Tuesday, June 14, 2011

Cinta Si Nyolot Dan Mr. Perfect Part20: Chitato (repost)

Ify ngedumel begitu masuk kelas. Moodnya yang lagi bagus langsung jadi ga enak pas ketemu si Debo tadi. Jadi... pas masuk sekolah sumringah. Tapi pas masuk kelas malah cemberut abis.

"Pagi Fy!!" sapa Sivia ceria. Ify mengangkat Alis. Kenapa nih sohibnya ceria banget nih hari.

"Pagi. Kok ceria amat?" tanya Ify sambil menghempaskan tubuhnya dikursi.

"Lha? kan tiap hari emang harus ceria!!! Oh iya, lo kenapa? kok manyun gitu?" Tanya Sivia sambil memperhatikan sahabatnya.

"Tau tuh. Ketemu yang nyebarin foto-foto gue yang di mading waktu itu tuh" jawab Ify sambil memejamkan mata. Baru aja mau tidur, si Sivia udah teriak.

"hah? jad tuh orang udah ketahuan siapa?? siapa tuh dia Fy?pake ngata-ngatain elo Playgirl lagi! Ayo kita gebukin sekarang!" Sivia heboh sendiri. Ify hanya tersenyum tipis ngeliat reaksi temannya. Telat info banget dia. Tapi ternyata, bukan Sivia doang yang telat info. Agni, Nova sama Ray gak kalah hebohnya.

"hah? siapa tuh orang? Weitss, kurang ajar banget tuh! Minta gue pukulin kali ya!" seru Agni.menggebu-gebu.

"Namanya siapa tuh??kelas mana?? sini biar kita keroyokin dia!" Nova ikutan menggebu-gebu.

"Hei. Gue juga ikutan. Tunggu gue ambil stick drum gue di ruang kesenian dulu" Ray ikut-ikutan. Kemudian berlari ke ruang kesenian. Ify hanya bisa geleng-geleng ngeliat ekspresi sahabat-sahabatnya yang-sumpah-lebay abis!

Pas Ray lari keluar kelas......

*Gubrakkkkk* terjadi tabrakan kecil-kecilan antara Ray dengan.. Rio. Yah, anggap aja tabrakan duaRR. hehehehe :p

“Ya ampun Ray. Ngapain sih lari-lari?” Tanya Rio sambil membersihkan celananya yang udah kotor.

“Itu.. lo udah tau belom? Yang naruh foto-foto elo sama Ify,Ify sama Alvin sama kak Iyel udah ketauan? Ini gue mau ngambil stick drum biar gue Nova, Agni, Sivia sama Ify keroyokin!” jawab Ray semangat. Rio hanya geleng-geleng.

“Udahah.. ngapain coba berurusan sama orang kayak gitu. Si Ify aja teneng-teneng aja.” Ucap Rio smbil menunjuk Ify yang emang santai-santai aja. Ray mengangguk.

“yahhhh, padahal gue udah pengen banget mukul-mukul pake stick..” desah ray.

***

Alvin duduk ditempatnya. mengamati gelang ditangannya.Gelang berwarna hijau. Yang awalnya punya dia, trus dikasih ke Sivia.. tapi malah ada di Alvin lagi. Alvin sendiri nyari barang ini susahhh banget. Sampai ngubek-ngubek seisi rumah. Dulu, Alvin udah ga begitu peduli lagi sama gelang ini...

FLASHBACK-------------------------------------------------------------------

Alvin ga percaya waktu cece Tasya bilang Sivia udah pindah. Buat mastiin, Alvin pergi kerumah Sivia. Dan bener aja, rumah Sivia sunyi banget. Kayak gak berpenghuni. Alvin kemudian duduk di batu didepan rumah Sivia. Nunggu Sivia. Siapa tau Sivia lagi keluar. Toh, rumah ini juga selalu kosong. Paling cuma Sivia dan bunda nya doang. Sama kayak waktu itu. Udah nunggu 5 menit.. 10 menit.... Alvin udah kayak orang cacingan. Mondar-mandir mulu. pas lagi sibuk mondar-mandir, Alvin ngeliat benda berwarna hijau disamping batu itu. Karna penasarn, diangkat deh tuh barang.

"eh?" Alvin kaget ngeliat benda yang lagi dia pegang sekarang. Gelang punya dia, tapi waktu itu di barter sama Sivia."Kok bisa ada disini???" ucap Alvin kaget. Sambil memperhatikan gelang itu.

Emang bener, itu gelang Alvin yang Alvin kasih ke Siivia.

"Sivia ngebuang gelang ini yah? apa sivia udah ga mau temenan lagi sama Alvin??" ucap Alvin sedih sambil memandang gelang itu. Tapi, ALvin ga tau kalo sebenernya gelang tu terlepas waktu Sivia ketabrak beberapa hari lalu. Avin menatap rumah Sivia sekali lagi. Mungkin kata cece nya bener. Sivia udah pindah.....

FLASH BACK END
---------------------------------------------------------------------------------------

Well, waktu itu, Alvin emang ga tau kejadian yang nimpa Sivia. Tapi sekarang Alvin udah tau, sivia ninggalin dia bukan karna Sivia udah ga mau temenan lagi sama dia. Tapi karena "kecelakaan" itu.

Alvin menoleh ke Sivia. Sivia lagi megang selembar foto sambil mengamati foto itu dengan serius.

"Itu foto apaan sih??" tanya Ify sambil ikut-ikutan ngeliat. Sivia menyodorkan foto itu ke Ify.

"lo tau nggak itu siapa?" tanya Sivia. Ify mengamati foto itu.

"Lo... sama Alvin yah?? ini ALvin??" tanya Ify sambil nunjuk-nunjuk foto itu. Sivia mengangguk. Ify menatap Alvin, terus Sivia, trus Alvin lagi, trus Sivia lagi (Ahhh ribet lu Fy). "Idihhhh. elo sama ALvin lucuuuu banget. Chubby bangeeeet, mana matanya sama-sama sipit lagi! Chineese banget deh!" Ucap Ify sambil menatap lekat-lekat foto itu kayak mau nelen.

Alvin yang penasaran sama foto yang dilihat Ify, berjalan mendekat. Alvin tersenyum tipis. Untuung aja bukan foto dengan ekspresi gila-gilaan waktu itu :p. Ify menarik lengan ALvin.kemudian menatap ALvin, trus ngeliat ke foto itu.

"Ihhhh. ALvin lucuuuu dehhhh. Pipinya tembemmm" Ucap Ify kemudian mencubit-cubit pipi Alvin dan menggoyang-goyangkannnya. Sivia hanya terkikik geli. Ray cuma bisa nutupin pipinya berharap Ify ga nyubit dia juga. Cakka malah keliatan mau ikutan nyubit.

Rio yang ngeliatin itu cuma bisa ngangkat alis. Ada rasa sedikit jealous muncul, tapi Rio dengan cepat menepis perasaan itu. Kemudian menggeleng-gelengkan keplanya. Ify tersenyum puas sehabis mencubit Alvin. Sampai pipi Avin merah.

"hehehehe, sumpah Vin! Baru nyadar gue kalo elo chubby. gue pikir Ray doang" ucap Ify sambil cengengesan. Ray langsung masuk ke kolong mejanya. ga mau dicubit sama Ify.

"ya ampun Fy.. persaan gue chubby pas kecil doang deh" ucap Alvin sambil mengelus pipinya. Ify tersenyum puas. berbalik ke tempat Ray. Tapi ga ngeliat Ray disitu. Ify manyun.

"Yahhh. padahal pengen nyubit lagi :p" desah Ify sambil duduk lagi."eh Vin. ngapain?" tanya Ify yang ngeliat Alvin masih tetep berdiri ditempatnya.

"Gue mau ngomong bentar sama Via.." jawab Alvin. Ify manggut-manggut.

"yaudah, ngomong aja. Emang gue ganggu gitu?" tanya Ify. Padahal udah ada niatan nguping hehehe.

"Eh, engga" jawab Alvin. kemudian berbalik ke Sivia. "masih inget ini?" tanya Alvin sambil menyodorkan gelang hijau yang dari tadi dia pegang. Sivia menatap gelang itu sebentar. kemudian mengambil gelang tersebut.

"Yahhh, gue kan amnesia. Ga inget. Tapi kalo dari cerita elo sama mimpi gue, ya gue inget lah. itu yang gelang punya elo kan? yang elo kasih ke gue? kok ada di elo lagi?" tanya Sivia beruntun. Ify mendengar dengan seksama. meskipun ga ngerti sama sekali.

"Bagus deh kalo inget. ini gue temuin didepan rumah elo. ga lama setelah elo pindah" jawab Alvin.

"Ohhh" sivia manggut-manggut. kemudian mengamati gelang itu. "Eh, ngga ke kantin?" Sivia mengalihkan pembicaraan. Alvin menggelng.

"Malas ah. eh iya, cece ngajak kamu kerumah ntar malam. mau ngga?" tawar Alvin.

"Oh ya? Cce tasya? mauu doong. ngapain tuh?" tanya Sivia balik.

"Ngajakin makan malam. betulan nih mau? gue jemput deh ntar" tawar Alvin. Sivia mengangguk cepat. Ify yang dari tadi denger dan ga denger apa-apa dan jadi ngerasa diabaikan. Manyun deh dia.

"Kacaaaaaaang. Kacaang murahhh. sekilo gopek" ucap Ify sambil ngibas-ngibasin tangannya, berusaha menarik perhatian Alvin dan Sivia. Tapi ternyata dua bocah itu malah makin asik ngobrol.

"Kaaaaaacaaaaaaaaannnnnnnnnnnng" teriak Ify makin kenceng. sebel juga ga dianggap gitu. Alvin dan Sivia berbalik. Tapi yang nyeletuk duluan Ray.

"Lha? lo udah alih profesi jadi tukang jual kacang fy?" ledek Ray. Ify melotot ke Ray yang udah keluar dari kolong. Alvin dan sivia hanya bisa ketawa. Ify melotot lagi ke Alvin-sivia.

"Ketawa lagi lo berdua! keasikan ngobrol, trus gue ga dianggap. Heu" Ify manyun lagi.

"Ya udah, lo ngomng bareng Rio aja" ucap Alvin sambil menunjuk Rio dengan dagu.Ify mendelik.

"Ihhh. ogah ah" tolak Ify. Padahal pengen tuh... Sivia menyikut Ify.

"udah, ga usah malu-malu, hehehe" ucap Sivia. Ify manyun.

"Idihhh, siapa yang malu-malu coba?"

"Ify, weeekkk. Kalo berani, ajak Rio ke kantin..." Ucap Sivia. Ify berpikir sebentar. Ga ada salahya sih, ngajak Rio kekantin. Lagian sekalian sebagai tanda trimakasih buat Rio. Dari pada disini trus dikacangin mulu?

"Taelah.. gitu dang mah... kecil" ucap Ify sambil menjentikan jarinya. Sivia tersenyum miring. Meremehkan.

"Jangan hanya bicaraaaa, coba tuh, dia nya belum ke kantin" ucap Sivia sambil nunjuk Rio yang lagi (Sok) sibuk sama BBnya."Kao berani, gue kasih deh, cokelat swiss gue" Ucap sivia lagi. Ify menganggukcepat. Emang dipikir Ify takut apa?lagian dapat coklat swiss, kan enak banget :p Sementara itu, Alvin juga ikut mengamati, Si Ray malah udah nutup kuping. dipikir bakal ada perang dunia ke 3 kali ya.

"Rio" sapa Ify sambil nyamperin Rio. Tepatnya duduk disamping Rio. Tempat duduk Alvin. Rio berbalik sebentar. kemudia (sok) sibuk lagi sama BBnya. Masih jealous sama kejadian "cubit-cubitan" tadi. Ify melengos kesal. ga disana, ga disini. Dicueeeeekkkkkkkkkkkiiiiiiiiiiiiiin mulu.

"Mau ke kantin ga Yo?? gue traktir deh, beli Chitato rasa sapi panggang, bebek paggang, ayam panggang, kecoa panggang, bellang panggang,tikus panggag" ucap Ify lagi. Rio tersenyum kecil. Dia berbalik. Luluh juga kalo ngedenger chitato (dasarrrrrrrrr)

"Oke. tapi yang rasa sapi panggang aja. yang lain ga usah" jawab Rio. Ify mendengus. Chitatoooo aja pikiran nih orang. Tapi ga papa, berhubung tadi Ify gapat uang jajan lebih, ga ada salahnya sesekali nraktir orang yang udah agak "berjasa" sama Ify.

"Ya udah. Yuk" Ify menarik Rio keluar kelas. Sampai di depan pintu, Ify tersenyum penuh kemenangan ke Sivia dan Alvin. kemudian menjulurkan lidahnya. Jangan remehin Alyssa Saufika :p

Ray bengong, cengo. Sivia meratapi coklat swiss kesayangannya. Sementara Alvin hanya tersnyum kecil. Alvin sendiri berharap tuh manusia berdua bisa akur terus (harapan penulis beda :p)

* * *

Ify duduk dengan risih di kantin. gimana ga risih coba? fans-fans Rio pada melotot sama dia. Gara-gara barengan sama Rio ke kantin, duduknya ditempat yang sama pula.

Rio memanggil mbak-mbak yang ngejaga kantin. Ify sendiri heran. Yang mau nraktir dia, tapi kok yg manggil tuh mbak2 Rio.

"Ayo pesen" Rio menyenggol tangan Ify. Heuuu, Ify pikir Rio yang mau nraktir xp

"Heu, Mba, Bakso satu, sama es jeruk, trus chitato sapi panggang satu" pesan Ify. "elo apa Yo?" tanya Ify ke Rio

"Mie ayam sama es jeruk juga" pesen Rio. Mbak-mbak itu mengangguk, kemudian berjalan ke tempat jualannya. Rio menatap Ify sebentar.

"Kenapa nraktir?" tanya Rio langsung.

"Kalo ga mau ya udah, gue kasih aja ke Alvin" jawab Ify asal. Entah kenapa ga bisa bilang sebagai balasan atas "kebaikan" Rio kemarin. Rio yang ngedenger nama Alvin disebut-sebut jadi jealous lagi.

"Ya udah. Kenapa ga traktir Alvin aja?" tanya Rio jengkel.

"emang lo ga mau ditraktir?" tanya Ify, belum nyadar kalo Rio lagi jengkel.

"Tau ah. Lo traktir ja dia" Rio bangun dari kursinya. Ify baru nyadar. Ngapain dia pake ngomong nama Alvin coba?? Ahhhh begoooo. IFy menahan Rio.

"Euu, mm, yang mau gue traktir kan elo. Bukan dia...l agian yang selalu ngebantuin gue kan elo. Bukan dia. gue tuh mau nraktir elo sebagai tanda terimakasih gue" jelas Ify susah-payah. Rio menatp Ify. Ify juga balas menatap Rio. sungguh-sungguh. Ify bisa merasakan debaran keras di dadanya. Ngeliat mata Rio yang teduh... tapi terasa begitu menusuk. Rio sendiri ngerasain debaran yang sama. Tapi langsung dengan cepat mengatasi semua itu. Rio duduk lagi.

Mereka berdua terus diem-dieman sampai pesenan mereka datang. Ify menatap bakso-nya. Entah kenapa, dia jadi gak pengen nelen daging bulet-bulet itu. Ify melirik depannya. Rio juga belum menyentuh mie ayamnya. hei? kenapa datang ke kantin trus sama-sama gak makan?

"Kenapa gak makan?" mereka berduya nanya barengan (bagus, RiFy mulai kompak :p). Ify mengaduk-aduk kuah baksonya.

"Ga tau kenapa gue ga mau makan bakso." jawab Ify duluan. "lo?"

"sama. kayaknya kalo gak makan chitato ya gue makan mie ayam aja. bosen lama-lama" jawab Rio.

"Yah... tapi kalo Chitato lo pasti gak bosen-bosen" timpal Ify. Rio tersenyum.

"Iya doong. Ya udah, gue mau makan chitato gue. Mau ga lo?" tawar Rio sambil membuka bungkusan chitatonya. Ify meneguk ludah. Udah lapar.

Akhirnya, tanpa basa-basi, Ify mengangguk. Rio menyodrkan bungkusan chitatonya. Akhirnya, yang dimakan sama Ify dan Rio hanya tuh Chitato sebungkus. sedangkan mie ayam sama bakso mereka nganggur.

"Eh, tadi kenapa nyubit-nyubit Alvin?" tanya Rio pensaran. Ify dengan cepat mengunyah chitato yahng d didlam mulutnya.

"Hehehe, itu ya? gue liat foto ALvin sama Sivia pas keci! Ihhh gilaa, mereka berdua pada imuut banget! Alvin nya chubby banget lagi!! ntar lo coba liat deh di Sivia. kalo lo liat, pasti lo setuju sama gue kalo mereka imut banget" jelas Ify panjang lebar. Rio hanya manggut-manggut,

"Ahhh. Gue gantian nanya. Lo kenpa sensi banget kalo gue nyebut-nyebut nama Alvin?" tanya Ify. Telak. Tepat sasaran. Skak mat. Rio berhenti mengunyah. Mulai salah tingkah. Mikirin aasan paling logis suapaya cewek didepannya ini gak GR. Lgian Gak mungkin Rio bilang dia cemburu ngeliat Ify dekat-dekat sohibnya itu. Ify hanya heran ngeliat Rio yang kelihatan-hmm, salah tingkah- tapi diam-diam Ify tersenyum tipis. Lucu juga ngeliat Rio begitu :p Rio makin kehilangan kata-kata. Jujur? ah, tengsin. Boong? mau jawab pa rio ga tau.

"Kalo ga jawab, chitato lo gue habisin looh" ucap Ify kemudian mengambil chitato dari dalam bungkusannya lagi. Rio mendelik kesal.

"eh, elu kok nraktir ga ikhlas banget? kok dimakan terus?" ucap Rio kesal. kemudian merebut bungkusan chitato dari tangan Ify. Ify menjulurkan lidah.

"Makanya jawab. Atooooo.. jangan-jangan......." Ify mulai menduga-duga.

"apaan??" Rio mulai salah tingkah.

"elo cemburu yaaaaaaa" Goda Ify. Rio cengo. "nah, tuh kan. kayaknya tebakan gue bener.jangan-jangan elo ga suka ya ngeliat gue deket-deket sama Alvin soalnya.... elo hombrengsama Alvin??? hayoo ngaku!!!!!" todong ify make garpu.(hehehe, kayak orang pacaran kan :p mesra amat :p (peace Rise & Alvz)

"Yeeeee.. enak aja. Ngapain hombrengan sama Alvin coba? gue amsih normal kali!" bantah Rio gak terima. Ify terkikik geli.

"nah? trus kenapa doong?? atau... Jangan-jangan.." Ify mulai meduga-duga lagi.

"apaan lu? ngaco lagi awas lo!" Ancam Rio. Ify cengengsan.

"elo naksir gue ya Yo????" duga Ify yang sukses dapat hadiah toyoran dari Rio.

'Jangan ngaco!" ucap Rio. Tapi dia sendiri ngerasa kalo yang ngaco itu dia. Kenapa ga pernah bisa jujur sama perasaan dia? Rio mulai salah tingkah. Ify tersenyum jail.

"Hehehe beneran yah Rio suka sama gue??wah sayangnya elo telat Yo... gue udah dilamar sama Justin Bieber kemarin." ujar Ify jail. Rio memutar bola matanya.

"Hiiiihh. GR lo. siapa yang lamar lo? Justin bibir? yang jualan di pasar senen?" tanya Rio gak kalah jail.

"Weekkk. Bukan. Itu Justin Bibir yang suka ngangkut sampah dirumah gue" timpal Ify asal.

"Gimana tuh dia ngelamar elo? Lo dikasih gerobak sampah ya? cocok banget tuh sama elo. trus dilamarnya di TPS (tempat pembuangan sampah) ya?" ledek Rio lagi.

"Yoa, trus..." akhirnya mereka mulai saling menimpali. Obrolan yang sangaat gaje dan gak penting, yang ngaco banget,dietemenin sebungkus chitato rasa sapi panggang, plus es jeruk.yah... meskipun obrolan itu sama sekali ga peting. Tapi, disitu Ify sadar. Rio asik diajak bercanda. Dan dia nggak secuek penampilan luarnya. Dan seenggknya, mereka bisa ngobrol tanpa harus berantem.

Ray dan Cakka memasuki kantin. Perut mereka udah keroncongan. Cakka melihat-lihat. Nyari tempat kosong. Yang dia liat, malah Ify sama Rio yang lagi makan chitato sebungkus berdua (eh, gile, romantis :p) CAkka menyikut tangan Ray, menunjuk ke arah Ify sama Rio yang lagi asik bercanda. Ray mengangguk. Mereka berdua kemudian menghampiri Rio dan Ify.

"Hei! Akrab banget nih!" sapa Cakka.

Ify dan Rio kompak berbalik. Rio ngedumel dalam hati. da-adaaaaaaaaa aja yang ganggu :p. Ray gak pake nyapa, langsung ngeliat ring mie ayam sama semangkuk bakso yang masih utuh.

"mana ada yag nganggur lagi" tambah Ray sambil terus menatap mie ayam sama bakso.

"Buat kita ya? h. makasih. Gue doain lo berdua cepet jadian deh. Byeee" Ucap Cakka sambil mengambil bakso dan kabur, Ray juga ga mau kalah. Dia ngambil mie ayam trus ngacir.

"CAkka! ray!"Ify dan Rio gemas.

* * *

sivia memasukirumah Alvin. Tapi celingukan dulu. Nyari Alvin. tapi tuh orang ga keliatan. Pas Sivia berbalik..

"Dorrr" Alvin ngejutin Sivia. Sivia refleks memukul lengan Alvin. "aww"

"Ishhh. Ngagetin banget sih elo!!" ucap Sivia gemas. Alvin meringis.

"hehehe. lo udah dateng nih? Padahal gue baru mau ngejemput elo." ucap ALvin.

":kan dket aja. lagian ngapain elo repot-repot ngejemputgue? orang deket gitu juga"

"bagus deh. Masuk Yuk" Alvin meraih tangan Siivia. Sivia menatap tangannya yang digandeng Alvin. ALvin berbalik.

"kenapa? Eh, sorry, ga sengaja" Alvin buru-buru ngelepas gandengannya di Sivia. Sivia tersenyum kecil. Alvin merutuk dalam hati.

'Ya ampun. kok gue bego amat sih! Ngegandeng dia pas kecil ga masalah. nah ini?' rutuk Alvin.

"Vin. masuk ga sih?" tanya Sivia.

"eh, oh iya.Yuk"

* * *

Cece Tasya udah nunggu di meja mkan. Dia tersenyum begitu melihat Sivia.

"Malam Sivia. Wah, kamu tambah cantik ya" puji Cece Tasya. Sivia hanya tersenyum malu. "Ayo duduk" Cece Tasya memprsilahkan.

"Oma mana ce?" tanya Alvin.

"ntar lagi turun kok"

ga lama kemudian, oma Alvin turun. Menurut Sivia, Oma alvin cantik banget. Umurnya sekitar 70-an. Tapi masih tampak awet. Lumayan modis pula.

"selamat malam oma" sapa Sivia sopan.

"Malam. Wah, kamu sudah besar ya, tambah cantik.udah kayak cewek Padahal dulu kelihatannya tomboy sekali" ucap Oma. Sivia tersenyum.

Akhirnya makan malam dimulai.

Awanya, Sivia canggung ngobrol bareng Cece Tasya dan Oma Alvin, tapi ternyata mereka baik dan ramah, jadi Sivia ngomong lumayan banyak.sesekali Alvin ikut menimpali. Mereka ngobrol tentang Avin dan Sivia pas kecil yang nakal dan jail.

Sivia senang banget malam itu, dia bisa ngerasain kehangatan keluarga yang selama ini jarang dia rasain.

* * ***

-author: Chiia^^
-facebook: Chiiaa Rify Haling

No comments:

Post a Comment