesannya. Ify menceritakan semua tetek bengeknya.
“Untung Rio gak sadar.”ucap Via.
“Cepet atau lambat Rio bakalan tau.”timpal Agni, Ify menselonjorkan tangannya di meja kantin.
“Gak tau deh Ag, susah susah gue ngehapus Rio di ingatan gue, eh malah muncul lagi.”lirih Ify.
“Santai aja Fy, siapa tau dia udah maafin lo.”ujar Via sambil nepuk-nepuk pundak Ify.
“Semoga deh ya.”
Keesokan harinya Ify dateng telat. Ini gara-gara adiknya si Deva yang lama mandinya kayak luluran. Untung banget gerbang sekolah belum ditutup. Padahal tinggal selangkah lagi gerbang ketutup.
“Eits tahan Pak.”ujar Ify langsung lari masuk kedalam sekolah. Karena dia lari dan kurang memperhatikan jalan, dia nabrak seseorang, (banyak banget yah cerita yang ada tabrakannya gini, cems).
“Sorry-sorry.”ujar Ify sambil membenarkan tali sepatunya yang sempat copot.
“Iya gak apa-apa.”jawab si korban sambil mebenarkan bajunya gara-gara ketabrak Ify. Ify langsung berdiri da menegakkan wajahnya. Dilihat wajah si korban.“Mampus RIO!’batin Ify. Rio yang tau itu Ify malah langsung buang muka dan jalan dengan tatapan angkuh.
“Tuhan, baru ketemu gue sedetik doangan natapnya gitu banget.”batin Ify meringis. Dia berjalan di belakang Rio yang notabene nya mereka sekelas.
Ify duduk di kursinya. Rio memperhatikan Ify dari belakang tempatnya duduk,“ah cupu banget gue sekelas sama dia.”batin Rio, dia teringat sesuatu.
“Cak, Alyssa wakil ketua kelas kita itu ,Ify?”Tanya Rio pada Cakka yang lagi asyik sama HP nya. Dia menyebut nama Ify dengan penuh nada jiji.
“Hmmmm.”jawab Cakka yang masih asik dengan HP nya. “berarti dia yang kemarin.”batin Rio.
“Lo kenapa Fy? Kayak abis ketemu sama Noordin.”ucap Via ngeliat muka Ify pias banget.
“Ini lebih dari Noordin.”ucap Ify sambil mengelus dadanya.
“Dokter azhari?”tambah Via, Ify menggeleng.”terus?”
“R.I.O.”Ify mengeja nama rio.
“Dari kemaren juga udah ketemu kan Fy?”
“Tadi gue nabrak dia, dan dia ngeliat muka gue.”ujar Ify menjelaskan sambil nutupin mukanya pake telapak tangannya.“Dia tau gue.”Ify melepaskan telapak tangannya dan menatap Via,”pas dia ngeliat gue, dia kayak ngeliat bangkai tau gak. Hue pindah kelas nih gue. Harus.”
“Tenang Fy tenang. Coba lo minta maaf sama dia.”
Ify menatap Via dengan kening dikerutkan,“Hah? Apa? Coba ulang?”
“Ya kenapa lo gak nyoba minta maaf lagi Fy?”ulang Via sambil mengangkat bahu.
“Ngga deh ngga.”jawabnya sambil menidurkan kepalanya di meja.
“Siapa tau dia mau maafin gue dan hubungan lo sama dia kembali kayak dulu.”
“Gue gak siap, aduuuuh.”
“Lo mau kayak gini mulu?”Via makin gak ngerti sama jalan fikiran Ify, “nanti gue bantu.” Percakapan di akhiri karena guru pelajaran datang.
Seminggu berlalu, Ify sama Rio masih kayak orang gak kenal, tiap ketemu malah buang muka. Awalnya Ify sedih banget, tapi makin kesini dia juga buang muka kalau ketemu Rio. Malam ini Ify susah banget buat tidur. Dia masih nyalain laptopnya, chatting sama Iel.
Stevent Damanik : tidur Fy, gila lo dah jam 1
Alyssa Syaufika : mata gue gakbisa merem
Alyssa Syaufika : lo sendiri?
Stevent Damanik : gue ngurusin proposal buat pensi dulu fy, maklum ketos hehehehe -_-
Alyssa Syaufika : sok sibuk lo
Stevent Damanik : eh betewe, gimana Rio?
Alyssa Syaufika : hah?
Alyssa Syaufika : ngapain lo nanyain dia?
Stevent Damanik : udah maafan belum?
Alyssa Syaufika : sumpdemap gue bingung sama lo, lo bilang jangan minta maaf, sekarang malah nanya, oh God
Stevent Damanik : iya sih fy
Stevent Damanik : eh gue molor yah. Bye!
Stevent Damanik is now offline
“gak asik ah iel.”ucap Ify ngomong sendiri, akhirnya dia matiin laptop dan ambil iPod buat nina boboin dia tidur. Playlist nya langsug muter lagu Sherina- Simfoni Hitam
Malam sunyi ku impikanmu
Kulukiskan cinta bersama
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku dimimpimu?
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu Satu
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku dihatimu?
Tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku
Tlah kubisikan cerita-cerita gelapku
Tlah ku abaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa, sentuh hatimu?
Bila saja kau disisiku
Kan ku beri kau segalanya
Namun ntah di aku bertanya
Adakah aku dimimpimu?
Tak bisakah kau sedikit saja dngar aku?
Dengar simfoni ku, simfoni hanya untukmu….
Ify ketiduran karena lagu cukup mellow dan telah membuat dia cukup mengingat Rio kembali. Keeseokan harinya Ify bangun tepat waktu. Dia berjalan dengan wajah ceria. Dia melangkahkan kaki menuju kelasnya, sebelumnya dia mengintip sebentar memastikan Rio sudah ada atau belum ,'untung belum dateng’. Dengan santai dia berjalan mendekati Via, teman sebangkunya. Dia duduk dikursinya, menaruh tasnya dan menghadap ke belakang, agar bisa mengobrol dengan Agni dan Oik yang sedari tadi sedang bercakap dengan Via.
“Fy ke perpus dulu deh kita mau ngomong.”ucap Oik yang sepertinya sudah direncanakan dengan yang lainnya.
“Mumpung bell masih lama Fy.”timpal Agni. Ify pun mengangguk. Mereka berempat bangkit dari duduknya dan berjalan menuju perpustakaan yang letaknya di ujung lorong. Saat melangkahkan kaki keluar kelas, Ify berpapasan dengan Rio. Reflek Ify langsung nunduk, sedangkan Rio? Terus berjalan seperti tidak ada apa-apa. Via langsung melirik Agni dan Oik, mereka kompak angkat bahu. Akhirnya mereka pun sampai di perpustakaan.
Mereka duduk di tempat lesehan yang berada di balik rak-rak buku.
“Fy, kapan lo mau minta maaf lagi sama Rio?”Tanya Agni langsung to the point.
Ify menegadah wajahnya yang sedari tadi nunduk.“gue pengen secepatnya, tapi gue belum siap liat balesan dia.”
“Nyoba lagi Fy, gak apa-apa. Ini murni kesalahan lo. Jadi wajar kok kalau lo minta maaf terus.”timpal Via. Ify tersenyum.
“Kebetulan Fy, Iel kan ketos, dia minta data ulang anak-anak yang ikutan ekskul. Dan lo kan sekertaris, jadi yang ngurusin data ulang kelas kita itu lo. Jadi ya kesempatan lo buat ngajak Rio ngomong.”jelas Oik pajang lebar hanya dalam satu tarikan nafas.
“Sekarang?”Ify memastikan.
“Tahun depan Fy.”ucap Agni malesin.”sekarang lah Fy, paling nanti siang Iel keliling kelas buat ngasih tau.”tambahnya.
Bell pun berbunyi. Mereka berempat langsung ke kelas. Saat memasuki kelas Ify menunduk lagi, diintipnya Rio melalui celah matanya, Rio sedang asik mengobrol dengan Cakka. Semenjak ada Rio, Cakka jarang gabung sama Ify dkk.
Istirahat pun berlangsung. Ify dkk bergegas menuju kantin. Obiet dan Iel belum tampak. Mereka duduk di tempat biasa. Tak lama Iel dan Obiet datang.
“Tidur jam berapa lo semalem?”Tanya Iel yang sudah duduk disebelah Via, ya mereka masih jadian.
“Gak lama lo off gue tidur kok.”jawab Ify sambil menyuap mie ayamnya.
“Emang abis ngapain?”Tanya Oik bingung.dia hanya memakan rotinya.
“Tuh.”ucap Iel menunjuk Ify dengan dagunya,”jam 1 masih aja ol fb.”
“Hehehe” Ify nyengir kuda.
Mereka berenam pun mengobrol layaknya sahabat-sahabat biasanya.
Bell masuk tanda istiraha usai berbunyi. Mereka berpisah. Saat jam pelajaran ke 5, Iel dan temannya, Riko salah satu anak OSIS juga mengetuk pintu kelas Ify dkk, dia izin pada guru yang sedang tugas mengajar karena akan memberi pengumuman. Iel malah langsung ngasih senyum ke Via, Via membalasnya. Anak-anak langsung berkoor.
“Hem karena sekarang taun ajaran baru saya meminta setiap kelas mendata ulang ekskul apa saja yang diikuti oleh tiap anak.”jelas Riko lantang.”boleh ngeganti ekskulnya kok. Boleh tetep.”lanjutnya.
“Setiap kelas semua murid di data sama sekertaris. Sekertaris kelas ini Ify kan?”Tanya Iel yang emang udah tau, Ify ngangguk. “Kamu nanti ngedata semuanya. Tanyain langsung ke setiap anak. Besok serahin ke ruang OSIS.”tambahnya. Ify mengangguk.
“Terimakasih.”ucap Riko. Ia dan Iel langsung meninggalkan kelas.
Pelajaran ke 5-6 pun berakhir. Tinggal 1 mata pelajaran lagi di jam 7-8. kebetulan guru bidang study gak masuk. Ify langsung nanya-nanyain semua ekskul yang diikuti anak-anak sekelas.
“Agni, lo basket aja, Oik musik, Via basket sama cheers, gue basket musik, Nova musik sama voli…….”seterusnya Ify mendata anak-anak sambil berkutat dengan pensil dan kertasnya. Saat melangkahkan kaki menuju meja paling ujung, langkahnya ragu.
“Gue baket sama musik.”ceplos Cakka yang udah tau Ify mau nanyain ini, padahal Ify belum sampai dimejanya banget. Akhirnya Ify mendekatkan langkahnya menuju meja Cakka, “basket sama apa Cak?”Tanya Ify sekali lagi, keadaan kelas sedang gaduh , jadi kurang terdengar. Detak jantung Ify sangat tidak wajar.
“Ama musik Alyssa.”jawab Cakka. Ify manggut-mangu sambil menunduk mencatat sesuatu di kertasnya,“Rio gak lo Tanya?”Tanya cakka heran
Ify gelagapan, “Oh Iya? Lo ekskul apa, Yo?”Tanya Ify terbata-bata. Wajahnya pias. Tenaga untuk berdiri sudah tidak ada.
“Basket aja.”jawab Rio cuek sambil terus memainkan BB nya. Ify langsung meninggalkan meja Cakka dan Rio sambil mengucapkan“Thanks”ucapnya judes. Cakka geleng-geleng kepala dibuatnya. Oik, Agni, dan Via yang merhatiin Ify Cuma cekikikan. Ify langsung ngacir ke kantin disusul ketiga sahabatnya.
“SUMPAH RIO NGESELIN!”rutuk Ify sambil mukul-mukul meja kantin.
"Neng nanti mejanya rusak.”ucap si Mbo kantin, Ify Cuma senyum. Si Mbo kayaknya dari tadi takut banget mejanya rusak.
“GUE BENCI SAMA DIAAAAAAAAAAA!”kali ini Ify berteriak tapi tidak besar banget suaranya.
“Mending lo lurusin deh masalahnya.”ucap Agni udah gak betah sama masalah temannya.
“Gue benci sama dia. Dia bener-bener gak ngehargain permintaan maaf gue sedikit pun! Tapi….gue sayang diaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.”ucap Ify sedkiit berteriak. Ify hampir menitikan air matanya.
“Gue punya nomer HP nya. Mending nanti malem lo SMS dia. Lo omongin.”ucap Oik sambil menunjukan nomer Rio di HP nya. Ify langsung mencatat nomer Rio di HP nya dengan ragu.
Malamnya Ify bimbang banget. Dilema.“Minta maaf jangan? Sms? Telfon? A shit banget lo Yo bikin gue stress!“ucap Ify sambil bolak-balik gak jelas di kamarnya sambil memegangi HP nya. Akhirnya dia meraba-raba keypad nya mengetik kata-kata yang pas untuk meminta maaf. Setelah berulang kali di upgrade, akhirnya dia mantap dengan ketikannya,
Yo, ini gue Ify. Lo masih marah sama gue? Lo masih gak bisa maafin yang dulu? Sorry yo. Gue kira dengan berjalannya waktu lo bisa sedikit2 lupa sama masalah itu dan maafin gue. Gue gak enak kali gini terus. Gue ngerasa kita kayak musuh besar. Gue ngerasa selama ini ada yang ngeganjel. Ada batu raksaksa yang ngeganjel di hati gue, itu batu bisa keangkat setelah lo maafin gue. Please yo maafin gue. Gue gak mau kayak gini terus.
Ify langsung nyari nama Rio di kontaknya.
“Bismillahirahmanirrahim.”ucap Ify sambil menekan tombol ‘Send’. Ify langsung tiduran pasrah ditempat tidurnya. Gak mau berharap kalau-kalau Rio bakalan bales SMS nya.
Sedangkan Rio yang lagi asik mainin gitarnya sambil genjrang-genjreng gak jelas kaget banget ada sms di HP nya. ‘tumben ada yang sms gue, biasanya ni hp kayak kuburan sepinya’ batin Rio. Disambarnya HP yang ia simpan dibalik bantalnya. Ia melihat nomer si pengirim di disiplay message itu,‘siapa nih?’batinnya sambil mengerutkan keningnya. Dibacanya sms itu. Kaget. Rio membaca sms itu dengan teliti. Sebenernya dia udah ogah-ogahan buat baca itu sms, tapi ya penasaran.
“Sorry Fy.”lirih Rio.”gue bener-bener gak ada niat buat giniin lo. Gue pengen banget buat maafin lo. Tapi gue masih sakit hati banget fy. Dan sampai sekarang gue masih sayang sama lo, tapi gue tutupin itu dengan nyoba buat
benci sama lo. Gue terlanjur sayang banget sama lo waktu itu setelah lo ngecewain gue, gue sakit banget. Gue benci sama lo tapi gue juga sayang sma lo. Maafin gue Fy. Gue harap suatu saat hubungan kita bakalan membaik.”batin Rio. Dia tidak ada niatan sedikitpun buat bales sms Ify. Dia lanjutin main gitarnya.
Keesokan harinya Ify gak tau bakalan gimana di sekolah dengan fakta bahwa semalam dia baru saja sms Rio. Uwow! Dia berjalan dengan gontai menuju kelas dan langsung mengajak ketiga sahabatnya ke perpustakaan, tempat yang enak buat menyendiri.
“Rio gak bales sms gue.”ucap Ify to the point. Agni Via sama Oik menatap Ify iba.
“Minta maaf langsung aja deh Fy.”usul Oik. Ify langsung melongo.
"Aduh Ik, buat sms dia aja butuh waktu 3776712 menit buat ngumpulin mental, nah ii? Bisa 927364561271 menit kali.”ucap Ify asal disambut cekikikan dari Agni.
“Tapi kayaknya mendingan langsung deh Fy.”ucap Via setuju dengan pendapat Oik.”Lo kan baru minta maaf sekali ke dia kalau secara langsung, yah dicoba gak apa-apa kok Fy.”lanjutnya.
Tiba-tiba Iel datang dan langsung duduk di lahan yang tersedia.
“Ngapain kesini?”Tanya Ify jutek.
“Santai Fy. Tadi gue abis ngembaliin buku. Lo kenapa?”Tanyanya balik, “ada apaa?”
“Biasa. Siapa lagi sih.”ucap Via santai. Ify menidurkan kepalanya di meja.
“Kenapa lagi?”Tanya Iel masih penasaran. Akhirnya Oik menceritakan semuanya kepada Iel. Agni Iel dan Via manggut-manggut.
“Minta maaf secara langsung lagi juga gak apa-apa kok Fy. Gue cowok loh.”Iel mengeluarkan pendapatnya.
“Yang ada nanti gue gak ditanggepin. Heeeeu.”ucap IIfy sambil membuang nafas panjang.
“Dicoba apa susahnya sih Fy?”Tanya Agni, Ify Cuma ngangkat bahu.
“Gue juga udah lama gak ngobrol sama Rio, nanti gue ajak dia ke perpus, terus nanti lo kesini deh. Oke?”usul Iel. Ify Cuma ngangguk-ngangguk.
Akhirnya istirahat pun tiba. Sivia, Ify, Oik, dan Ify gak ke kantin. Mereka nenangin Ify biar nanti pas minta maaf gak grogi. Ify nya sih udah males-malesan aja. Sedangkan Iel tiba-tiba ke kelas Ify dkk dan nyamperin Rio di mejanya.
“Sombong banget Yo sama gue.”sapa Iel tiba-tiba udah duduk di tempat Cakka.
“Ah ngga kok Yel. Lo aja sibuk mulu sama Via.”jawab Rio sambil senyum padahal dalem hati dia bingung banget tumben Iel nyamperin dia.
“Lo gak ke kantin Yo?”Tanya Iel mulai basa-basi.
“Ngga deh males. Lo sendiri?”Rio nanya balik. Dia sibuk sama Hp nya sendiri. Iel ngerasa garing.
“Cewek gue aja masih dikelasnya gini.”jawab Iel sambil natap Via yang lagi munggungin dia. “eh ke perpus yu! Udah lama kita gak ngobrol.”ajaknya langsung.
“Boleh.” Iel dan Rio pun langsung ke perpus dan mereka milih-milih buku. Setelah mendapat buku. Mereka duduk dan membacanya.
“Yo lo masih marah sama Ify?”Tanya iel saat mereka sedang asik membaca buku.
Rio mengangkat kepalanya yang asalnya menghadap ke buku sekarang menatap tajam Iel,“Lo cuman mau ngebahas ini ?.”tanyanya dingin lalu kembali lagi ke bukunya. Iel Cuma menghela nafas dan ikutan kembali baca.
“Sorry Yo.”jawab Iel. Rio mengangguk.
Sedangkan Ify udah panik setengah modar gara-gara dibujuk sama temen-temennya buat nyamperin Rio di perpus.
“Ify cepetan ke perpus nanti Rio keburu cabut.”bujuk Oik gak sabaran sambil noel-noel pundak Ify yang duduk didepannya.
“Gue belum siap.”jwabnya datar.
“Ayolah Fy, ada kita.”ujar Via menatap Ify dengan penuh harapan.
“Kalau dia ngapa-ngapain lo gue tonjok deh.”kali ini Agni angkat bicara.
“Aduh jantung gue udah keseringan terapi nih gara-gara Rio.”jawab Ify melas.
“Sekali ini Fy.”bujuk Via lagi.
“Ah gue takut gak mau ah.”Ify gak kalah maksa gak mau.
“Lo betah Fy kayak gini mulu?”Oik menimpali. Ify terlihat pasrah.
“Iyadeh.”ujar Ify akhirnya sambil tersenyum dan berjalan menuju perpus padahal hatinya ketar ketir gak jelas.
Mereka pun sampai di perpus. Iel yang sadar kehadiran mereka langsung ikutan gemeteran,‘bakalan ada yang heboh nih.’batin Iel. Ify dan lainnya langsung nyamperin Rio dan Iel yang duduk di pojok ruangan. Via dorong-dorong Ify biar nyamperin Rio. Iel ngegeser tempat duduknya biar Ify bisa duduk disebelah Rio. Akhirnya dengan pasrah Ify duduk dikursi yang disediain Iel tadi. Rio nggak sadar sama apa yang terjadi karena dia pasang headset dikupingnya dan dia lagi serius baca buku fiksi. Iel noel Rio dan Rio pun nyopotin headsetnya. Saat dia nengok ke arah Iel duduk tadi taunya ada Ify. Ify cuma nunduk.
“Yo. Lo masih marah sama gue?”Tanya Ify langsung. Tanpa terbata. Rio ngelanjutin bacanya tapi tanpa masang headsetnya.
“Hmmm.”guman Rio. Ify ngerasa jadi kacang.
“Sorry Yo, tapi apa lo mau kita kayak gini terus? Yang gue mau Cuma lo maafin gue. Udah. Apa susahnya si Yo?”ucap Ify yang sekarang natap Rio dengan nada sedikit tinggi. Rio malah tetep baca bukunya. Iel, Via, Agni, dan Oik Cuma bisa ngintipin mereka berdua.
“Lo kayak anak kecil tau Yo.”
“Lo fikir gampang maafin semua kesalahan lo itu? Lo kira gampang buat nyembuhin luka yang lo bikin itu? Semuanya ngebekas Fy! Gak segampang itu buat gue maafin lo. Gak segampang itu juga buat gue ngelupain semuanya. Apa lo fikir lo gak akan ngelakuin hal yang sama kalau lo ada di posisi gue?”Rio menatap tajam ify.
Semua emosi yang dia bendung selema ini keluar. Terlihat dari sorot matanya bahwa hatinya sedang membara. Ify menggigit bibir bawahnya.”jawab Fy!”
Penjaga perpustakaan berdeham.”Ini perpustakaan, kala mau rebut di lapangan.”ujarnya. Iel langsung bawa Rio ke kantin. Diikuti Via Agni dan Oik yang bawa Ify ke kantin juga.
Didudukannya Rio dan Ify saling berhadapan. Ify nunduk.
“Sorry Yo.”ucap Ify memecah keheningan.”gue gak nyangka masalahnya bakalan kayak gini.”air mata Ify mulai mengalir di pipinya.
Ingin rasanya Rio mengusap air mata Ify. Dia menyesal telah membuat orang yang amat disayanginya menangis. Tapi apa daya? Emosinya meluap.
“Gue cape Fy denger lo minta maaf terus ke gue. Gue harap lo sama kayak gue, lo bisa ngelupain semua tentang kita.”ucap Rio sembaro bangkit meninggalkan Ify dan yang lainnya. Via Agni dan Oik ngelus rambut Ify. Ify menahan laju air matanya. Iel gak tega salah satu sahabatnya mendapat perlakuan seperti itu.
“Nanti gue ngomong yah Fy sama Rio. Lo tenang aja.”ucap Iel menenangkan Ify.
“Gak usah yel, lo tadi denger kan dia mau gimana? Gue bakalan berusaha lupain dia dan gue bakalan nyoba buat nganggep dia gak ada di manapun gue berada.”jawab Ify yang mulai tenang. Iel cuma angkat bahu.
Malamnya Rio bener-bener pusing. Dia juga gak nyangka bakalan ngomong sebegitu kejamnya sama Ify. Padahal jauh di dalam hatinya dia sangat menyayangi Ify. Tapi apa? Kepercayaan yang selama ini ia berikan dihancurkan hanya karena obsesi Ify yang terlalu tinggi. Kecewa bukan main.
Ingin rasanya memulai lembaran baru dengan Ify yang akan menjadi temannya, tapi…itu tadi, luka di hatinya terlalu membekas hingga terlalu sulit untuk diobati padahal ada obat yang mampu mengobatinya. Seperti luka bakar yang melukai salah satu bagian kuliat, sangat enggan untuk diobati karena rasa perih yang sangat. Padahal ada obat yang mampu dengan jitu membuat luka itu mongering.“Maafin gue Fy, gue sayang sama lo.”
6 bulan berlalu dari kejadian Ify meminta maaf kembali pada Rio. Tak mau lagi Ify menatap wajah Rio walaupun hatinya masih miris dan ingat betul semua perkataan Rio. Tapi dia juga memenuhi permintan Rio yang menginginkannya untuk melupakannya. Walaupun terkadang Ify masih suka menangisi semuanya dikamarnya sambil menangis.
“Fy, pensi lo mau ngisi acara gak?”tawar Iel sang ketua osis saat mereka sedang berkumpul di kantin, jam istirahat. Ify yang sedang melamunkan Rio dibuat gelagapan.”Fy?”Tanya Iel lagi sambil menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Ify.
“Kenapa Yel?”Tanya Ify sudah sadar.
“Lo mau ngisi acara gak buat pensi nanti? Bulan depan loh Fy.”jelas Iel lagi dengan suara lembut. Via Agni dan Oik cengar-cengir ngedenger suara Iel yang lembut banget.
“Emang siapa aja yang ngisi acara?”Tanya Ify sambil meminum es jeruknya.
“Gue Cakka Agni Debo ray yang adik kelas itu ngeband. Via sama Oik nyanyi duet. Tinggal lo nih.”jawab Iel sambil merangkul Via.
“Rio gak ngisi acara?”Tanya Ify yang bikin temen-temennya males jawab,”eh salah kok jadi dia.”ucap Ify sambil nepuk jidat, sadar akan ekspresi temen-temennya.
“Jangan maksain perasaan lo yah Fy. Kita tau gimana lo. Life must go on.”nasihat Via sambil tersenyum. Ify mengangguk mantap.
“Gue ngisi acara deh. Tapi gue nyanyi sendiri aja deh.”jawab Ify penuh senyum.
“Oke.”Iel mengacungkan jempolnya. Mereka pun melanjutkan obrolan mereka.
1 minggu lagi pensi, Ify masih belum tau mau nyanyi lagu apaan. Dia lagi suka banget sama lagu Sherina yang Simfoni Hitam,‘masa nyanyi lagu itusih? Mellow banget’ batin Ify, ‘ah bodo amat deh yang penting tampil’. ‘cadangan lagu? Hem tangga aja deh yang terbaik untukmu.’batin Ify lagi. Ia berlatih sambil menyanyi dan memainkan piano.
Pensi pun datang. Ify sudah siap dengan pesiapannya yang cuma seminggu ini. Dia dapat tampil ke 12, iel sama band nya tampil di awal, tengah dan ujung, kalau Via Cuma pas nomer 22. penampilan Gabriel dan bandnya cukup menghibur. Dipembukaan mereka menyanyikan lagu sang Pemimpi nya Gigi. Penampilan mereka sangat energik. Akhirnya giliran Ify. Sebelum naik ke panggung, Ify menarik nafa sejenak. Dia meneliti orang-orang yang datang, yang dicari ternyata hadir, Rio. Ify berusaha menghilangkan ingatannya bahwa ada Rio disitu. Ia mulai bernyanyi sambil memainkan pianonya.
Malam sunyi ku impikanmu
Kulukiskan cinta bersama
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku dimimpimu?
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu Satu
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku dihatimu?
Tlah ku nyanyikan alunan-alunan
senduku
Tlah kubisikan cerita-cerita gelapku
Tlah ku abaikan mii-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa, sentuh
hatimu?
Bila saja kau disisiku
Kan ku beri kau segalanya
Namun ntah di aku bertanya
Adakah aku dimimpimu
Tak bisakah kau sedikit saja dngar aku?
Dengar simfoni ku, simfoni hanya untukmu….
Suara Ify yang sangat bagus membuat orang-orang yang hadir di pensi bertepuk tangan. Awalnya Rio ingin tepuk tangan, tapi gengsi. Ify membungkuk mengucap salam. Ia segera turun dari panggung. Via ikut senang dengan penampilan sukses temannya itu.
“Lagunya…buat….Rio?”Tanya Oik hati-hati. Ify sebenernya gak ada niat. Tapi setelah dia teliti baris demi baris liriknya, Ify mengangguk.
“Buat siapapun itu yang penting lo keren!”ucap Via yang udah ngerasa gak enak sama kondisi sambil ngerangkul Ify ngajak buat duduk sambil minum.
Iel yang dari tadi bareng Cakka dan bandnya ternyata duduk sebelahan sama Rio. Dia memperhatikan Rio saat Ify bernyanyi. Rio cuma senyam senyum gak jelas.
“Buat lo tuh lagunya.”ucap Iel sembari menyenggol lengan Rio. Rio menatap Iel bingung.”Tanya mas google deh cari liriknya.”lanjutnya. Rio langsung buka opera mini di HP nya buat nyari ¬_¬ lagu tersebut. Dia baca dan….emang dia banget. Iel yang ada disampin Rio Cuma senyam-senyum.
“Selama ini lo gak jujur sama perasaan lo?”ucap Iel santai sambil menidurkan badannya dirumput. Mereka sedang berada di lapangan sekolah menunggu giliran tampil lagi. Rio menatap Iel seolah gak ngerti.“gak usah bohong deh sama gue, biar kita udah lama gak ngobrol, dulu kita sempet sahabatan Yo.”
Rio membuang muka dari wajah Iel, dia menatap lurus kedepan,“gue sendiri gak ngerti Yel.”jawabnya.
“Lo jangan egois dong Yo. Lo tau kan emosi tuh gak ada yang bisa ngalahin selain perasaan. Tapi lo nyoba buat ngubur perasaan itu dan terus ngebangkitin emosi lo. Gak usah munafik, lo sendiri sakit hati kan sama semua kelakuan lo ke dia? Mumpung belum terlambat Yo.”ucap Iel bijak yang masih menidurkan diri di rumput. Dia pandangi Rio dari belakang.
“Gue harap gue bisa.”jawab Rio lirih.
“Harus dong Yo.”jawab Iel yang kini telah mengganti posisinya menjadi duduk. Rio tersenyum ke arah Iel. Sivia dan Oik telah beres bernyanyi. Mereka menyanyikan lagu Titi Dj feat Agnes yang‘Hanya Cinta yang Bisa’ dan membuat semua orang merinding.
Ify sangat puas dengan penampilan kedua sahabatnya.“keren.”komentar Ify . Via dan Oik tersenyum puas. Agni masih tidak bersama mereka karena masih latihan buat bandnya tampil di penutup acara.
Tak lama dan setelah 2 jam berlalu, pensi pun usai dan ditutup dengan penampilan mengejutkan dari Iel dan bandnya. Semua yang ada disitu bertepuk tangan. Acara pun usai. Saat semua perlatan sudah dibereskan, hujan turun. Sangat deras. Rio yang sedari tadi masih nungguin Cakka akhirnya gabung sama Cakka diruang panitia pegisi acara. Dia ngobrol sama Iel dan Cakka ngomongin rencana yang udah mereka susun tadi.
Ify, Agni, Via, dan Oik sedang ngobrolin masalah artis dan fashion. Tiba-tiba Iel keluar dari ruangan dan berlari ke arah lapangan. Padahal diluar ujan besar banget. Disusul Cakka dan Rio yang juga ujan-ujanan diluar. Via yang ngeliat kelakuan pacarnya yang kayak anak kecil langsung keluar diikuti Agni Ify dan Oik.
“Yel ngapain ujan-ujanan?”Tanya Via berteriak. Iel malah muter-muter gak jelas dibawah hujan. Untung gak ada petir.
Iel narik tangan Via biar ikutan basah. Akhirnya Via basah dan ikutan ujan-ujanan. Dan sampai akhirnya mereka semua ujan-ujanan. Ify sama sekali gak peduli ada Rio disitu.
“Biasanya kita bikin permohonan kalau bintang jatoh, kenapa ngga kalau bikin permohonan saat hujan datang?”ucap Cakka sambil terus muter-muter.
“Boleh.”jawab Iel.”Gue mau gue bisa langgeng sama Via dan bikin dia selalu bahagia.” lanjutnya sambil mengenggam tangan Via. Via tersenyum. Semua yang ada disitu meng-amini.
“Gue cuma pengen hidup gue bahagia tanpa ada cobaan.”ujar Agni kali ini sambil berteriak menatap langit.
“Gue pengen semua orang yang gue sayang bisa sayang balik sama gue…”ucap Cakka sok diplomatis.
“Gue cuman pengen hidup gue bersama orang-orang yang sayang sama gue.”ucap Oik.
“Gueeeeeeeeeee.”teriak Ify ragu, semua mata memperhatikan Ify, Ify memejamkan mata sembari merentangkan tangnnya dan matanya menuju langit,“Gue pengen, semua masalah di hidup gue pergi dengan air ujan yang udah ngebasahin tubuh gue
ini dan ngalir ke tempat yang jauh biar semuanya ilang.”ucapnya berteriak.
Semua mengamini setiap temannya membuat permohonan. Semua masih asik bemain air dan berputar-putar.
“Gueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee. Gue Cuma pengen biar Alyssa Ayaufika Umari bisa maafin gue.”teriak Rio sambil menatap Ify. Rio langsung dirangkul oleh Cakka dan Iel. Via Agni dan Oik melengos. Sedangkan Ify yang masih beputar sedikit sadar ada yang mengucap namanya.
“Ada yang manggil nama gue?”tanyanya.
“Gue.”jawab Rio. Ify mengehentikan putarannya. Dan menatap Rio.”Gue mau minta maaf sama lo Ify.”teriak Rio. Ify cuman senyum takut apa yang dia dnger Cuma bohongan.
“Kenapa Yo? Gue gak denger.”jawab Ify. Rio nyamperin Ify dan menatapa Ify tajam tapi lembut dengan penuh arti.
“Gue mau minta maaf sama semua kesalahan gue selama ini ke lo. Atas semua perlakuan kasar gue ke lo. Sebeneranya gue kayak gini karena gue masih sayang banget sama lo. Tapi gue tutupin itu dengan cara nyoba buat ngebenci lo.”terang Rio. Via, Agni, Iel, Oik dan Cakka bak menonton sebuah adegan drama romance.“Maafin gue Fy.”
Ify menangis terharu,”Harusnya gue yang minta maaf sama lo Yo. Gue udah maafin lo tanpa lo minta.”jawabnya.
“Lo mau gak jadi cewek gue lagi?”Tanya Rio yang bikin pipi Ify merah padam. Semua yang ada disitu langsung berkoor“terima terima”.
“Ify mengangguk kecil lalu Rio langsung memeluk Ify erat.
“Maafin gue yah Fy.”ucapnya sambil terus memeluk erat Ify.
“Gue yang slah. Maafin.”ujar Ify sambil melepaskan pelukannya dari Rio,”kita lupain semua nya yang udah berlalu kita mulai hidup yang baru. Oke?”ucap ify dengan senyuman yang sangat indah. Rio mengangguk. Mereka semua melanjutkan bermain hujan-hujanan sampai mereka puas.
***
-author: Dhita Liawaty Saputri
-facebook: Dhita Liawaty Saputri
-twitter: @dhitals
wishhh
ReplyDeletekeren nih cerpen'a :)
Terimakasih:)
ReplyDeletenangis loh ka ;)
ReplyDelete