Ify, dan temen-temen sekelasnya, lagi pada ke ruang kesenian. Hari ini pelajaran kesenian.
Semuanya keliatan semangat. Gak terkecuali Ify. Dia udah gatel mau main piano.
"Wew. Ruang keseniannya keren!" Ify berdecak kagum. Apalagi pas ngeliat Piano putih yang ada ditengah ruangan. Mata Ify langsung berbinar-binar. Gak sabar buat main tuh piano.
"baikah, hari ini, bapak ingin melihat potensi yang kalian punya, bisa dengan memainkan alat musik, menyanyi, atau menyanyi sambil memainkan alat musik" Ify tersenyum senang. Ini yang dia tunggu-tunggu!
"Fy, lo gimana?" tanya Via sambil nyikut Ify.
"apanya?" tanya Ify balik.
"Mau nanyi atoo??"
"Mmm, nanyi sambil main piano kalo bisa" jawab Ify sambil tersenyum."lo?" tanya Ify balik.
"nyanyi doang. Kan gue gak bisa main alat musik.." jawab Via gak semangat.
"Gak usah sedih gitu lah Vi... Biasa aja" tegur Agni.
"Lah, lo mah enak, bisa main gitar..." ujar Via.
"Tenang aja Vi, gue juga gak bisa main alat musik kok!" Nova ikutan menghibur.
"Tapi Va, suara lo udah bisa menuhin ruangan kalo nyanyi. Gak usah make Alat musik Va.. hehehe " Oliv ikutan nimbrung.
"Yee elo Liv" Belum sempet Nova ngelanjutin kata-katanya, udah dipotong ama Pak Yusril (pak, pinjem nama, ga tau mau make nama apa lagi! :p)
"Nah, jadi bapak akan memulai menurut absen" Lanjut Pak Yusril.
"Yahhh Agni duluan doongg..." Teriak Nova lebay
"emang kenapa kalo gue duluan?" tanya Agni heran.
"Yahhh, pembukaan yang kurang baik" Ucap Nova sambil geleng-geleng. Dapat hadiah jitakan deh dari Agni.
"Yeeeeeeeee" Agni manyun.
Agni emang maju pertama, dia main gitar sambil nyanyi. Keren banget! Agni keliatan beda banget dari yang biasa. Habis itu si Limbad. Dia main keyboard, lumayan lah..hanya satu yang ganggu. Ekspresi wajahnya itu.. masih biasa-biasa aja. Cuma, selama dia nyanyi, dia ngeliatin Via terus. Ify hanya bisa mendengus. Udah bosen mati penasaran dia.
"Alyssa Saufika" mendengar namanya dipanggil, Ify maju kedepan.
"Main musik sambil nyanyi?" tanya Pak Yusril
"iya pak." Jawab Ify sambil menuju ke piano putih yang ada ditengah ruangan. Kemudian mulai menyanyikan lagu Through the years.
"wew! ify keren!" Puji Oliv
"he-em bagus banget mainnya" Puji Oik Juga.
Ify kembali ketempat duduknya. satu per satu anak mulai maju. Banyak yang bagussss banget, ada juga yang aneh, ada juga yang lucu, campur aduk deh!
"Mario Stevano Aditya" Giliran Rio. Ify melirik Rio sebentar, dia ngambil gitar. Dan mulai nyanyi.
"Aku ingin menjadi mimpi indah Dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu
Yang mungkin bisa kau rindu
Karena langkah merapuh
Tanpa dirimu
Oh... Karena hati tlah letih" Rio mulai menyanyi. Kelas hening sejenak (kayak Mengheningkan cipta :p) Semuanya terhanyut sama suara Rio yang lembut. Yang terdengar hanya suara Rio dan petikan gitarnya. Gak terkecuali Ify. Dia baru nyadar kalo suara Rio itu bagus dan lembut banget... (ya iyalah, orang dari dulu lo berdua berantem mulu -_-)
"Suara Rio bagus" Puji Via pelan. Ify gak ngerspon. Matanya masih tertuju Ke Rio.
"Aku ingin menjadi mimpi indah
Dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu
Yang mungkin bisa kau rindu
Karena langkah merapuh
Tanpa dirimu
Oh... Karena hati tlah letih
Aku ingin menjadi sesuatu
Yang slalu bisa kau sentuh
Aku ingin kau tahu bahwa aku
Selalu memujamu
Tanpamu sepinya waktu
Merantai hati
Oh... Bayangmu seakan-akan
Kau seperti nyanyian dalam hatiku yang
Memanggil rinduku padamu
Seperti udara yang kuhela kau selalu ada" (kangen Rio nyanyi -_-)
*plokplokplok* Semua tepuk tangan buat Rio (Pembaca juga :p) Rio berjalan kembali ketempat duduknya kemudian terdengar suara Ray.
"Weits gila lo Yo! Keren banget lo! Si Ify aja gak ngedip!" ucap Ray antusias. Ngedenger namanya disebut Ify langsung balik.
"Apa lo bilang?" Ify ngeliat Ray kayak mau nelen bulet-bulet.
"hehehe, becanda Fy, abis, lo ngeliatin gitu amat sih..." goda Ray.
"Muhammad Raynald Prasetya..." kejadian selanjutnya, harap dibayangin sendiri (petunjuk: Kepala Ray jadi sasaran) Gak sanggup penulis ngejelasinnya :p
* * *
Jam pulang sekolah....
Ify berjalan dengan gak penuh semangat. Gak tau kenapa, suara Rio tadi terngiang-ngiang terus ditelinganya. Ify berusaha mengalihkan perhatian, dia ngeliat ke arah samping lapangan basket, Distu ada... Yah, spereti biasa, Kak Iel. Tapi.. lagi-lagi bareng cewek yang waktu itu.
Ify berjalan mendekat, kemudian menyapa Kak Iel.
"kak iel.." Sapa Ify. Iel berbalik.
"eh, Ify, lama gak ketemu" Sapa Iel balik.
"hehehe, iya kak.." jawab Ify, kemudian ngelirik kakak kelas yang tadi bareng kak Iel. Cantik, tinggi, putih. Dan megang bola basket.
"eh, iya Fy, kenalin, ini Shilla. Shill, ini Ify" Iel memperkenalkan Ify ke Shilla.
"Ify," ucap Ify ramah
"Shilla" balas Shilla ramah.
"kakak pacarnya kak Iel ya??" tebak Ify sok tau. Dan pengen tau. Kak Iel jadi salting. Kak Shilla juga. Ify jadi was-was.
"Iya Fy.. Shilla pacar aku, baru jadian sih, kemarin.." jawab Iel.
*Pluuungg* hati Ify mencelos. Kak Iel udah punya pacar?? entah kenapa kepala Ify jadi puyeng.
"kamu kenapa Fy?" tanya Shilla menyadari perubahan di wajah Ify.
"ng, Nggak apa-apa kok kak.." Ify memaksakan diri buat senyum. "selamat yah.. kak.." Ucap Ify.
"Heehehe, makasih ya Fy" Ify makin gak tahan buat lama-lama disitu.
"Kak, aku duluan yah.." pamit Ify.
"iya.."
Ify berjalan keluar gerbang dengan sempoyongan. Hatinya hancur. Kak Iel udah punya pacar. Pacarnya cantik lagi. Kalo mau dibandingin, Ify gak ada apa-apanya...(Jangan gitu dong Fy..)
Sampai digerbang, Ify baru inget. Hari ini dia nggak dijemput lagi. Sial banget. Padahal Ify pengen cepet-cepet pulang. Mau tidur, ngelupain semua masalah... Eh... malah harus nunggu taxi lagi. Ify berjalan sempoyongan ke halte.
"Napa lo jalan kayak orang mabuk gitu?" tanya seseorang. Ify berbalik dengan malas. Dia tau itu suara siapa.
"bukan urusan lo" jawab Ify ketus.
"Gue liat, tadi lo lagi ngobrol sama Iel dan Shilla, ngomongin apa lo?" tanya Rio lagi. Ify memutar bola matanya.
"Ga tau deh" jawab Ify asal.
"Lo suka ya sama Kak Iel" tebak Rio. Ify terperangah.
"Tau dari mana lo?" tanya Ify heran. Nih anak, main tebak aja...
"dari mata lo." Jawab Rio asal. Ify mendengus.
"Sok tau"
"Tapi bener kan. Lo nggak bisa boongin gue." Rio menatap lurus kedepan. Ify melirik Rio.
"terserah deh. Toh, itu bukan urusan lo"
"Iel udah suka sama Shilla udah lama.. tapi baru berani ngomong sekarang" jelas Rio. Penjelasan yang gak dibutuhin sama Ify, cuma bikin Ify sakit hati aja.
"Apa maksud lo ngomong kaya gtu?" tanya Ify tajam.
"Gak. Gak ada maksud apa-apa."Jawab Rio santai. Ify menghela napas. Ngomong sama manusia kayak dia musti sabar.
"pantes lo hobi banget nongkrong dipinggir lapangan basket. Lo cengeng tau gak. Baru kayak gini aja ;langsung Drop" Ucapan Rio kali ini betul-betul bikin Ify emosi. Udah tau orang lagi badmood, malah ngomong kayk gitu.
"Lo kenapa sih? selalu aja nyampurin urusan gue? udah gue bilang itu bukan urusan lo!!" Ify marah.
"emang siapa yang nyampurin urusan lo?" bales Rio santai.
"Terserah deh!" Ify langsung nyebrang, tanpa merhatiin kiri-kanan. Sebodo amat sama Rio. Pokoknya Ify jengkel banget sama Rio. Rio mengangkat muka. Dari arah timur ada mobil yang menju ke Ify. Tapi Ify gak nyadar. Dia jalan kayak biasa aja.
"Fy! awas!" Teriak Rio. Ify pura-ppura gak denger, sebodo amat sama si Rio, Tetep jalan aja. Mobil itu semakin deket.
'Udah gak ada waktu lagi' batin Rio, dia kemudian berlari karah Ify dan mendorong Ify ke sisi jalan. Tapi belum sempat dia berlari ke sisi jalan..
"Ciiiiiittttttttttt" Bunyi Rem mendadak, kemudian "Buaggghh" (bunyinya gitu bukan?) badan Rio terhempas ke aspal. Darah bercucuran dari kepalanya.
"RIO!" Ify histeris. Langsung berjalan ke arah Rio.
"Yo, Yo, Bangun" Ify menepuk-nepuk pipi Rio.
"lo jalan gak liat-liat deh Fy.." Ucap Rio lemah.
"seharusnya lo gak nolongin gue Yo!" Ify terisak. Padahal tadi dia kesel banget sama Rio, tapi sekarang... Rio nyelamatin dia!
"Gak nolongin lo? Ga berterimakasih banget lo.." Ucap Rio lirih. Ify masih terisak. Dia kemudian menghapus air matanya. Berbalik ke mobil yang nabrak Rio. Tapi mobil itu udah gak ada!
"Sinting!" maki Ify. habis nabrak main kabur aja. Untung lokasinya masih deket sekolah, jadi ada yang mau bantuin...........
* * *
IFy duduk di ruang tunggu sambil terus terisak. Bingung harus gimana sekarang. Dia nggak tau gimana caranya ngehubungin Ortu Rio. Perasaan bersalah terus nyelimutin dia. Tadi dia marah-marah. Tapi Rio malah nolongin dia. Air mata Ify mengalir deras. Dia kemudian mengangkat HPnya. Melihat-lihat kontak yang memungkinkan buat bisa ngehubungin keluarga Rio. Ngeliat nama Alvin, Ify langsung nelpon ALvin.
"Halo Vin" sapa Ify begitu Alvin ngangkat HPnya.
"iya, ini siapa ya?" tanya seseorang. Cewek.
"Saya Ify , temen Alvin.. Alvin ada?" Ify masih terisak.
"Oh, Tunggu bentar ya dek." Gak beberapa lama kemudian, suara Alvin terdengar
"Halo Fy. kenapa?" tanya Alvin langsung.
"Rio Vin.. Rio.." Ify masih terisak.
"Rio kenapa?"
"Rio kecelakaan Vin.. dia masuk Rumah sakit.." Isak Ify makin keras.
"Apa? Ya udah lo tunggu disitu. Gue kesana sekarang" Telepon langsung ditutup. Ify mengigit bibir. Berdiri didepan ruang UGD. Berharap Rio nggak kenapa-kenapa. Dan nunggu kedatangan Alvin.
* * *
Alvin berlari dilorong rumah sakit. Nyari Ify. Dia ngeliat cewek itu lagi menunduk sambil mengusap air mata.
"Fy" sapa Alvin. Ify mendongak.
"Alvin.." jawab Ify lemah.
"gimana keadaan Rio?" Tanya Alvin. Untuk sementara, gak sedingin biasanya.
"Gak tau.. dari tadi dokter belum bilang apa-apa" jawab Ify lemah. Alvin menghela napas.
"Tadi gue udah ngasih tau nyokap Rio" ucap Alvin. Ify mengangguk.
"Thanks Vin."
Mereka berdua diem-dieman selama hampir setengah jam, sampai Mama Rio dan adiknya datang.
"Alvin, gimana kedaan Rio?" Mama Manda, ibunya Rio keliatan cemas.
"Belum tau tante, dokter masih meriksa." Jawab Alvin. Mama MAnda langsung terduduk. Dia menangis perlahan. Adik Rio berdiri disamping mama Manda dan berusaha menenangkan mama manda.
"ma.. sabar ya..." Hibur Keke.
"Tante." sapa Ify. Mama Manda mendongak
"Maafin saya tante, gara-gara nolongin saya.. Rio jadi kecelakaan." Ucap Ify pelan.
Mama Manda dan keke kelihatan terkejut. Ify mengigit bibir. Menantikan reaksi Mama Manda. Dia udah siap dimarahin nantinya.
"Rio, nolongin kamu?" tanya Mama Manda memastikan. Ify mengangguk takut-takut.
"Maafin saya tante..." jawab Ify. Tanpa disangka Ify, Mama Manda mengelus rambut Ify.
"Nggak apa-apa kok. Justru tante mau berterimakasih sama kamu. Rio itu Cuek banget. Biasanya dia nggak peduli sama orang lain. Tapi, kalau dia nolongin kamu, pasti kamu sangat berarti buat dia" Jelas Mama manda lembut. Ify mengangkat Alis. Dia.... berarti buat Rio?
* * *
Dokter keluar dari ruangan. Mama Manda buru-buru mrngahmpiri dokter.
"bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Mama Manda cemas.
"Dia masih kritis karena menglami pendarahan. Kami perlu donor darah sekarang. Mungkin ibu bisa mendonorkan darah buat Rio?" tanya Dokter.
"Tapi dok, golongan darah saya beda dengan Rio.." jawab Mama Manda lemah.
"dia punya saudara?" Tanya Dokter lagi.
"Iya, tapi golongan darah mereka beda.." Jawab Mama Manda Makin lemah.
"emang golongan darah Rio Apa tante?" Tanya Ify.
"golongan darah Rio A." jawab Mama Manda. Ify berpikir sebentar.
"Biar saya aja dok. Golongan darah saya sama kok" tawar Ify. mama Manda, Alvin, Dan Keke kompak noleh ke Ify.
"bener Fy?" tanya Alvin memastikan.
"Iya, lagipula, gara-gara gue, Rio kayak gini..." jawab Ify.
"baiklah, kalau begitu, mari ikut saya," perintah Pak Dkter. Ify mengangguk.
"makasih nak" mama Manda tersenyum ke Ify. Ify mengangguk. Kemudian berjala megikuti dokter.
* * ***
-author: Chiia^^
-facebook: Chiiaa Rify Haling
No comments:
Post a Comment