Wednesday, April 18, 2012

Cuma Gue yang Bisa part 6 (re-post)

Part 6: Rio dan Ify ketemu HANTU??


Hari ini adalah saat-saat yang paling Ify tunggu, karena hari saatnya Rio datang untuk mengajar Ify sebagai guru privat. Tapi, karena besoknya Deva ada ulangan Matematika, Rio lebih memilih untuk mengajar Deva. Tentu saja Ify merasa kesal.

"Nih, Dev caranya gini.." Rio mengajari Deva dengan pelan-pelan. Ify cemberut melihat mereka berdua.

"Ooh, gitu, Kak? Gue ngerti!" Kata Deva. 
"Dev, lu kan udah ngerti! Sekarang giliran gue yang diajarin! Kata Ify.

"Fy, ngalah dong sama adek lo! Adek lo kan besok mau ulangan!" Seru Rio.

"Ganggu aja nih, Kak Ify.." Kata Deva. Ify melotot kearah Deva. Akhirnya ia mengalah, Ify menelepon Sivia.

"Halo?"

"Vi, kerumah gue dong!"

"Gu..gue..lagi sama Kak Alvin.."

"HAH!?" Teriakan Ify didengar oleh Deva dan Rio. Sivia yang disebrang sana mendengar teriakan Ify, menutup telinganya.

"Lo sama Kak Alvin?"

"Iya, Fy. Gue lagi ngobrol doang sih.."

"Ajak aja deh, ada Kak Rio ini,"

"Oke deeh, gue sama Kak Alvin meluncuur.." Ify mengakhiri pembicaraannya.

"Fy, kenapa lo? Tambah gak waras aja.."

"Tapi lo suka kaan?hehee.."

"O-G-A-H! OGAH!!" seru Rio.

"Dev, udah belom lo? Gantian napa!?" 

"Enak ajaa, baru satu materi yang diajarin!"

"Emang berapa materi??"

"5."

"Bujug! Ah elo Dev ganggu acara gue ama Kak Rio aja sih!" Tuduh Ify.

"Apaan siih!!" Ify sama Deva jadi berantem gara-gara rebutan minta diajarin sama Rio.

"BERISIIIK!!!" Teriak Rio. Ify dan Deva langsung berhenti.

"Gue pulang nih, lama-lama!" Ancam Rio.

"Yaaahh, Kak Rio jangaan pulaaang!" Mohon Ify.

"Iya, Kak.." Deva juga ikut-ikutan.

"Lagian pada berantem!" Rio duduk lagi disamping Ify dan Deva. Kemudian Sivia dan Alvin datang.

"Yo, teriakan lo kedengeran sampe luar tauk!" Seru Alvin.

"Untung aja kagak ada bonyok mereka berdua!" Kata Rio.

"Ciyeeekaan Ify, Kak Rionya direbut sama Deva..hehee..jealous deh.." Celetuk Sivia. Saking kesalnya tangan Ify ngedorong muka Sivia.

"Aduuuh!!" Seru Sivia. Sivia memegang wajahnya.

"Diem lo!" kata Ify melengos.

"Daripada di kacangin, mending lo maen ama gue sama Kak Alvin hehee.." kata Sivia.

"Maen apaan?"

"Gak tauu.." kata Sivia.

"Kalo gitu gak usah ngomong!!" Seru Ify. 
"Yo, kasian tuh si Ify mukanya udah ngeluarin aura neraka, hihii.." kata Alvin.

"Sabodo teuing," kata Rio masa bodo.

Sementara itu..
"Sini deh, gue ajarin," kata Sivia.

"Gak mau gue! Udah males gue belajar!" Ify terus melengos. Ify paling susah baeknya kalo udah ngambek, Sivia aja gak bisa berkutik.

Kemudian Ify memilih untuk pergi kekamarnya meninggalkan Rio, Deva, Sivia, dan Alvin.

"Lah, lah..pergi orangnya.." kata Alvin. Rio menoleh kearah Ify.

"Yaaahh, Kak Ify ngambeek.." kata Deva.

"Yah, susah deh kalo Ify udah ngambek," kata Sivia.

"Serius tuh anak ngambek?" Tanya Rio. Sivia mengangguk.

"Asik dah, mulai perhatian sama Ify.." Celetuk Alvin. Kepala Alvin langsung dijitak sama Rio.

"Sakiit, gila!" Seru Alvin.

"Bodo!" Rio langsung menyusul Ify kekamarnya.

***

TOK TOK TOK! Rio mengetuk kamar Ify. Tapi tak ada jawaban. Kemudian Rio memutar kenop pintu Ify, ternyata tak dikunci. Rio melihat Ify sedang bersembunyi di dalam selimut. Rio menghampiri tempat tidur Ify, duduk disamping Ify.

"Ngambek lo ya?" Tanya Rio. Ify tak menjawab.

"Jangan kayak anak kecil napa! Lo harusnya ngertiin adek lo, Fy. Adek lo kan mau ulangan! Lo kan besok gak ada ulangan harusnya lo ngalah!" Ujar Rio. Ify tetap tak mau keluar dari selimut. Kesabaran Rio udah habis, ia langsung menarik selimut Ify, Ify menarik selimutnya lagi dari Rio, jadi maen tarik-tarikkan selimut.

"Iiih, jangan di tariikk!!!" Seru Ify. 

"Makanya jangan ngumpet di dalem selimuut!!"

Karena tenaga Rio lebih besar, selimut Ify pun sukses ditarik sama Rio. Rambut Ify berantakan. Rio tak bisa menahan ketawanya.

"Apa lo ketawa-ketawa!!" Seru Ify.

"Muka lo gokil, Fy! Hahahaa.." Tawa Rio meledak. Ify semakin kesal, Ify pun mendorong muka Rio dengan tangannya.

"Iiiih, nyebelin banget siih loo!!!" Seru Ify.

"Udah ah, yaudah deeh, maafin guee..ayo turuun!" Ajak Rio. Tapi tiba-tiba Ify cengengesan. Rio mengangkat alis.

"Kenapa lagi lo? Kesambet?" Tanya Rio.

"Hehehee..kok lo perhatian banget sih sama guee, Kak? Lo ada hati ya, ama guee?" Tanya Ify.

"Ngomong ama tangan!!" Seru Rio. Rio keluar dari kamarnya, Ify pun tertawa sendiri.

***

"Aduaduh, yang tadi ngambeeek.." celetuk Sivia.

"Udah baikan nih ceritanya??" Tanya Alvin.

"Tau, akh!" Gerutu Rio.

"Kak Ify, maafin gue deeh," kata Deva.

"Maaf lo diterima tapi ada satu syarat!"

"Apaan?"

"Traktir gue di O La La!"

"Sedeng lo!!" Deva langsung masuk kedalam rumah. Ify hanya tertawa melihat ekspresi muka adiknya.

"Sini gue ajarin!" Kata Rio.

"Nggak ah," Ify menjulurkan lidah.

"Brengsek banget lo, Fy! Kalo gitu daritadi ngapain gue nyusul lo, terus minta maaf sama lo!" Kata Rio.

"Gue kan cuma ngetes lo doang, Kak! Lo tuh perhatian gak ama gue, dan ternyata lo perhatiaan banget ama gue, makin kesemsem gue ama lo, Kak!" Kata Ify kegirangan. Sivia dan Alvin tertawa.

"Nyebelin banget sih lo!!" Kata Rio.

***

Hari Sabtu tiba, saatnya mereka mengikuti LDK OSIS, dengan sangat terpaksa Rio harus menjemput Ify di rumahnya, karena Cakka menjemput Agni. Ify sudah menunggu Rio didepan rumahnya.

"Ayo cepetan!" Ajak Rio. Rio terbelalak melihat barang bawaan Ify. Ify membawa dua tas, yang satu tas ransel, yang satu tas tentengan.

"Heloo, Alyssa Saufika Umari, lo bukan mau liburan, lo mau LDK, kenapa lo kayak mau liburan sih!?" Seru Rio, Rio mengambil tas tentengan Ify dan membawanya ke teras.

"Yaaah, itu kan barang bawaan guee!" 

"Ribeeet! Udah ah! Naek cepetaan!!" Ify memajukan bibirnya dan naik ke motor Rio.

***

"Akhirnya lo berdua dateng juga! Lu ngapain sih berdua?" Tanya Cakka.

"Pacaran dulu, Kak!" Jawab Ify. Tapi kemudian kepalanya dijitak sama Rio.

"Diem lo! Gue sumpel mulut lo pake kertas!" Ancam Rio. Ify memanyunkan bibir.

"Kejam banget lo, ama Ify!" Seru Agni.

"Kalo didiemin, tambah gak waras dia!" 

Kemudian para pengurus kelas XII memanggil mereka untuk berbaris di lapangan. Mereka memperkenalkan diri pada para pengurus kelas XII sekaligus inti baru OSIS.

Hari sudah larut malam, jam 12, saatnya JURIT MALAM. Ify menjadi gemeteran, Rio yang melihat ekspresi muka Ify menjadi heran.

"Kenapa lo? Takuut?" Tanya Rio.

"Ng..nggak kok," kata Ify.

"Muka lo gak bisa boong, idung lo tuh kembang kempis!" Kata Rio sambil menunjuk kearah hidung Ify.

"Lo tuh perhatian bangeeet sih ama guee..hehee.." kata Ify nyengir.

"Ngomong tuh ama tembok!" Seru Rio. Ify cemberut, mereka berdua menunggu giliran untuk ikut jurit malam, tiba-tiba Cakka berlari menghampiri mereka.

"Kenapa, Cak?" Tanya Rio.

"Gini, Agni tiba-tiba sakit, terus panitia gak ada yang bisa jagain dia, jadinya gue harus ngejagain dia, Yo. Lo jurit malam bareng Ify doang gak papa kan? Kagak bakal lo di makan sama Ify! Paling di samber doang lo!" Seru Cakka.

"Ah elo maah, Cak."Kata Rio.

"Gue tau, Yo, lo pengen banget bersama gue, tapi sayang gue gak bisa, maafkan diriku, hatiku tertuju pada Agni bukan padamu, kurelakan kamu pada Ify," kata Cakka melankolis sambil merangkul pundak Rio.

"Iiih jijik gue ama lo!" Seru Rio. Cakka tertawa ngakak.

Kemudian kelompok Rio dipanggil untuk giliran jurit malam. "Semoga kembali dengan selamaat!!" Kata Cakka.

"Doain gue, Cak! Mudah-mudahan gue gak di makan sama Ify!" Kata Rio.

Rio dan Ify mendengarkan instruksi dari kelas XII.

"Kalian harus menemukan petunjuk-petunjuk di kertas ini yaa," Rio dan Ify segera berangkat mengitari sekolah yang sangat gelap untuk mencari petunjuk-petunjuk yang telah tersebar di sekolah. Tempat pertama adalah, ruang OSIS.

"Kak, petunjuknya mana nih??" Tanya Ify.

"Nih gue lagi nyari!" Rio mencari petunjuk di atas rak. Saat Ify menoleh ke jendela, Ify melihat "putih-putih" di jendela.

"KYAAAA!!!" Teriak Ify, Rio pun terkejut dan menghampiri Ify.

"Lo kenapa teriak?" Tanya Rio. Ify langsung bersembunyi di balik punggung Rio.

"Ituuu.." Ify menunjuk kearah jendela, Rio menyipitkan mata.

"Ya, ampun Ify..itu kan sprei putih yang di jemur sama penjaga sekolah!" Kata Rio. Ify melongo.

"Beneran?"

"Iyee..parno duluan sih lo! Ayo ah, gue udah nemuin petunjuknya, sekarang kita ke Ruang lab biologi!"

Mereka melanjutkan perjalanan, dalam jurit malam tersebut, memang di rutenya di penuhi oleh kerjaan para pengurus yaitu membuat "hantu-hantuan', yang ternyata sukses membuat Ify takut setengah mampus. Rio sampai risih mendengar Ify teriak terus begitu melihat 'hantu'.

"Kak Rio! Itu ada yang terbang!"

"Itu cuma bola di tutupin kain putih!"

"Itu apaan!? Hantu!"

"Itu guling!!"

Ify terus ketakutan, karena tak biasanya ia mengikuti jurit malam, dulu saat SD ia pernah ikut tapi baru masuk ke areanya, langsung pingsan duluan, dan sekarang baru kali ini dia mengikuti jurit malam. Sampailah mereka di area terkahir yaitu area yang cukup menakutkan, kelas XII IPA 3, kelas paling pojok dan agak angker, katanyaa..

Rio dan Ify mencari-cari petunjuk itu di pelosok kelas, dari kiri ke kanan, depan belakang, atas bawah (??). Tiba-tiba Ify mendengar suara ketawa perempuan. Mukanya menjadi pucat, kakinya gemeteran.

"Kak Rioo.." panggil Ify.

"Apaan sih, Fy?" Tanya Rio yang masih mencari petunjuk.

"Denger gaa?"

"Denger apaan sih?"

"Denger hi-hi-hi.."

"Hah apaan?" Tanya Rio heran.

"Hi-hi-hi-hi.."

"Ngomong yang bener dong Fy! Jangan kayak orang kumur-kumur begituu!!!" Seru Rio.

"Iiih, denger suaraa ketawaa ceweek!!" Seru Ify.

"Aaah itu mah kerjaannya anak OSIS!" Kata Rio enteng.

"Tapi tetep aja gue takuut," kata Ify. 

"Baca doa aja lo"

Ify mengikuti saran Rio untuk berdoa, Ify komat-kamit membaca doa gak tau doa apaan, yang tahu cuma Ify sama yang di Atas. Tapi saat ia menoleh ke arah jendela, Ify melihat seseorang-yang-berdiri-tak-tahu-siapa-darimana-mau-kemana-kenapa-melihat-kearah-Ify. Ify semakin gemeteran, dia langsung menghampiri Rio dan tak sengaja mendorong badan Rio sehingga
kepalanya Rio nabrak meja, nasib..nasib..

"Aduuuuh!! Apaan sih Fy!!! Benjol lagi kepala gue nih!" Kata Rio sambil memegang kepalanya.

"Ituu.." kata Ify sambil menunjuk ke seseorang-yang-berdiri-tak-tahu-siapa-dari-mana-mau-kemana-kenapa-melihat-kearah-Ify. Rio melihat kearah jendela. Rio menyipitkan mata.

"Itu?" Tanya Rio. Ify mengangguk. Rio menghampiri seseorang-yang-berdiri-tak-tahu-siapa-dari-mana-mau-kemana-kenapa-melihat-kearah-Ify. (kasian banget Ify -,-). Rio mendekati, Ify semakin takut.

"Lo anak OSIS kaan?" Tanya Rio. Dia tak menjawab terus menunduk.

"Woi, jawab dong!" Kata Rio. Dia tetap tak menjawab. Kemudian Rio melihat kearah jendela, ternyata petunjuk terakhir ada disitu.

"Hei, siapapun lo, gue berterima kasih sama lo, lo udah ngasih tau, tempat petunjuknya, hehee.." Kata Rio. Kemudian Ify menggoyang-goyangkan bahu Rio. Rio berbalik kearah Ify.

"Apaan sih, Fy? Dia anak OSIS kok!! Terima kasih lo sama dia!"

"Dia bukan anak OSIS, Kak Rio!! Bego banget siih!!" Seru Ify.

"Apaan sih? Lo yang bego! Dia kan anak OSIS, iya kaa.." Saat Rio menoleh kearah 'itu', ucapan Rio berhenti. Dia menghilang, tak ada jejak. Muka Rio semakin pucat. Gemeteran.

"Tuuh, kan gue bilang juga apaaa!!" Kata Ify.

"Jadi..tadi..yang di..depan.. gueee??" Tanya Rio gelagapan.

"SETAAANN!!" Teriak Ify. Ify dan Rio langsung lari terbirit-birit ke tempat panitia.

Gabriel, Sivia, Alvin, Cakka, Agni dan beberapa panitia lainnya terkejut mendengar teriakan Rio dan Ify. Rio dan Ify datang dengan napas terengah-engah.

"Lo berdua kenapa??" Tanya Gabriel.

"Gue liat setan, Yel!!" Seru Rio. Semua terbelalak.

"Ah, bohong lo! Itu Kak Irva tau!" Kata Gabriel.

"Nggak! Itu beneran! Bener kan, Fy?" Tanya Rio. Ify mengangguk.

"Nggak, itu Kak Irva! Gue panggil Kak Irva!" Gabriel memanggil Irva yang sedang berdandan ala hantu.

"Apaan sih, Yel!" Kata Irva.

"Kak, tadi lo yang nakut-nakutin Ify sama Rio kan?" Tanya Gabriel.

"Hha? Maksud lo paan? Gue baru mau jalan ke tempat jurit malam!" Seru Irva.

Semua terdiam, mendengar statement Irva yang katanya ia tak menakut-nakuti Rio dan Ify.

"Tuh kaan, lo sih kagak percaya!" Seru Rio.

"Jadiii..kalian berduaa..ngeliat..setaan?" Tanya Sivia dengan muka pucat.

"Iya!" Kata Ify.

Mereka yang sedang duduk di tempat yang agak sepi itu diam, tak bergerak.. 

krik
krik
krik
krik
.....

"KYAAAA!!!!" Tiba-tiba semuanya kabur, gara-gara mendengar cerita Ify dan Rio yang bertemu hantu beneran. 

***

"Terima kasih yaa, buat semuanya, sekarang kalian sah menjadi anggota pengurus OSIS yang baru, yaaa..meskipun ada kejadian yang kurang mengenakkan yang terjadi pada Mario sama Alyssa, setidaknya kita bisa bersenang-senang,hehee.." kata Septian sebagai ketua OSIS yang lama.

"Bukannya seneng-seneng, ketakutan setengah mati!!" Seru Rio.

"Iya,iya, yaaa..gue harap kejadian ini gak bakal terjadi lagi deh, yaah sekarang kalian boleh pulang!"

Semua anak-anak sudah berhamburan pulang kerumah, tentu saja Rio harus mengantar Ify pulang kerumah. Ify senyam-senyum melihat Rio. Rio menjadi risih dibuatnya.

"Kak Rio kemaren thanks yaa.."

"Thanks? Buat apaan?"

"Udah nemenin gue pas jurit malam, hehee..makin demen gue ama lo!" Kata Ify.

"Tadinya gue mau numbalin elo ke 'itu' supaya lo gak ganggu idup gue lagi, tapi ntar gue di gaplok ama bonyok lo!" Kata Rio.

"Tapi kan kalo gak ada gue, idup lo gak bakal berwarna, Kak...hehee.."

"Yeeuuh, hidup gue warnanya malah item, suram gara-gara ketemu lo!"

"Aaaah, Kak Rio mah jangan malu-malu gituu deeh, hheeee.." Ify semakin mendekatkan diri pada Rio.

"Jauh-jauh loo!!!" Rio kabur dari Ify. 

"Huwaaa! Kak Rioo! Tungguin gueee!!"Ify langsung mengejarnya.

***

No comments:

Post a Comment