Ify melengos ditempat duduknya. Aneh. Itu yang dia rasain. Pas papasan sama Rio tadi. Kalo biasanya dia nantangin Rio, ngeliat Rio tanpa takut, sekarang malah menunduk. Seolah ga mau ngeliat wajah cowok itu. Bahkan wajahnya bersemu merah. Ify menepuk-nepuk pipinya. Jangan gila! Dia hanya kayak gini pas suka sama kak iel. Masa sama cowok ini juga gara-gara alasan yang sama? Ify menggelngkan kepala. Gak mungkin. ini pasti gara-gara Ify malu kemarin meluk Rio. Ya, pasti karena itu. Atau... harusnya begitu.
Sivia menoleh ke Ify. Menyadari perubahan temannya itu. Sejak kemarin, suka ngelamun, senyam-senyum sendiri, ngetuk-ngetuk kepala, geleng-geleng. Kayak orang lagi..... gangguan jwa :p
"eh, Fy, kok gue perhatiin lo aneh ya?" tanya via sambil memperhatikan temannya.
"maksud lo?" tanya Ify ga ngerti.
"maksud gue, setelah o ngileng di kebun teh kemarin kok... lo kayaknya aneh gitu?? jangan-jangan lo..." Sivia mulai menduga-duga. Wajah Ify memerah. Duhhh, jangan sampai nih orang tau deh.
"Apaan?" tanya Ify.
"lo kemasukan setan ya???Setan apaan? tuyul? Kunti? Buto ijo? kok lo senyum2 melulu?" Tanya Sivia beruntun. Ify manyun. Kayaknya sohibnya ini deh yang kemasukan. Tapi untungnya dia nggak menduga soal Ify dan Rio. Untuuuung. :) "jadi bener nih?" lanjut Sivia. "apanya?" tanya Ify balik.
"Lo.. kerasukan??"
"Yeeee enak aja, "
"nah trus? lo kenpa senyam-senyum gaje dari tadi?" tanya Sivia ulang. Ify tersenyum misterius.
"Rahasiaaaaaaa" Sivia manyun. Ify ga asik nih main rahasia-rahasiaan.
"Siv.." panggil seseorang. Sivia berbalik.
"eh, Alvin. Kenapa Vin?" tanya Sivia.
"ntar sore ada acara gak? Gue mau ngajak lo ke suatu tempat" ajak Alvin gak pake basa-basi. Sivia menaikan alis, melirik ke Ify sebentar. Ify mengangguk, seolah-olah bilang. 'udah, trima aja!'. Sivia berbalik lagi ke Alvin.
"Oke deh, kebetulan hari ini ga ada acara. emang mau kemana?" tanya Sivia lagi.
"liat aja nanti." jawab Alvin sambil tersenyum lembut. Whoaaaa, kayak ada getser yang mencair, Ify dan Sivia meleleh ngeliat senyum Alvin itu. Ga senyum aja udah cakep, apalagi senyum.Alvin kayaknya ga sadar kalo Sivia sama Ify lagi terkagum-kagum, dia langsung jalan aja. kembali ke tempat duduknya. Ify menyikut Sivia.tersenyum menggoda ke Sivia.
"Cieeee yang ntar mau kencan..." goda Ify. Wajah sivia memerah.
"apaan sih? jalan bareng kan bukan berarti kencan!" bales Sivia. Ify makin jail.
"Jiahhhh, alesan....." Ify tersenyum jail. wajah Sivia makin merah.
"ya udah kalo ga percaya" Sivia manyun. Ify terkikik. Dasar Sivia, baru digangguin dikit aja gitu juga.
"Cup, cup, cup, jangan ngambek dooong. Gue sih ga papa. lo mau kencan kek, jalan-jalan biasa kek, jalan-jalan ke dunia lain kek, ato ngunjungin keluarga lo dikebun binatang juga gue bisa aja :p"
"ifyyyyy," Sivia manatap Ify gemas.
"Hehehehe, asal beliin gue coklat yahhh, gue lagi pengen makan coklat nih" ify mulai ngerayu.
"Lagi ngidam lo? lagian gue sama Alvin mau ke toko coklat emangnya?"
"eenak aja... ayo lah, anggap aja pajak, hehehehe" Ify mulai ngeluarin senyum manisnya. ngejampi-jampi Sivia buat ngangguk.
"Iya deh... orang belum jadian aja udah dipajak. apalagi jadian ntar"
* * *
Ify menyedot air mineralnya. Hahhh, seger, siang-siang panas gini, adem... Ify menatap Air mineralnya yang tadi dia beli dikantin. dia beli dua tadi. gara-gara kehausan. tapi minum satu aja kayaknya udah lebih dari cukup.
"Airnya kasih di siapa nih? mubazir kalo dibuang. gue udah ga haus lagi." ucap Ify sambil terus berjalan. Tanpa sengaja, Ify menoleh ke lapangan basket. tepatnya, dipinggir lapangan. disitu ada Rio, yang lagi duduk, keringetan banget. Dehidrasi kayaknya (sotoy) dia terus mengelap keringat yang jatuh mulus di wajahnya.
Ify tersenyum tipis. Kasih rio aja kali ya? lagian kemarin dia udah bantuin gue. selama ini kalo gue lagi susah juga dia yang ngebantuin gue' batin Ify kemudian menghampiri Rio.
"Fans-fans lo gak ngasih air ya?" tanya Ify. Rio berbalik.
"gak butuh" jawab Rio cuek. Ify manyun. padahal niatnya baik. Ify duduk disamping Rio. Menyodorkan air mineral itu.
"nih, kebetulan tadi gue beli dua" ucap Ify sambil menyodorkan air mineral itu. Rio menatap Ify sebentar. Kemudian ngeliat ke air mineral itu. Ify memutar bola mata. Gengsian banget sih jadi orang! Ify menarik tangan Rio
kemudian meletakan air itu ke Rio.
"Nih, ambil aja, ga usah malu-malu :p" ucap Ify smbil tersenyum. tanpa berkata apa-apa, Rio meneguk air mineral itu. satu kali tegukan langsung habis. Ify cuma bisa geleng-geleng. kayaknya nih orang emang lagi dehidrasi deh..... untung aja Ify maksa buat nerima. kalo nggak? mungkin udah mati deh si Rio (yee, enak aja mati).
"tumben lo baik" ucap Rio tiba-tiba.
"Yeee lo gimana sih? gue baik salah. gue nyolot salah, gue galak salah." Ify manyun. ngerasa kebaikannya ga dihargain.
"Ya.... sorry deh. Makasih ya buat airnya" Rio tersenyum. sambil menatap Ify.Ify langsung melting. 'Nih orang gak usah ngeliat gue kayak gitu kenapa? bikin gue salting aja' batin Ify sambil menunduk. wajahnya memerah. jantungnya berdebar keras. keinget
kejadian di hutan waktu itu. untungnya Rio gak merhatiin. Rio malah ngeliat ke lapangan.
"eh, gue main lagi dulu ya" pamit Rio kemudian berjalan kembali ke tengah lapangan, bergabung sama yang lain. Ify mengangkat muka. sadar ato nggak, dia mulai merhatiin Rio yang lagi main basket. dia terlihat enjoy pas main basket. dia terlihat sangat menikmati. dan menurut Ify yang ga tau apa-apa tentang basket, cara main Rio bagus. gerakannya cepat, cara dia ngeshoot bola juga keren banget. dibawah sinar matahari, Rio yang lagi main basket keliatan..... cakep.
Ify menggelng keras. Tadi gue mikir apaan sih??? Apa gue mulai.... Ify menghela napas. melihat ke arah Rio lagi. kali ini, rio juga lagi ngeliat ke arah Ify. Dia tersenyum ke Ify, senyum yang ga pernah Ify liat. Senyumnya manis banget. Ify menunduk lagi. Wajahnya memerah lagi. Debaran di jantungnya juga makin kuat. apa gue mulai suka Rio? batin Ify.
* * *
Sore ini, Alvin menjemput Sivia. Gak kayak duu yang jalan kaki doang xp (waktu itu kan perginya deket, lagian rumah Avin deket kok sama rumah Sivia, sivia nya aja yang ga tau). hari ini dia make motor yang biasa dia pake ke sekolah. Sivia menghampiri Alvin.
"pergi sekarang Vin?" tanya Sivia. Alvin mengangguk. Sivia naik ke boncengan Alvin. Sepanjang jalan, mereka cuma diem-dieman. Sivia ga tau mau ngomon apa, lagian ngobrol diatas motor kan ga enak.
Akhirnya, mereka sampai ditempat tujuan. Gak jauh dari rumah Via, deket banget malah. Ga perlu pake motor juga bisa. Mereka berhenti didepan sebuah rumah megah. Sivia menaikan alis.
'rumah siapa nih?' batin Sivia.
"Ayo masuk Via" ajak Alvin. Sivia menurut. Dia mengikuti Alvin sampai
kedalam rumah.
"ini... rumah elo ya Vin??" tanya Sivia sambil mengedarkan pandangan. Rumah ini keren, kesannya rapi banget.
"Iya," jawab Alvin pendek. Sivia menaikan alis.
'ngapain Alvin ngajakin gue kerumah dia?' batin Sivia.
"Alvin" Sivia dan Alvin berbalik. Seorang cewek, lebih tua dari Alvin keluar dari rumah bagian belakang. Dia tersenyum ke Sivia. "Sivia ya?" tanya cewek itu. Sivia mengangguk, membalas senyum cewek itu, tapi ga inget siapa dia. Cewek itu berjalan mendekat.
"nggg, kakak siapa ya? kok kenal saya?" Sivia memberanikan diri untuk bertanya. Cewek itu tersenyum.
"cece tasya." jawab cewek itu. Sivia memiringkan leher. berusaha mengingat-ngingat.
'Cece tasya? namanya kok aneh banget? kalo tasya sih pernah denger. yang penyanyi cilik itu ;p' pikir Sivia.
"ce, Alvin sama Via pergi dulu" pamit Alvin, dia udah muncul lagi (kapan ilangnya?) udah make jaket dan bawa helm. Cece Tasya mengangguk.
"hati-hati dijalan" pesen Cece Tasya.
* * *
Sebenernya, Alvin bisa aja langsung pergi sama Sivia ke tempat tujuan mereka, masalahnya Cece tasya pengen ngeliat Sivia, katanya udah lama ga ngeliat Sivia, kalo dulu kan tiap hari. Alvin memarkirkn motornya dipinggir danau. ditempat tujuan mereka yang sebenernya. Sivia sih, ngikut aja.mereka berdua kemudian duduk di bangku yang ada disitu.
Sivia mengedarkan pandangan. tempat ini lumayan sepi, hanya ada dua orang bapak-bapak yang lagi mancing, tempatnya teduh, pohonnya lumayan banyak lah... sempat ragu juga kalo ini masih jakarta.
"Masih sama kayak tujuh tahun lalu..................." ucap Alvin tiba-tiba. Sivia melirik ke Alvin.
"Maksudnya? Oh iya, ngapain lo ajak gue ke sini? mancing?" tanya Sivia beruntun. Alvin menggeleng.
"susah ya jadi orang amnesia... kita tuh dulu sering banget ke sini. Gue, elo, bokap lo,bokap gue, oma gue, cece tasya.. dan... nyokap lo..." jawab Alvin. Matanya menatap lurus ke danau. seolah lagi nginget kejadian yang pernah terjadi disana.
Sivia berpikir sebentar. Apa mungkin dulu dia deket banget sama Alvin? Tapi kok kayaknya gak mungkin banget yah dia deket sama orang yang... dingin banget kayak gini?
"Siv.." panggil Alvin
"Hm?" Sivia berbalik ke Alvin.
"gini, sebenernya, tujuh tahun lalu, kita janji buat negbuka "harta karun" kita 10 tahun lagi. Tapi berhubung elo ilang ingatan, dan gue rasa terlalu lama buat nunggu sisa tiga tahun itu. gue rasa hari ini kita buka aja "harta karun" masa kecil kita" jelas Alvin panjang lebar. Sivia menaikan Alis. Dia... dan Alvin... punya harta karun semasa kecil? ALvin betul, mungkin ini bakal ngebuat gue inget masa lalu gue. Sivia mengangguk. Alvin kemudian berjalan ke sebua pohon besar. Yang keliatannya udah berumur puluhan tahun *sotoy* Alvin berjongkok di depan pohon itu.
Kemudian mengambil batang kayu yang ada disamping pohon itu. Kemudian udah asik menggali.
“hatra karunnya di kubur yah?” tanya Sivia. Dia pikir hanya di film-film aja harta karu dikubur, hehehehe. Alvin mengangguk.
“iya dong. Soalnya pas kecil kan kalo denger harta karun, pasti harta karunnya dikuburin. Jadi harta karun kita juga dikuburin” jelas Alvin. Sivia mengangguk-angguk.
“gue bantu yah?” pinta Sivia.
“Jangan, ntar tangan lo kotor lagi”
“Yah.. pliss, gue cari batang kayu deh, yayayaya” Tanpa nunggu jawaban Alvin, Sivia langsung berjalan, mencari batang kayu.“nah! Ini dia!” seru Sivia senang, kemudian menghampiri Alvin dan ikutan menggali.
Ternyata, lumayan dalam juga“harta karun” mereka dikubur. Setelah hampir 30 menit menggali, barulah ketemu sebuah kotak, yang tertanam sekitar 25 centi dibawah tanah.
“Horeeeeee dapat harta karun!!” seru Sivia. Betul-betul kayak anak kecil. Alvin tersenyum.
Mereka berdua kemudian membwa kotak itu ke tempat mereka duduk tadi.
"Ayo buka Vin!" Ucap Via semangat. udah ga sabar pengen liat, apa "harta karun" masa kecil mereka itu.
Alvin ngebuka kotak itu perlahan. Sivia mengintip kedalam kotak itu. Ada beberapa benda didalamnya. masing-masing dikasih label dengan tulisan tangan yang khas anak-anak banget. morat-marit ga jelas. benda yang terletak paling atas adalah....
"Lha? Kok pulpen?" ucap Sivia sambil ngambil pulpen itu. Sivia menatap Alvin. pengen tau maksud pulpen itu, dan siapa pemilik pulpen itu.
"itu punya lo, pulpen pertama lo, kesayangannya lo" jelas Alvin. Sivia memperhatikan pulpen itu. emang ada nama Sivia disitu. "hampir semua label dan hal-hal lain yang disni kita tulis pake itu kok!" jelas Alvin lagi.
Sivia manggut-manggut. Hebat si Alvin, masih nginget hal-hal yang udah lama kayak gitu. Gak begitu penting juga. Sivia mencoret-corel pulpen itu ketelapak tangannya. Ga jadi. Udah ga ada tintanya kali yah?
Sivia melihat kedalam kotak itu lagi. Kali ini, alisnya terangkat kembali. Apaan lagi tuh?
"Ihhh lucuunyaaa" seru Sivia sambil mengambil foto yang ada didalamkotak itu. Difoto itu, tampak dia dan Alvin berdiri diepan pohon tempat mereka nguburin harta karun ini. Difoto itu, ekspresi Sivia dan Alvin bener-bener aneh. Mata mereka dijulingin, lidahnya dijulurin, tangannnya ditaruh ditelinga, dibikin kayak telinga gajah yang gede itu (bisa dibayangin gak??? pasti lucu yah kalo ada hehehehe apalagi Si Alvin.
"Hahahahaha" Sivia ketawa ngakak. Ya ampuuunnnn, apa gue segila ini pas kecil? si Limbad ini bisa juga nampangin muka kayak gitu?? hahahaha. batin Sivia sambil memegangi perutnya. Sumpah! baru kali ini ngeliat foto dia yang hancur-hancuran gitu. "Eh, Vin, Coba lo bikin ekspresi muka kayak gini lagi! Trus gue foto, gue pajang dimading, trus dibawahnya gue tulis, salah satu dari tujuh keajaiban SMA Fariast hehehehe" seloroh Sivia. Sivia gak boong. Nih orang senyum aja satu sekolah gempar, apalagi kalo nampangin muka kayak gini? untuuung, ini waktu masih kecil, coba kalo sekarang, hehehehe parah banget tuh :p
"Yah.... emang gue apaan? Oh iya, foto itu dimabil sama nyokap lo. pas keluarga kita piknik bareng, gue, elo, bokap-nyokap lo, bokap gue, oma gue, cece tasya, sama bokap gue." jelas Alvin. Sivia mengangguk lagi. Kemudian mengamati foto itu lagi. Tawanya pecah lagi. Kalo Ify sama Ray ngeliat ini.. psti mereka ketawa sampe guling-guling (?)
"Ini buat gue yah Vin!!" Pinta Sivia semangat. 'Buat gue tunjukin ke Ify sama Ray, hehehe' tambah Sivia dalam hati.
"Oke, boleh-boleh aja. Asal jangan lo kasih liat ke Ify sama Ray, mereka berdua suka heboh" jawab Alvin. Sivia melengos. ALvin udah tau maksudnya. Yah... sial. Tapi ga papa, yang penting benda yang satu ini, mungkin bisa ngebuat dia inget masa lalunya.
Harta karun ketiga...... sebuah buku yang udah lusuh. Kayak buku tulis biasa. TApi keliatan banget umurnya udah bertahun-tahun. didepannya tertulis. Sivia-Alvin, besar-besar. khas anak keci kalo nulis, kecil yah kecil banget, kalo gede ya gede banget.
"Buku apaan tuh Vin?" tanya Sivia pas Alvin ngambil buku itu.
"buku harian. MAu baca?" tawar Alvin sambil menyodorkan buku itu ke Sivia.
Sivia melihat buku itu sebentar. dengan tatapan ga ngerti. Tapi dia mulai ngebuka buku itu. di halaman pertama ditulis.
Alvin Jonathan
Sivia Azizah
Nama mereka berdua, yang lagi-lagi menghiasi buku itu. Narsis amat sama nama masing-masing. Sivia membalik lembaran buku itu lagi. lembaran berikutnya dibagi jadi dua bagian. Seolah membagi kedua buku itu menjadi dua bagian. dibagian pertama.....
Sivia.
Yah... hari ini Si Alvin nyebelin!
Masa dia ngabisin es krim aku sih? itu kan es krim kesukaan aku!
Rasa coklat! katanya ga suka cokat, he, ngabisi punya aku! jadi aku bales deh, makan es krim tiramisu dia. jadi sekarang Alvin yang marah.
Via ga mau minta maaf ahhh kan yang mulai duluan Alvin :p
Sivia ngakak. Hehehe, anak kecil banget deh, rebutan es krim. ngambek hanya karna es krim. Pasti lucu deh ngeliat Alvin ngambek. sekali lagi, Sivia pengen ngeliat tampang cowok itu, sama kayak yang dia liat dan baca dari "harta karun" mereka ini. Alvin juga tersenyum waktu ngebaca tulisan yang ada disitu.Sivia melengos. terlalu banyak yang dia lupain. setelah itu dia membaca tulisan yang ada dibawah tulisan itu.
Alvin.
Yah... Sivia marah pas aku makan es krimnya.
Pas aku tinggal bentar buat manggil cece, eh, es krim aku udah dimakan
sama dia.
Emang dasar, sekalian aja gak sisain! Tapi aku gak bisa lama-lama marah sama Sivia ntar aku mainnya sendiri lagi.
Yah..........
Sivia terkikik geli. Anak-anak banget deh merek berdua.
"Baca nya lanjut dirumah aja ya" ucap Alvin. Sivia mengangguk.
Menaruh buku itu dipangkuannya. Dan dengan semangat melihat kedalam kotak lagi. Benda terakhir yang dadidalam situ. Dua buah kertas. Masing-masing ditulis nama mereka. Alvin dan Sivia.
"Punya lo yang ini, yang ini, punya gue" ucap Alvin sambil menyodorkan kertas yang satu ke Sivia. sedangkan yang satu dia pegang.
"ini apaan?"tanya Sivia sambil membolak-balik kertas itu.
"Impian, cita-cita, dan hal yang paling kita senangin pas kecil" Jelas Alvin.Sivia mengangguk
"boleh baca sekarang?" tanya Sivia. Alvin mengangguk.
"Iya, tapi kita balik ke tempat duduk kita dulu. okey?" Sivia mengangguk. Ngikutin Alvin kembali ketempat mereka duduk awalnya. Sivia mulai membuka kertas itu. Alvin juga.
* * *
Ify masuk ke kelas dengan langkah malas-malasan. Semalaman dia mikirin perasaan dia yang makin gak karuan kalau nginget Rio. Nginget senyuman tiba-tiba Rio. Nginget waktu dia pelukan sama Rio. Ify ngerasa senang, malu dan ga tau apalagi. Selama ini, Ify hanya pernah satu kali punya perasaan kayak gitu. Waktu sama Kak Iyel. Tapi ga gini-gini amat. Ngapa-ngapain bawaannya keinget Riooo terus.
Ify melangkah lunglai ke mejanya. Duduk ditempat duduknya. Ify memperhatikan tempat disampingnya
yang masih kosong.
'Sivia belum datang yah?' batin Ify. Dia melirik ke meja Rio. ceritanya curi-curi pandang gitu :p
Tapi bukan Rio yang dia liat, tapi Sivia.. bareng... yah siapa lagi kalo bukan Alvin. Mereka brdua lagi ngobrol. Ga tau deh ngomongin apa. Tapi Ify ngeliat Avin tersenyum kecil, sedangkan Sivia ngakak abis. Sesekali keliatan Via ngegodain Alvin. Gatau deh ngegodain apaan. Ify heran juga sih ngeliatnya. Tapi ngambil sisi positifnya aja. Mereka berdua tuh kan temen masa kecil. pasti ngomongin masa kecil mereka deh. Ify mulai berspekulasi.
Tiba-tiba seseorang menghalangi pandangan Ify. orang itu duduk ditempat Sivia. Ify yang agi asik-asiknya merhatiin Alvia, mendongakkan kepala. Kemudian menaikan alis. Gak percaya. Rio!
"ngapain duduk disitu?" tanya Ify.
Beda sama yang biasa, kalau biasanya kan pasti bilang. "Heh! Ngapain lo duduk disitu?" ato "Itu tempat duduk sivia! kok lo duduk disitu?" tapi kali ini hanya itu yang bisa dia ucapin.
"Ngga boleh? anggap aja gue tukeran sama temen lo" jawab Rio sambi menunjuk Sivia dengan dagunya. Ify hanya mengangguk perlahan. Ga tau musti ngomong apa-apa lagi.
"Pagi anak-anak" sapa Bu Winda ketika masuk kelas. Ify mendongakan kepala. Cepet banget uh guru masuk kelas! Ify melirik ke sebelahnya. Rio masih duduk ditempat Sivia, gak beranjak kemana pun. Sivia juga. Kayaknya dia takut buat kembali ketempatnya. Dia udah berdiri buat kembali ketempatnya. Tapi karna Rio gak bereaksi apa-apa, malah mengeluarkan buku-buku dari tasnya, Sivia langsung mengurungkan niatnya.
"Sivia? kenpa kamu berdiri?" tanya Bu winda. Sivia hanya garuk-haruk kepala. Trus duduk kembali ditempat duduk Rio. Rio sendiri tenang-tenang aja. Seolah biasa-biasa aja. Ify kebingungan sendiri. Mata Bu Winda beralih ke Ify dan Rio.
"Mampus deh!' batin Ify. Bu Winda membenarkan letak kacamatanya yang agak melorot.
"Mario? Kenapa kamu duduk disitu? Bukannya kamu duduk dengan Alvin?" Tanya Bu Winda. Kayaknya dia hafal tempat duduk anak-anak didiknya. Kan dia wali kelas Ify.
"Cuma pengen bersosialisasi sama anak-anak lain. Boring aja kalo disitu-situ mulu" jawab Rio santai. Seolah gak lagi melakukan hal yang aneh-aneh. Bu Winda kayaknya ga mau memperpanjang masalah. Dia hanya mengangguk, seolah penjelasan Rio udah logis banget.
Sedangkan Ify hanya bisa menaikan alis. Bersosialisasi? sama siapa? gue?' batin Ify. Tapi setelah itu, Ify udah gak bisa nerka-nerka kenapa Rio gak mau minggir dari tempat duduk disampingnya. Karena setelah itu, dia udah sibuk ngerjain soal-soal yang Bu Winda kasih.
* * *
Pas jam pertukaran pelajaran, ga ada tanda-tanda Rio mau balik ke tempatnya. Dia malah asik sama BBnya. Sivia sendri ga berani "ngusir" Rio dari situ, soalnya Rio keliatan udah pewe banget disitu.
"Eh, Yo, kok lo gak balik ketempat duduk lo sih?" tanya Ify penasaran.
"Gue udah duduk. ga mau bangun lagi. males" jawab Rio asal. Ify memutar bola matanya. Susah ngomong sama nih anak.
"Trus, Via gimana?" tanya Ify lagi.
"Ya, dia duduk ja disitu. Alvin ga bakal gigit kok" jawab Rio santai. Ify menghela napas.
"up to you. asa jangan selamanya duduk disini aja"
Sementaraitu, anak-anak lain pada berspekulasi tentang tempat duduk Ify, Rio, Alvin sivia yang udah berubah. Ada yang bilang kalo Avin suruh Sivia pindah, supaya Rio dan Ify bisa baikan, gak suka berantem kayak dulu lagi, ada yang bilang Alvin nyuruh Sivia pindah supaya Rio dan Ify bisa pedekate, ada yang bilang Ify nyuruh Sivia pindah supaya Sivia PDKT sama Alvin, dan dia sama Rio, ada yang biang kalo Rio suka sama Ify dan berencana nembak Ify, tapi masih PDKT, sekaligus nyomblangin Alvin sama Sivia. Pokoknya macam-macam deh!
* * *
Impian, Cita-cita,dan semua yang Via suka......
Sivia pengen banget bisa jadi dokter! soalnya, pas masih kecil, sivia suka sakit-sakitan, dan ada dokter baik hati yang selalu nyembuhin Via dokter bilang, jadi dokter banyak pahala, karna nyembuhin banyak orang.
Trus, Sivia juga pengen bisa ke Disneyland bareng papa dan mama, pengen liat mickey mouse, donal duck, Guffi, yang biasa Via tonton.
Via juga pengen punya adek. Kayak temen-temen Via. Via kesepian cuma sendirian sama mama dirumah terus.
Tapi Via gak begitu keepian lagi karna ada Alvin. Pokoknya Via pengen temenan selamanya sama Alvin. Soalnya Alvin itu baikkkkk banget, ga kayak anak cowok lain yang suka jail sama Via.
Via suka Alvin, Via sayang Alvin. Via ga mau pisah dari Alvin.
* * ***
-author: Chiia^^
-facebook: Chiiaa Rify Haling
No comments:
Post a Comment