Wednesday, April 18, 2012

Pembantu Baruku part 25 (re-post)

"Yo, dari tadi kok diem mulu??" tanya ify memecah keheningan diantara mereka sambil terus fokus sama jalanan di depannya (menuju rumah rio).

"Emm..nggak." jawab rio singkat dan tanpa menoleh ke ify.

"Sorry fy, seperti janji gue, mulai sekarang kita nggak boleh berhubungan lagi." tambah rio dalam hatinya. *pas ngetik kalimat ini knapa prasaan aku jadi rada aneh ya??*

"Yo, kalau gue punya salah sama loe yg bikin loe dingin kaya gini sekarang, gue minta maaf, maaf...banget." kata ify sambil menoleh ke arah rio sebentar lalu kembali fokus ke jalanan di depannya. Rio menghela nafas, lalu menggeleng, 

"Loe nggak punya salah apa-apa fy. Nggak perlu minta maaf." jawab rio. datar. "Gue lah yg salah bukan elo fy." tambah rio lagi walau pun hanya terucap dalam hatinya.

"Oke, kalau emang gue nggak punya salah apa-apa sama loe, jadi ada masalah apa sampai loe terkesan cuek dan mulai nggak nganggep gue sekaran??" tanya ify lagi.

"Nggak ada masalah apa-apa." jawab rio masih dengan nada datar. "Hanya masalah hati gue." tambah rio lagi dalam hatinya.

Ify menghela nafas panjang dan menggenggam erat stir mobilnya menahan emosi yang tiba-tiba berkecamuk di hatinya. Entah mengapa ify merasa, secara nggak langsung rio mulai menutup diri darinya. Seolah-olah rio ingin dia pergi dari hidup lelaki itu. Dan rio benar-benar nggak menganggap keberadaannya sekarang.

"Yo, apa loe ingin gue pergi sekarang??" tanya ify yang membuat rio mengerutkan dahinya dan menoleh ke arah ify.

"Yo, apa loe ingin gue pergi sekarang??" tanya ify lagi sambil membalas menoleh ke arah rio sebentar. Dan rio, masih tetap diam.

"Yo, loe tau, secara nggak langsung loe udah nolak gue sekarang, loe nyuruh gue jauh-jauh dari loe sekarang dengan semua sikap cuek loe, dingin loe, dan elo yang selalu entah lah gue nggak tau bener atau nggak, tapi elo selalu berusaha nutup diri loe dari gue sekarang! Yo, apa loe nggak tau sikap loe itu udah nyakitin gue??" kata ify dengan suara yang ditinggikan. Wajah ify juga sedikit memerah.

Rio menatap gadis disampingnya itu dalam-dalam. Lalu menarik nafas panjang, dan menghembuskannya. Berharap rasa sesak di dadanya saat mendengar ucapan ify tadi perlahan berkurang.

"Sorry fy, tapi ini demi loe juga. Loe akan lebih sakit dari ini kalau gue nggak ngelakuin ini semua. Maaf.." batin rio, lalu mengalihkan pandangannya dari ify. Menarik nafas panjang dan berkata, "Maaf.."

Ify diam setelah mendengar satu kata jawaban dari rio itu, "Hanya itu?? Segitu kecilnya gue bagi elo yo??" batinnya sedih.

Dan akhrnya hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua, sampai akhirnya mobil ify berhenti tepat di
depan rumah rio.

"Mampir dulu fy??" tawar rio dengan nada datar atau bisa dibilang, dibuat
datar. Ify mengangguk kecil,

"Emang, mama loe ngajakin gue makan malem disini juga." kata ify yang terkesan sedikit jutek di telinga rio. Membuat rio kembali menghela nafas dan menatap punggung gadis yg berjalan mendahuluinya dengan tatapan sendu. Rio sadar, dia telah menyakiti perasaan gadis itu.

****

Dua insan itu berdiri terpaku, sesosok yang sangat tak diharapkan kehadirannya ada di rumah itu yang tengah asik becanda dengan mama rio sambil sesekali terkekeh kecil dan melontarkan komentarnya begitu membalik halaman album foto yang ada dipangkuannya.

"Iih... Ingat ini nggak tan?? Waktu hari pertama MOS, aih...rio manis banget...polos banget lagi mukanya." komentar shilla dengan nada manja saat melihat sebuah foto dirinya, rio, dan teman-teman mereka lainnya tengah berpose di depan gerbang rumah rio dengan tampang kusut setelah seharian dikerjain kakak kelas mereka, pelaksana MOS.

"Iya, nggak nyangka gedenya jadi kaya sekarang ini.." jawab bu dewi (mamanya rio) sambil terkekeh kecil.

"Eh,tan.. Ini foto kapan?? Alvin tega ih nginjek rio gitu.. Mana yg lainnya ngakak lagi. Loh kok aku juka ikutan nginjek rio ya?? Foto kapan nih tan??" tanya shilla dengan ekspresi kaget-geli-kaget-geli_nya.*klo g' ngerti mksdx biarin aja, lnjut baca ke bawah..:))*

"Masak kamu nggak ingat shill. Ini kan waktu ngerayain ultahnya rio yang ke 12. Kalian ngerjain anak tante sadis banget lho. Masak anak tante jatuh bukannya ditolongin malah diinjek." jawab bu dewi kembali dengan terkekeh kecil sambil nunjuk-nunjuk foto rio yang jatuh tersungkur trus alvin dan shilla meletakkan kakinya diatas badan rio, seolah-olah menginjak rio. Yang lainnya tertawa sambil megangin perut masing-masing dan nunjuk-nunjuk rio. Semetara rio terlihat kacau dengan mukanya yang belepotan krim kue.

"Oh..iya shilla ingat. Abis itu rio dilempar kecoa sama cakka, gabriel, ozy sampe hampir nangis rionya trus lari-lari ke kamarnya. Hahahaha...jadi kangen deh tan.." kata shilla. 

"Hey...ngomongin orang mulu kerjanya." celetuk rio dengan muka cemberut dan bibirnya yang udah maju 1 centi. Bukan karna diejekin, tapi karna ada shilla di rumahnya dan menurut rio gadis itu akan mengganggu ketenangannya hari ini. Ify yang disebelah rio terdiam kaku, merasa tersisihkan dengan keadaan ini. Dia sama sekali nggak tau apa yang dibicarakan shilla dan mamanya rio. Dan ify tau jelas itu pasti saat-saat masa kecil rio dan saat shilla masih berstatus sebagai sahabat baik rio sekaligus cinta pertama rio, bukan mantan yang dibenci seperti sekarang. Membuat hati ify miris mengingat dirinya hanya kenal rio saat sma dan baru akrab saat mereka sekelas di kelas XI.

"Eh, yo udah pulang?? Gimana kata dokternya?? Udah sembuh kan??" tanya mama rio masih dengan senyum gelinya dan sesekali mlirik kembali foto kenangan itu.

"Nunggu 3 hari lagi sampai sembuh total ma. Ma, fy, emm..shill, keatas dulu ya." jawab dan pamit rio dan agak terdengar males waktu menyebut nama shilla.

"Rio masih benci sama aku ya tan??" celetuk shilla dengan nada sedih. Lalu bu dewi memeluk shilla, memang dia sudah menganggap shilla sebagai putrinya sediri.

"Dia cuma butuh waktu shill.. Pasti sikap rio bakal cair juga ke kamu. Cepat atau lambat." jawab bu dewi yang sukses membuat ify merasa semakin tersisihkan berada di sana.

"O,iya ify.. Kamu udah ijin sama orang tua kamu kan sayang?? Ntar dicariin lho." tanya bu dewi setelah melepas pelukannya pada shilla.

"Udah tan, lagian mama tau kok kalo ify sering ke sini. Nginep juga mama nggak bakal khawatir. Udah biasa sih.." kata ify sambil tersenyum ketir dan sedikit merasa risih berada di sana.

"Emm..tan, ify ke toilet bentar ya.." pamit ify, dan setelah bu dewi mengangguk ify segera kabur ke toilet berniat menghindar dari ketidak nyamanannya sekarang.

****

Suasana di ruang makan rumah rio semakin nggak enak bagi ify sekarang. Pasalnya ify benar-benar merasa diasingkan sekarang. Hanya ozy yang kadang-kadang tersenyum kecil ke arahnya, menyadari ketidaknyamanan ify. Terlebih lagi posisi duduknya sekarang dengan rio ditengah diantara dirinya dan shilla. Kalau saja bukan karna ify yang terlalu lama mengurung diri di toilet, pasti dia bisa mendapatkan posisi duduk yang lebih baik sekarang. Yah..setidaknya di sebelah ozy, satu-satu manusia di sini yang bisa sedikit memahami perasaannya. Berada di sebelah rio yang hanya diam, membuatnya benar-benar nggak nyaman.

Terlebih lagi sudah hampir setengah jam dia duduk di sini, rio sama sekali belum menoleh sekalipun ke arahnya. Dan mama papa rio yang sibuk bernostalgia tentang masa-masa indah saat hubungan rio dan shilla masih berlangsung dengan baik. Dan hanya sesekali wanita di depannya itu mengajak ify untuk ikut bergabung dalam obrolan seru mereka. Ify kembali menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Berharap rasa sesak didadanya sedikit berkurang.

Yah...obrolan keluarga ini benar-benar membuatnya sakit. Tidak sadar kah bu dewi akan perasaannya?? Tidak sadarkah bu dewi bahwa setiap kata-katanya yang kembali mengungkit hubungan spesial rio dan shilla itu benar-benar meremukkan hatinya??
Walau pun itu masa lalu, tapi tetap saja begitu menyakitkan bagi ify. Dan kenapa pula lelaki di sebelahnya ini mendiamkannya??

"Semuanya.. Ify pamit pulang dulu ya.. Mama tadi sms, udah nyuruh pulang." kata ify sambil 'berpura-pura' melihat ponselnya. Yah....smuanya hanya kebohongan belaka.

"Loh?? Katanya kamu nginep disini sekalian juga nggak papa fy, kenapa pulangnya cepet bnget??" tanya bu dewi dengan sedikit nada kecewa di sana.

"Maaf tan. Ify juga nggak tau kenapa mama tiba-tiba nyuruh pulang. Ada urusan penting katanya. Ify pamit duluan ya om, tante, emm shill, zy, yo.." kata ify sambil berdiri dari duduknya, lalu menyalami mama dan papa rio dan segera beranjak dari ruangan itu.

Ozy menendang pelan kaki rio dari bawah meja sambil menatap rio tajam. Rio mengaduh pelan lalu balik menatap ozy penuh tanya. Ozy lalu mengisyaratkan rio agar menyusul ify tapi sayangnya rio menggeleng. Dan ozy kembali menatap tajam kakaknya itu dan menendang lagi kaki rio sedikit lebih kencang.

Rio melengos lalu berdiri dari duduknya, " Semuanya, rio nyusul ify dulu ya.. Ada yang kelupaan." kata rio lalu beranjak pergi. Terlihat jelas raut cemburu di wajah shilla.

"Fy.." panggil rio saat ify mulai membuka pintu mobilnya.

Ify menoleh, sedikit rasa aneh di hatinya saat melihat sosok rio, entah lah itu karna apa. Rio berjalan ke arah ify lalu berdiri terpaku di depan gadis itu.

"Apa??" tanya ify. Dan rio tetap diam. Bukan karna apa-apa tapi karna rasa sakit itu kembali menyerang kepalanya.

"Argh.." erang rio pelan sambil mengurut-ngurut kulit kepalanya.

"Yo?? Loe kenapa lagi??" tanya ify. Rio menggeleng kecil, lalu menggeleng lagi dengan niat mengusir rasa sakit itu dan berusaha mengendalikannya.

"Pliss...jangan sekarang. Jangan rusak semuanya, pliss..." batin rio. Lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Sesaat rio merasa rasa sakit itu bisa sedikit dikendalikannya.

"Yo??" panggil ify lagi, labih cemas lagi sekarang karna wajah rio yang memucat.

"Nggak papa kan??" tanya ify lagi.

"Argh...gue nggak papa fy." jawab rio pelan dengan suara sedikit bergetar.

"Serius??" tanya ify kurang yakin dengan jawaban rio itu.

"Ya. Emm..fy, gue mau bilang makasih, dan..maaf." kata rio masih dengan suara pelandan bergetar. Ify mengangguk.

"Ya, masama. Tapi maaf buat apa??" jawab dan tanya ify.

Rio nggak menjawab, tapi malah memegang kedua lengan ify dan menarik ify sedikit lebih dekat padanya, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga ify, dan berbisik.

"Thanks but im sorry. Apa pun setelah ini gue harap loe terima. Semua yang gue lakuin sekarang dan setelah ini, semuanya bukan untuk nyakitin loe. Thanks.." bisik rio lalu beranjak pergi meninggalkan ify yang berdiri terpaku di depannya tadi.

Bingung akan maksud rio sekaligus kaget dengan sikap rio barusan.

-------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment