Wednesday, April 18, 2012

Cuma Gue yang Bisa part 2 (re-post)

Part 2: The Most Perfect Guy of Citra Bangsa


MOS SMA Citra Bangsa berakhir, jujur Ify merasa sangat kecewa karena cuma saat MOS itu, Ify bisa melihat Rio dari dekat, tapii..gimana mau lihat dari dekat?? Rio yang baru aja ngeliat Ify langsung kabur entah kemana, Ify semakin merasa kecewa.

Tapi Ify masih berpegang teguh pada mottonya, yaituu.. "Tak ada kata "NGGAK" yang ada hanya kata "BELUM"" Ify tetap tidak mau menyerah untuk mendekati Rio, dengan semangat 45 bahkan 2012, ia tetap berjuang untuk mendekati Rio.

Jam pelajaran ke 3 dan 4, merupakan jam pelajaran Fisika, pelajaran yang paling membosankan, apalagi kalo gurunya adalah Bu Dina, guru yang dikenal paling jutek, tak pernah senyum, membuat hawa kelas yang panas menjadi tambah panas. Bu Dina mengakhiri materinya yang ia tulis di papan dan berbalik badan.

"Bagaimana? Ada yang mau bertanya?" Tanya Bu Dina. Semua diam, bukannya karena sudah mengerti materi tapi karena udah takut duluan ngeliat muka Bu Dina yang kayak singa mau makan orang. Bu Dina memandang ke sekeliling kelas, dan tiba-tiba matanya mulai melotot begitu melihat Ify yang sedang senyum-senyum sendiri.

***

Rio dan Ify sedang berpiknik di taman yang penuh bunga. Di taman itu dipenuhi oleh sepasang kekasih yang sedang berdua termasuk Ify dan Rio.

"Kak Rio, coba ini deh! Ify yang masak lho!" Ify menyodorkan sebuah kotak makan kepada Rio.

"Ini beneran kamu yang buat?" Tanya Rio tak percaya. Muka Ify memerah dan mengangguk.

"Dicoba dong, Kak..jangan dipelototin doang.." Rio mengambil kotak makan itu dari tangan Ify. Rio terus memandang kotak makan itu.

"Kenapa, Kak?" Tanya Ify.

"Aku gak mau makan kalo kamu gak mau suapin.." Kata Rio cemberut.

"Iiih banyak maunya deh, sini aku suapin.." Ify menyuapi Rio.

"Fy, top markotop!" Puji Rio sambil mengacungkan ibu jarinya.

"Hihii..makasih Kak Rio..!" Kata Ify. Saat itu mereka sedang bahagia sekali, tapi tiba-tiba ada seorang Ibu mendekati mereka berdua dengan tatapan tajam memandang mereka, tatapannya bagaikan monster yang mau melahap Ify.

"Alyssa Saufikaa Umarii!!!"

"KYAAAA!!!!ADAA MONSTEEER!!" Teriak Ify yang kemudian membuyarkan lamunannya yang sangat indah (??).

Semua mata tertuju padanya, Ify menjadi malu dan Bu Dina sudah berada di depan mukanya. Ify hanya cengar-cengir saja. Bu Dina kembali melotot. Muka Ify mulai pucat.

"Alyssa!! Daritadi melamun terus!! Pake ngatain saya monster lagi!!"Seru Bu Dina.

"Yah, Bu maaf bukan maksud ngeledek Ibu, saya khilaf, tadi saya lagi melamun terus saya ngeliat monster di depan saya, tapi mukanya agak mirip Ibu gitu.." kata Ify. Sivia yang mendengarnya menepok jidat.

"Cari mati lo, Fy..gue doain lo selamet deh.." bisik Sivia.

"Heeehh, apa kamu bilang?? Kamu bilang saya mirip monster??" 

"Bu..bukan Bu..Bukan Ibu yang mirip monster, tapii monsternya yang mirip I..bu.." gumam Ify sambil nyengir.

"BERDIRI KAMU DIDEPAN KELAAS!!" Suara Bu Dina menggemparkan kelas X-3. Ify pun sampai terkejut di buatnya.

"Yah, yah Bu jangaaan!! Muka saya mau ditaro dimanaa??" Tanya Ify. 

"Kamu taro aja di kantong, supaya gak malu!!"

"Sekarang, Bu?" Tanya Ify.

"SEKARANG!!" Dengan lunglai Ify berjalan menuju luar kelas dan berdiri di sana.

"Yaah, ternyata cuma mimpi.." Ify mendesah. Ify mengalihkan pandangannya ke arah lapangan, dan kemudian ia melihat Rio yang sedang berolahraga di lapangan bersama teman-teman sekelasnya. Ify pun mesem-mesem gak jelas karena melihat Rio yang sedang bermain voli dengan anak-anak cowok yang lain, senyuman Rio sangat manis dan menawan saat itu. Ify mengintip kedalam kelas melalui celah pintu, meyakinkan diri bahwa Bu Dina sedang mengajar dan tak akan keluar kelas, karena Ify mau pergi ke lapangan untuk melihat Rio lebih dekat. Kemudian Ify mengendap-endap pergi menuju lapangan.

***

"Yo, servis bolanya!!!" Teriak Irsyad.

"Iye,iye sabar dong! Gue lagi ngumpulin tenaga dalem!!" Kata Rio.

"Lagak lu, Yo ngumpulin tenaga dalem!!" Seru Alvin.

"Yee..orang jelek diem aja, orang ganteng mau nunjukkin kemampuannya dulu!" Rio sudah bersiap-siap untuk menyervis bola, tangan kanan sudah ia
gerakkan ke belakang, saat mau memukul bola yang ada di tangan kirinya, tiba-tiba..

"Kak Riooo!!!!" teriak seorang cewek dari belakang, membuat Rio kehilangan konsentrasi dan memukul bola kearah yang salah.

"BUUKKK!!!" Bola yang dipukul Rio mengenai kepala Rizky yang sedang mengobrol dengan Zahra anak XI IPA 4.

"Heh! Siapa tuh yang ngelempar bola voli kearah gue!? Kagak tau gue lagi seneng apa!?" Seru Rizky nyolot.

"Rio pelakunyaaa!!!" Teriak Irsyad.

"Yee elu, Yo! Wah, ngajak ribut lo!" Kata Rizky. Rio hanya nyengir.

"Sori, Bro! Tuh gara-gara cewek gila yang ada di sana ganggu konsentrasi gue!" Rio menunjuk kearah Ify yang sedang melambai-lambaikan tangannya pada Rio. Rio hanya bergidik ngeri melihat tingkah laku Ify yang hiperaktif. Setelah jam olahraga selesai, Rio menghampiri Alvin yang sedang
meminum minumannya di pinggir lapangan.

"Ya, ampun Yo, tuh cewek keren juga, kagak nyerah ngejar-ngejar elo, haa.." kata Alvin.

"Gue balik duluan kekelas ya, Vin! Ngeri gue disini ada Ify di situ!" Rio langsung melesat kabur kekelasnya.

***

"Yaaah, Kak Rio pergii.." Kata Ify dengan muka memelas.

"Siapa yang pergii??" Ify gemeteran. Saat ia berbalik badan, Bu Dina sudah melipat tangannya di depan dada, Ify hanya nyengir.

"Eheheheee..itu, Bu kucing tadi lewat udah pergi, Bu..hehee.."

"Awas kamu, ngelamun lagi di kelas! Saya hukum kamu ngepel lapangan!" Ancam Bu Dina.

"Yah,yah janji deh Bu, saya gak bakal ngelamun lagi di kelas..hehee.." Ify mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. Bu Dina akhirnya pergi meninggalkan Ify, dan Ify pun bernapas lega.

"Baru kali ini gue ketemu guru super duper jahat," gumam Ify. Tiba-tiba Sivia sudah ada di sampingnya dan merangkul bahunya.

"Hei, sahabat gue yang paling cakep tapi masih cakepan gue! Hehee.."

"Yeee..itu namanya nyindir apa muji sih?" Keluh Ify.

"Heheee..kekantin yuk!" Ajak Sivia.

***

"Aduh,aduh kenyang banget guee!" Seru Sivia sambil mengelus-elus perutnya.

"Yaiyalah lo kenyang, bubur ayam punya gue aja lo embat juga!" Keluh Ify. Sivia hanya nyengir.

"Hehee..abis gue laper, Fy!"

"Elu kayak orang kagak makan seminggu tau gak!?" Seru Ify. Sivia memandang kearah depan dengan heran.

"Kenapa, Vi?" Tanya Ify.

"Kok banyak cewek-cewek yang lagi ngerapihin rambut, pake make-up, nebelin lipgloss, sampe-sampe ada yang ngomong ama tembok gitu,sih?" kata Sivia sambil menunjuk kearah cewek yang terlihat sedang berlatih mengucapkan "hai" dengan tembok. Ify hanya mengangkat bahu.

"Ni lorong kayak udah mau kedatengan orang ganteng aja!" Seru Sivia.

"Emang orang ganteng yang mau dateng, haaah.." Sivia terkejut melihat Ify yang senyum-senyum sambil melihat kearah depan. Sivia melihat kearah depan.

4 orang cowok ganteng berjalan melewati lorong kelas, diikuti oleh semilir angin mereka berjalan dengan gaya cool mereka, Rio, Alvin, Gabriel, dan Cakka. Semua cewek yang ada di lorong tersebut merebut perhatian mereka berempat.

"Hai, Alvin! Tambah ganteng aja deh!"

"Hai, Cakka ganteng!"

"Rio tambah maniis!"

"Hai, Iyel!"

Semua cewek berebut tempat untuk memandang mereka lebih dekat. Sivia hanya geleng-geleng kepala.

"Semua cewek yang disini sama aja kayak Ify, pada gak waras semua!" keluh Sivia.

"Ayo, kekelas, Fy!" Sivia menarik tangan Ify.

"Aaaahh, gak mauu!!" Tolak Ify. Sivia melipat tangannya dan melengos. Rio, Alvin, Cakka, dan Gabriel semakin dekat dengan Ify dan Sivia. Rio yang melihat Ify sudah berdiri sambil melambaikan tangannya, minta tukar posisi dengan Gabriel.

"Yel, tuker tempat dong!" Kata Rio.

"Kenapa lo?"

"Iiih, gue merinding kalo ketemu dia," Gabriel dan Rio bertukar posisi. Ify pun mendekati Rio.

"Eeeehh, Kak Rioo! Hehee..makin keren aja lo, Kak!" Puji Ify sambil menyolek bahu Rio dengan malu-malu.

"Heh, jauh-jauh lo dari gue!" Seru Rio. 

"Aduuh, Kak Rio jangan malu-malu gitu doong, hehee.." Ify nyengir.

"Bener kan Yel? Gak beres nih orang!" Kata Rio. Sivia yang sedang berdiri dengan memasang wajah jutek dideketin sama Cakka.

"Hei, cantik! Kelas X ya??" Kata Cakka. Sivia memandang sinis Cakka.

"Ehm, punya obeng gak?" Tanya Cakka.

"Heh! Lo kira gue tukang reparasi elektronik apa punya obeng? Kagak punya laah!"

"Tapii..nomor hape punya kaann?" Gombal Cakka sambil mengangkat alisnya.

"Nih! Ngomong ama tangaan!!" Seru Sivia sambil memperlihatkan telapak tangannya kearah muka Cakka.

"Iih, jutek amat sih, Mbak!" Kemudian kuping Cakka di jewer sama Alvin.

"Aduh,aduh, sakiit Vin! Lo udah kayak emak gue aja!" Ringis Cakka sambil memegang kupingnya.

"Sori, temen gue rada-rada gila," kata Alvin.

"Kalo perlu mulutnya ditutup pake lakban tuh, supaya gak gombal!" Kata Sivia.

'Nih, anak manis juga ya..' Batin Alvin.

"Nama lo siapa?" Tanya Alvin.

"Gue Sivia, kelas X-3."

"Gue Alvin kelas XI IPA 2,"

"Oooh," Ujar Sivia singkat.

Kemudian Sivia menarik Ify yang sedang berusaha mendekati Rio.

"Kak Rio, maafin temen gue, ya! Belom gue kasih obat soalnya!" Ucap Sivia.

"Pantesan, tambah gak waras aja ni orang, jangan 1 tablet doang di kasihnya, kalo perlu satu botol satu hari!" Kata Rio.

"Parah lu, Yo!" Seru Gabriel.

"Ayo, Fy! Malu-maluin gue aja lo!" Sivia menarik Ify dengan paksa.

"Dadaaah, kak Rio!!"

Gabriel menepuk bahu Rio.

"Jarang-jarang punya penggemar fanatik kayak Ify, Yo!" Celetuk Gabriel.

"Yang ada gue malah tambah serem ama dia!" Kata Rio.

"Kalo gitu buat gue aja deh, Yo!" Kata Cakka.

"Ambil sono, goceng serauk!" Seru Rio.

***

"Fy, lo mau ngapain lagi??" Tanya Sivia. Sivia melihat Ify yang membawa note kecil punyanya.

"Mau observasi, hehe!"

"Observasi apaan?"

"Observasi tentang Kak Rio!" Kata Ify.

"Lo belom nyerah?"

"Gak ada kata menyerah buat guee!" Kata Ify optimis.

"Yaaah, up to you laah!" Sivia sudah menyerah menghadapi tingkah laku Ify yang sudah kelewat batas.

"Gue cabuut dulu, Vi!!" Ify pergi keluar kelas. Daripada bengong lebih baik ia membaca buku novel kesukaannya saja. Saat itu, Sivia merasa ada yang memandangnya dari luar kelas, tapi Sivia tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan kegiatannya.

***

"Gue nge fans bangeet sama Rioo!"

"Aduuhh Rio kan kereen bangeet!!"

"Klepek-klepek gue ngeliatnya!"

"Ya, ampun Mas Rio kasep pisan, euy! Hampir semua cewek Ify tanyai tentang Rio, sampai-sampai penjaga kantin pun di tanyain sama Ify. Ify kerajinan.

Kemudian Ify bertemu dengan seorang cewek tomboy yang sedang memainkan handphonenya.

"Kak, gue mau tanya dong!" Kata Ify.

"Tanya apaan?" Ify mengambil posisi duduk di sampingnya.

"O,iya kenalin gue Ify kelas X-3." Ify mengulurkan tangannya.

"Gue Agni kelas XI IPA 1," Agni menyambut tangan Ify dan menjabatnya.

"Menurut lo, Kak Rio menarik gak?? Abis semua cewek yang gue tanyain pada bilang menarik banget, banyak yang nge fans sama dia."Ujar Ify. Agni mengangkat alis.

"Menurut gue, hmm..menarik sih, tapi gue gak ngefans tuh sama dia." Ucap Agni. Ify terkejut.

"Ajib lo, Kak! Lo gak kena pesonanya Kak Rio?" Tanya Ify.

"Gak ngaruh tuh sama gue! Emang kenapa lo nanya-nanya dia? Lo suka sama dia?" Tanya Agni. Ify mengangguk. Ify bercerita kepada Agni tentang penolakan tragisnya pas MOS.

"Gila, baru kali ini gue kenal cewek gokil bin nekat kayak lo, Fy!" Kata Agni.

"Abis baru kali ini, gue kesemsem banget ama cowok!" Seru Ify.

"Emang pas SMP gak pernah?" Tanya Agni.

"Aaah, dulu di SMP gue cowoknya kelakuannya kayak alay semua, gak ada yang bener!" Seru Ify.

"Hmm asal lo tau, Fy. Sejak Rio kelas X, kakak kelas banyak yang nge fans sama dia, baru MOS aja dia eksis banget gara-gara bisa ngalahin tim basket kelas XI dulu. Rio, bareng Alvin, Cakka, dan Gabriel itu bisa dibilang the most perfect guy di Citra Bangsa. Rio, kapten tim basket yang berprestasi di bidang akademik dan non-akademik dan ketua sekbid olahraga. Alvin, si Ketua klub Fotografi sekaligus wakil ketua OSIS. Cakka, Kapten tim futsal. Ditambah lagi sama Gabriel si Ketua OSIS Citra Bangsa, makin eksis mereka." Ujar Agni.

"Waaw, kereen banget mereka, mereka gak punya fans club apa disini?" Tanya Ify.

"Kalo Cakka, dia udah punya, namanya Cakkalovers, tapi yang lain gak punya tuh, soalnya gak tertarik buat bikin fans club, cuma si Cakka doang yang punya! Gue aja ampe kesel kalo ngeliat cewek-cewek anggota fans club Cakka udah nampang di depan kelas gue, kan Cakka sekelas sama gue!" Gerutu Agni.

"Kak Rio gak punya? Padahal kan fansnya lebih banyak daripada Kak Cakka!"

"Yaah, Rio itu males berurusan sama cewek, jangan harap deh dia punya fans club.." ujar Agni, kemudian mereka terdiam. Kemudian Ify berdiri. 

"Kak gue tinggal dulu ya," kata Ify. 

"Mau kemana?"

"Rahasia, besok juga lo bakal tau, apa yang gue lakuin!" Ify pergi meninggalkan Agni.

***

Besoknya..

Rio, Gabriel, Alvin, dan Cakka terheran- heran melihat di depannya sekumpulan cewek-cewek mulai dari kelas X sampai kelas XII semua mengantri di satu tempat.

"Buset, ada apaan nih? Kayak ada pembagian BLT aja!" Seru Cakka.

"Ada apaan sih?" Tanya Gabriel.

"Tau deh,," Alvin mengangkat bahu. Rio melihat ke sekeliling, matanya melotot.

"Lah? Kok foto gue dipajang disini??" Tanya Rio sambil mengambil selembaran foto Rio yang di tempel di dinding.

"Disini juga ada, Yo!" Kata Alvin.

"Disini juga!" Kata Gabriel. Sementara Cakka tertawa terbahak-bahak melihat foto yang ada di tangannya.

"Kenapa lo, Cak?" Tanya Rio.

"Muka lo jelek banget, Yo! Hahahaaa!" Seru Cakka. Begitu Gabriel dan Alvin melihatnya, mereka juga ikut tertawa, Rio yang mulai kesal mengambil foto itu dari tangan Cakka, matanya terbelalak, itu adalah foto Rio yang sedang menguap pas nonton demo ekskul.

"Anjrit! Siapa yang ngambil ni foto!? Harga diri gue jatoh nih!" Seru Rio.

"Gokil banget yang ngambil tuh foto!" Tawa Cakka meledak. Kemudian Rio maju ke depan melihat siapa biang keladi dari semuanya.

Ify yang sedang mendata nama-nama cewek-cewek yang mengantri didepannya pun dikejutkan dengan kedatangan Rio.

"Kak Rioo!!!" Ify melambai-lambaikan tangannya pada Rio. Otomatis mendengar nama Rio, semua cewek menoleh kearah Rio. Riopun terkejut.

"KYAAAA!!!RIOOO!!!" Jerit cewek-cewek itu dan mengejar-ngejar Rio. Rio yang melihatnya langsung kabur saking takutnya.

"Waduh, Rio diserang tuh!" Seru Gabriel.

"Yaah, susahnya jadi orang ganteng tuh kayak gitu," kata Alvin.

"Kok fans gue gak pernah ngejar-ngejar kayak gitu ya?' Tanya Cakka.

"Gak nafsu Cak, sama lo!" Celetuk Gabriel.

"Yeee..sembarangan lo!" Gerutu Cakka. 

Saat Cakka dan Gabriel sedang beradu
mulut, Alvin memandang seorang gadis yang berada di depan kelas sedang membaca buku tebal sambil mendengarkan musik. Matanya tak luput dari gadis itu.

"Vin, kenapa lo?" Tanya Gabriel sambil merangkul bahu Cakka.

"Jangan ngerangkul gue deh, ntar disangka maho lagi!" Seru Cakka.

"Ah, nggak kok, cari Rio yuk, kasian tuh si Rio!" Alvin mengajak kedua sahabatnya untuk mencari Rio tapi pandangannya masih tertuju pada gadis tersebut.

***

No comments:

Post a Comment