CHAPTER 9 : Tekad Baru Ify ?
"Fy, yel, gue balik dulu ya" kata
Rio. Rio melirik jam dinding di ruang tamu Ify. Pukul 19.30. Sudah
cukup. Lama Rio berada di rumah Ify.
"Yah, kok balik yo ? Katanya mau nemenin gue sampe nyokap gue balik " kata Ify kecewa.
"Kan udah ada Gabriel sayang" kata Rio lembut. Ify tertawa geli mendengar perkataan Rio.
"Yaudah deh, hati-hati ya yo" kata Ify. Rio mengangguk lalu berjalan menuju motornya.
"Rio!" Panggil Ify saat Rio hendak memakai helmnya. Rio berbalik menatap Ify.
"Kenapa fy ?" Tanya Rio sambil memamerkan senyum termanisnya yang membuat Ify merona.
"Hmm, gapapa hehe, cuma mau bilang hati-hati aja" sebenarnya bukan itu yang ingin Ify ucapkan.
Rio masih diam, hanya memandang Ify yang sekarang tengah menunduk. Rio mengerutkan keningnya.
"Kenapa liatin aku kaya gitu ? Pulang sana, udah malem, besok kamu kesiangan loh" kata Ify yang merasa di perhatikan Rio.
Rio semakin mengerutkan keningnya.
'Tumben ngomong aku kamu' batin Rio.
"Kenapa sih fy ? Tumben 'aku kamu' ? Masih ada yg mau di omongin ?" Tanya Rio mengangkat dagu Ify lalu memandang Ify lembut.
"Hemm, gak apa-apa, emangnya gak boleh gitu ya ? Bukannya kalo orang pacaran biasanya aku kamu ?!" Kata Ify agak sinis.
"Ya bukan gitu, aneh aja, kenapa sih ?" Tanya Rio lagi. Ify menggelengkan kepalanya.
"Kenapaa ?" Tanya Rio lagi. Rio turun dari motornya lalu mengajak Ify duduk di teras rumah Ify.
"Ify
lo lama amat ngan..." Ucapan Gabriel terhenti saat melihat Rio dan Ify.
Rio mengisyaratkan agar Gabriel masuk kembali ke rumahnya melalui
isyarat matanya. Gabriel mengangguk lalu masuk lagi ke dalam rumahnya.
"Kenapa sih fy ? Aneh banget deh" tanya Rio (lagi).
"Mmm, aneh apanyaa ?" Tanya Ify balik.
"Tumben amat ngomongnya 'aku kamu' biasanya juga 'gue elo'" jelas Rio.
"Kan
biasanya orang pacaran gitu yo, jadi kesannya romantis gitu, gue kan
juga pengen kaya gitu" jawab Ify polos. Rio menahan tawanya.
"Emang kalo gitu romantis ya ?" Goda Rio.
"Ih Rioo!" Ify memukul-mukul bahu Rio.
"Aw aw aw! Ampun fy, hahaha iya deh iyaa" kata Rio. Ify menghentikan aksinya(?).
"Iya apa ?" Tanya Ify polos.
"Hemm iya deh kita ngomongnya 'aku kamu' emang udah biasa gitu ?" Tanya Rio.
"Belom,
tapi cobain aja dulu, pokoknya lo jangan nanggepin gue kalo gue
ngomongnya 'lo gue' oke" kata Ify setengah sadar. Rio mengalihkan
pandangannya ke arah lain, berpura-pura tak mendengar Ify.
"Rio, lo dengerin gue gak sih ?!" Tanya Ify kesal karena merasa tak di tanggapi (-_-)
"RIOO!!!" Kata Ify lagi sambil mengguncang-guncangkan tubuh Rio. Tapi Rio tetap tak menghiraukan Ify.
"Lo kenapa sih yo ?! Nyebelin deh!" Ify beranjak dari tempatnya, lalu masuk ke dalam rumah sambil membanting pintu.
"Loh, Ify kenapa ? Katanya gue di suruh cuekin dia kalo dia ngomongnya 'gue elo'" tanya Rio heran.
"Ifyy! Buka doong! Kenapa siih ?" Rio mengetuk pintu rumah Ify.
"PERGI LO! GUE AJAKIN NGOMONG MALAH GAK NYAUT!" Teriak Ify dari dalem rumah.
"Loh fy, yg nyuruh kan tad..."
"PERGI!" Teriak Ify lagi. Rio mengerutkan keningnya bingung. Benar-benar bingung.
"Ify kenapa yo ? Lo apain ?" Tanya Gabriel setelah membukakan pintu yang di kunci Ify tadi. Rio mengangkat bahunya.
"Gak
tau gue tadi kan gini..." Rio menceritakan kronologis kejadian sampai
akhirnya Ify marah, selesai Rio bercerita Gabriel malah tertawa.
"Kenapa lo ?" Tanya Rio.
"Pacar lo parah banget yo hahaha, yang nyuruh siapa yang marah siapa hahaha" kata Gabriel terus tertawa. Rio mendengus kesal.
"Gue bantu ngomong deh, ayo masuk" kata Gabriel saat melihat wajah kesal Rio. Rio mengikuti Gabriel masuk ke dalam rumah.
"Fy"
"Hmm"
"Sini dulu"
"Ngapain ada dia ?" Tanya Ify sinis sambil melirik Rio.
Rio menelan ludahnya. 'Ify kalo ngambek serem amat' batin Rio.
"Sini
deh bentar, mau ngomong, setelah ini lo mau ngambek sama Rio juga
terserah deh" kata Gabriel. Ify berjalan mendekati Gabriel dan Rio, lalu
duduk di depan Rio.
"Apaan ?" Tanya Ify jutek.
"Tadi lo ngomong apaan emang sampe-sampe Rio gak nanggepin lo ?" Tanya Gabriel.
"Gue
sama dia kan mau coba ngomong 'aku kamu' terus dia nanya, emang gue
biasa kaya gitu, ya udah gue jawab aja Belom, tapi cobain aja dulu, gue
bilang dia jangan nanggepin gue kalo gue ngomongnya 'lo gue' cuma gitu
doang kok" jawab Ify. Ify diam sejenak, mengulang kembali kata-kata yang
di ucapkannya dalam hati.
'"Jangan nanggepin gue kalo gue ngomongnya lo gue" MATI GUE! Yang salah gue ternyata bukan Rio!' Batin Ify kaget.
"Rioo" kata Ify manis sambil melemparkan senyumnya ke arah Rio.
"Tugas gue beres ya yo, gue ke kamar dulu, jangan ribut lagi! Berisik! gue ngantuk!" Kata Gabriel sambil ngeloyor ke kamarnya.
"Rioo" kata Ify lagi.
"Apaan ?" Tanya Rio jutek.
"Hehe, maafin gu eh aku ya, aku yang salah hehe" kata Ify. Rio melengos.
"Yah Rio maaf deeh yayaya, pelis yoo, maafin yaah, Rio ganteng deeh" rayu Ify. Rio masih diam.
"Rio maafin dong plis ya" kata Ify lagi, mukanya kali ini benar-benar memelas. Rio menahan tawanya.
"Ah rio mah!" Kini giliran Ify yang marah lagi. Sebelum Ify menjadi-jadi(?) Rio buru-buru menahan Ify.
"Eh iya iyaa, jangan marah lagi ya" kata Rio menahan tangan Ify yang mau berdiri.
"Udah maafin beneran ?" Tanya Ify. Rio menganggukan kepalanya.
"Maaf ya yo hehe, belum terbiasa sih" kata Ify lagi.
"Gapapa fy, kalo ga biasa ga usah di paksa haha" kata Rio.
"Gak usah ngomong aku kamu deh, ribet hehe" kata Ify.
"Ya
deh terserah aja. Gue pulang dulu ya fy, udah malem nih, gara-gara lo
ngambek jadi aja makin lama, jangan ngambek lagi, jelek!" Kata Rio
sambil mengusap kepala Ify lembut.
Ify mengikuti Rio sampai depan rumahnya.
"Kenapa ngikutin ?" Tanya Rio heran. Ify menggelengkn kepalanya.
"Wanna tell me something ?" Tanya Rio. Ify menganggukan kepalanya.
"Apa
?" Tanya Rio lagi. Ify mengisyaratkan agar Rio mendekat padanya. Rio
membungkukan sedikit tubuhnya, lalu Ify membisikan sesuatu.
"Aku
sayang kamu" bisik Ify. Setelah mengatakan itu, Ify yang tak memberikan
waktu untuk Rio mencerna 3 kata yang di bisikan Ify langsung mengecup
pipi Rio, lalu berlari masuk ke rumahnya dengan wajah memerah.
Rio
masih berdiri mematung di depan rumah Ify, lalu tangan kirinya mengusap
pipi kirinya yang baru saja di kecup Ify. Tiba-tiba ponsel di sakunya
bergetar membuat Rio tersadar. Rio merogoh ponsel di sakunya.
From: Alyssa♥
Sana, katanya mau pulang, kok masih berdiri di situ sih ?
»»»»
To: Alyssa♥
Iya deeh:) aku pulang yaa ;)
Bye, see you tomorrow ya cantik:)
»»»»
From: Alyssa♥
Hemm G-O-M-B-A-L ! :p
Rio tersenyum melihat balasan Ify.
To: Alyssa♥
I want to talk something to you, can't I ?
»»»»
From: Alyssa♥
Sure :D what ? Don't make me curious please
*******
"Rio mau ngomong apa sih ?" Tanya Ify penasaran di kamarnya, tiba-tiba ponselnya bergetar.
Mariostev is calling....
"Rio" Ify langsung menekan tombol hijau lalu mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Hal.."
"Aku juga sayang kamu"
KLIK! Sambungan telpon telah di putuskan oleh Rio.
Ify
tersenyum mendengar perkataan Rio di telpon tadi. Ify masih bisa
melihat Rio memasukan ponselnya ke dalam sakunya, lalu menaiki motornya
dan menghilang di kegelapan malam.
"Ifyy! Curhat doong!" Kata Gabriel yang tiba-tiba masuk ke kamar Ify.
"Apaan sih ?" Tanya Ify berbalik menghadap Gabriel yang ada di belakangnya.
"Mau curhat" katanya lagi.
"Bentar bentar" mata Ify tertuju pada ponselnya, jarinya menari-nari di atas keypadnya.
"Yaudah cerita deh sekarang" kata Ify pada Gabriel, tapi pandangannya tetap pada ponselnya.
"Jadi
gini tadi siang....." Gabriel menceritakan pertemuannya panjang lebar
tentang pertemuannya lagi dengan pujaan hatinya pada Ify. Tapi
sepertinya Ify tak menanggapi dan tetap fokus pada ponselnya.
"Gue
harus gimana fy ? Masa gue harus sabar terus ?" Tanya Gabriel pada Ify.
Gabriel menoleh ke arah Ify karena sedari tadi pertanyaannya tak
kunjung di jawab.
"Ify"
"Hmm"
"Lo denger gue gak ?"
"Eh tadi lo nanya apa yel ? Hehe gue gak denger" tanya Ify polos sambil mengalihkan perhatiannya sebentar -catat. Sebentar-
"IFY
LO DENGERIN GUE GAK SIH ? JANGAN-JANGAN GUE CERITA PANJANG LEBAR LO GAK
DENGER LAGI!" Kata Gabrriel galak. Ia sudah hampir mau meledak karena
kesal.
"Ehehe, santai yel hehe, lo ulang deh, gue dengerin sekarang hehe" kata Ify cengengesan.
"Sini HP lo!" Gabriel merampas paksa ponsel Ify dari tangannya.
"Mau ngapain sih lo ?" Kesal Ify.
"Nelpon pacar lo! Biar gak ganggu!" Kata Gabriel. Ify berdecak kesal.
"Halo!
Yo, jangan dulu hubungin pacar lo sampai batas waktu yang gue tentuin
(brs bigbro-_-v) oke! Awas lo kalo nelpon atau sms lagi!" Ancam Gabriel
lalu menutup telponnya.
"Udah ?!" Tanya Ify jengkel sambil merebut ponselnya dari tangan Gabriel.
"Hehe, sekarang temenin gue curhat!" Kata Gabriel.
"Hmm cepetan" jawab Ify sekenannya.
"Gini
fy...." Gabriel mengulang kembali ceritanya tentang tadi siang, dan
kali ini Ify menyimaknya. Selesai Gabriel bercerita Ify
mengangguk-anggukan kepalanya.
"Tadi kata lo siapa namanya ?" Tanya Ify.
"Iya itu dia, dia gak sempet ngomong, yang gue denger cuma 'S'nya doang" jawab Gabriel.
"S ? Saras, Silvia, Siti, Sarimin, Sutarjo, Supardi, Sumanto, Su..."
"STOOOPP! Ngaco amat lo! Masa cewe cantik, putih, mulus gitu namanya Sumanto, yang bener dong fy" gerutu Gabriel.
"Hehee, namanya juga cuma nebak yel hehe" kata Ify cengengesan.
"Ya udah lah, terus gimana ? Udah baikan sama Rio ?" Tanya Gabriel mengalihkan pembicaraan mereka.
"Udah doong, gue gitulooh" jawab Ify dengan bangga.
"Oon, gue malu punya sahabat kaya lo, yang salah siapa yang marah siapa" cibir Gabriel.
"Hehe khilaf tadi gue yel, lo tau sendiri gue emang orangnya gitu" kata Ify polos.
"Huh, untung aja si Rio sabar ya haha" kata Gabriel.
"Pacar gue gitu looh. Eh, mama mana yel ? Kok jam segini belum pulang ?" Tanya Ify.
"Lo
sih, tadi kata nyokap lo, dia hari ini ada client gitu di Surabaya,
jadi harus langsung terbang ke sana, tadi nyokap lo telpon ke elo, tapi
katanya HP lo sibuk" jelas Gabriel. Ify cuma manggut-manggut.
"Berarti, gue cuma berdua sama lo dong ?" Tanya Ify sambil menunjuk Gabriel.
"Yoa~ gue gak bakal ngapa-ngapain elo kok" goda Gabriel sambil bergeser mendekati Ify. Ify memandang Gabriel takut.
"Hem yel lo mau ngapain deket-deket ?" Tanya Ify takut.
"Ngapain yaa ? Enaknya ngapain malem-malem ? (-_-V)" kata Gabriel genit.
"Yel lo mau ngapain jangan aneh-aneh deh" kata Ify takut melihat wajah Gabriel yang mesum._.V
"Ngapain aja boleh deh, asal sama lo". Goda Gabriel lagi sambil memicingkan matanya.
"Mama... Rio tolongin guee..." Teriak Ify ketakutan. Gabriel tertawa melihat Ify yang sudah ketakutan.
"Lo
mau aja gue kerjain fy hahahaha, gak nafsu gue sama lo haha, udah ya
gue balik ke kamar dulu ngantuk" kata Gabriel lalu kembali ke alamnya
._.
"Sialan si Gabriel, awas aja besok pagi!" Gerutu Ify.
*****
From: Mariostev
Ready ? Gue udah di bawah.
Ify membaca pesan singkat dari kekasihnya, lalu menyelempangkan tasnya lalu keluar dari kamarnya.
"Hai yo, lama ?" Tanya Ify basa-basi.
"Engga kok" jawab Rio singkat.
"Gabriel mana yo ?" Tanya Ify celingukan.
"Tadi udah berangkat duluan dia. Berangkat sekarang yu" ajak Rio. Ify mengangguk mengikuti Rio.
"Tumben bawa mobil yo ?" Tanya Ify heran yang melihat Rio membawa mobil berwarna putih.
"Pengen aja, gak apa-apa kan ?" Jawab Rio seenaknya.
Ify menghembuskan nafasnya heran. Ada yang aneh pada Rio, sifatnya hari ini terkesan lebih dingin dari biasanya.
Di dalam mobil pun Rio terlihat diam. Ify yang bosan diam terus akhirnya memecah keheningan.
"Behenti yo, gue turun di sini aja" kata Ify jutek. Rio sedikit tersentak mendengar perkataan Ify.
"Loh kok gitu fy ?" Tanya Rio heran.
"Males aja, kaya sendirian gue di sini. Berhenti dong yo" kata Ify sedikit memaksa.
"Maaf..." Lirih Rio.
"Buat apa ?" Tanya Ify masih jutek.
"Maaf kalo dari tadi gue nyuekin lo" kata Rio tulus sambil menatap lembut wajah Ify.
"Hemm, kenapa sih yo ? Ada masalah ya ? Atau gue ada salah sama lo ?" Tanya Ify mulai melunak.
"Enggak kok, gue emang ada masalah sedikit tadi di rumah" jawab Rio sambil menghela nafas pelan.
"Kenapa lagi ? Nyokap lo ?" Tebak Ify. Telak. Memang itu yang membuat Rio agak berbeda pagi hari ini. Rio diam.
"Yaudah, kalo belum mau cerita juga gak apa-apa kok" kata Ify. Rio menatap Ify sebentar.
"Maaf" kata Rio lagi.
"Iya, sekarang gue mau sekolah cepet! Gue gak mau telat terus di hukum lagi loh" Suruh Ify. Rio tersenyum.
"Hemm, iya iya tuan putri" kata Rio sambil mengusap lembut rambut Ify.
*****
"Hey pasangan paling serasi di dunia" panggil Gabriel saat Rio dan Ify baru memasuki kelas.
"Apaan ? Mau marah-marah lagi kaya kemaren ?!" Tanya Rio kesal.
"Eheheh,
engga kok, kemaren gue lagi curhat tapi si Ifynya malah gak ngedengerin
gue, jadi aja gue marah hehe, maafin gue ya Rio ganteng" rayu Gabriel.
Rio bergidik ngeri mendengar kata-kata Gabriel.
"Jijik yel" sungut Rio.
"Rio, plis maafin gue doong, lo kan ganteng pacarnya Ify sahabat gue yang paling manis" rayu Gabriel lagi.
"Iya iya, sekarang apa mau lo ?" Tanya Rio.
"Gue gak pengen apa-apa kok, cuma mau mastiin nanti PJnya jadi kan ? Hehe" tanya Gabriel.
"Makan
aja lo yang di pikirin! Udah yo duduk aja, orang kaya dia gak usah di
tanggepin" kata Ify lalu duduk di kursinya, diikuti Rio.
"Dasar!" Kata Gabriel tapi sepertinya Rio dan Ify tidak mendengar.
"Vi, kakak lo jadi dateng nanti ?" Tanya Gabriel pada Sivia yang sudah duduk di sebelahnya.
"Hem ? Iya jadi kok katanya" jawab Sivia, Gabriel mengangguk lalu memainkan ponselnya sambil menunggu bel berbunyi.
*****
"Iya.
Segitu saja pelajaran untuk hari ini. Oh iya, Gabriel, Sivia, Rio, dan
Ify, kalian sudah menyelesaikan tugas yang saya berikan ?" Tanya bu
Winda di akhir pelajaran.
"Hemm tinggal di susun lagi bu" kata Rio mewakili.
"Baguslah,
waktu kalian tinggal 3 hari lagi, kumpulkan langsung di meja ibu"
perintah bu Winda. Mereka berempat (rio, ify, sivia, gabriel) hanya
mengangguk.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi.
"Kak Alvin mana vi ? Tumben istirahat gini gak ke sini ?" Tanya Gabriel.
"Gatau.
Tadi sih bilangnya dia masih ada tugas dari gurunya gitu" jawab Sivia.
Tak lama kemudian Alvin datang dengan tergesa-gesa.
"Nah itu dia orangnya" kata Sivia sambil menunjuk Alvin. Gabriel langsung menoleh ke arah yang di tunjuk Sivia.
"Hayo looh, lo semua lagi pada ngomongin gue yaa ?" Tanya Alvin pada Gabriel dan Sivia.
"PD kak, tapi emang sih hehe" jawab Sivia. Alvin hanya tersenyum.
"Yo, fy, pulang sekolah jadi kaan" kata Alvin pada Rio dan Ify. Mereka berdua menoleh.
"Heem, jadi kok kak" jawab Ify.
"Oke sip, good, vi, kakak lo jadi ikut kan ?" Tanya Alvin pada Sivia dengan senyuman lebarnya.
"Jadi
kak Alviin, tapi kalo dia berubah fikiran di luar kehendak gue ya, tapi
tenang, katanya dia usahain dateng" jawab Sivia. Alvin tersenyum lebar.
"Oke
vi, gue tunggu kakak lo gitu, bilangin ya! Hehe gue balik ke kelas ya,
bye, sampe jumpa pulang sekolah" pamit Alvin sambil melambaikan
tangannya.
"Kak Alvin kayaknya seneng banget ya kalo ada kakaknya Sivia" komentar Ify setelah Alvin menghilang dari kelasnya.
"Iya, gue sih seneng aja, daripada Alvin kaya dulu lagi" jawab Rio.
"Dulu ?" Tanya Ify heren.
"Sst,
bel udah bunyi" kata Rio saat mendengar bel masuk berbunyi. Bu Winda
pun masuk ke dalam kelaz X-2 dan membuat anak-anak heran.
"Jadwalnya pelajaran apa sih ? Masa bu Winda lagi ?" Tanya Gabriel heran.
"Tau tuh, masa bu Winda mulu, sepet banget gue liat mukanya" gerutu Sivia di sertai anggukan kepala Gabriel.
"Anak-anak,
saya hanya ingin mengabarkan bahwa guru yang guru yang seharusnya
mengajar kalian sedang sakit, dan tidak ada guru penggantinya, jadi hari
ini pelajaran kalian kosong" jelas bu Winda. Anak-anak X-2 langsung
bersorak gembira. Mereka semua langsung keluar dari kelas.
"Vi, ke perpus yu, cari-cari bahan buat karya ilmiah lagi" ajak Gabriel.
"Emangnya boleh ? Bukannya kita gak boleh keluar ?" Tanya Sivia.
"Boleh, gue udah minta izin ke bu Winda, dia juga udah nyuruh penjaga perpusnya ngawasin kita" jawab Gabriel.
"Ayo deh" kata Sivia. Lalu Gabriel dan Sivia pergi keluar kelas menuju ke Perpustakaan. Di kelas hanya ada tinggal Rio dan Ify.
"Yah, tinggal kita berdua fy" kata Rio. Ify mengangguk.
"Yo, Kak Alvin yang kaya dulu emang kaya gimana sih ?" Tanya Ify.
"Ya
gitu, gue kan kenal Alvin udah lama, dulu Alvin itu anaknya rame
banget, ya kaya Alvin yang sekarang aja, tapi sifatnya Alvin berubah 180
derajat pas nyokapnya meninggal, Alvin jadi pendiem, dingin, jutek sama
sekelilingnya, dan gak pernah mau peduli. Sama kayak gue lah waktu lo
tinggalin gue dulu" kata Rio. Rio diam sejenak untuk mengambil nafas.
"Maksud lo apa yo ?" Tanya Ify heran.
"Ish, diem dulu dong, gue lanjutin cerita gue dulu" kata Rio. Ify hanya manggut-manggut heran.
"Nah
sifatnya Alvin itu cuma bisa kembali kalo dia lagi main basket doang,
akhirnya selama ini gue yang selalu nemenin Alvin main basket. Alvin
juga pernah cerita kalo dia punya sahabat cewek, tapi sahabatnya itu gak
tau kemana, dan gue baru tahu kalo sahabatnya Alvin itu Sivia,
akhir-akhir ini Alvin keliatan bahagia banget, mungkin karena dia juga
ketemu kakaknya Sivia, dan gue yakin kalo Alvin itu suka sama kakaknya
Via. Gue harap gak akan ada yang ngerusak kebahagiaan Alvin
sekarang"jelas Rio.
"Semoga aja deh" kata Ify.
"Gue gak mau liat Alvin berubah kaya dulu lagi" kata Rio sambil menghela nafas. Beberapa saat mereka terdiam.
"Yo"
"Hmm"
"Emm,
tadi pagi....ada masalah apa ?" Tanya Ify hati-hati, ia tak ingin
merusak mood Rio. Rio menoleh ke arah Ify dan menatapnya.
"Eh,
kalo gak mau cerita gak apa-apa kok hehe, emm, yo, lo bawa uang berapa ?
Takutnya gak cukup haha, mereka kan makannya ganas semua" kata Ify
mengalihkan pembicaraannya dan tertawa setengah memaksa. Rio tetap
memandang ke arah Ify.
"Eh Rio, jangan ngeliatin gue kayak gitu, hehe gue malu" kata Ify lagi.
"Fy"
"Hmm, kenapa yo ?"
"Maaf..." Kata Rio lirih.
"Minta maaf mulu lo dari pagi hehe" kata Ify mencoba mencairkan suasana.
"Gue minta maaf banget fy, tapi gue belom bisa cerita sama lo" ucap Rio. Ify tersenyum.
"Gak apa-apa Rio, udah dong mellow amit hihi" kata Ify sambil tertawa.
"Hahaha, lo dari dulu selalu bisa ngebangkitin mood gue fy" kata Rio sambil membelai puncak kepala Ify lembut.
"Loh kok dul..." Rio meletakan telunjuknya di bibir Ify.
"Ssst, Gabriel nelpon, tunggu ya" kata Rio sambil mengangkat telpon dari Gabriel.
'Heran gue, setiap gue mau nanyain ke Rio tentang omongannya yang aneh-aneh, pasti ada aja penghalangnya' gerutu Ify dalam hati.
"Fy!" Kata Rio senang begitu menutup telpon Gabriel. Ify memandang Rio heran.
"Beres-beres cepetan!" Suruh Rio.
"Mau ngapain yo ?" Tanya Ify heran.
"Ayo, sekarang kita ke kafenya" ajak Rio.
"Pelajaran gimana ?" Tanya Ify lagi.
"Guru
rapat, murid-murid boleh pulang duluan, yaudah, keburu sore, jadi
sekarang aja yuk" ajak Rio lagi. Ify mengangguk lalu membereskan
buku-bukunya yang berserakan di atas meja.
"Gabriel sama Sivia ?" Tanya Ify.
"Nanti nyusul kok yuk" kata Rio sambil menarik tangan Ify menuju parkiran.
*****
"Yel, kita berangkat sekarang yuk" ajak Sivia.
"Yuk, Rio sama Ify udah berangkat kan ya ?" Tanya Gabriel. Sivia mengangguk.
"Yel, gue nebeng ya hehe" kata Via sambil memamerkan giginya (ngerti ga ? Nyengir gitu ._.v)
"Huft...iya deh ayo!" Kata Gabriel. Lalu mereka berdua meninggalkan perpustakaan.
Saat melewati lapangan, Gabriel di panggil oleh Pak Chiko, guru olahraga sekaligus pelatih basketnya.
"Gabriel!" Panggil Pak Chiko. Gabriel menoleh lalu menghampiri Pak Chiko.
"Rio mana ?" Tanya Pak Chiko.
"Rio sudah pulang duluan pak, ada apa pak ?" Tanya Gabriel.
"Begini,
kamu dan Mario akan saya jadikan perwakilan dari kelas X untuk
mengikuti tes pemilihan tim inti minggu depan, bisa ?" Tanya Pak Chiko.
"Bisa pak, nanti Rio biar saya saja yang memberitahu" jawab Gabriel. Pak Chiko tersenyum puas.
"Baik,
kalau begitu, kamu ikut saya sebentar, akan ada pengarahan untuk semua
perwakilan, berhubung Mario sudah pulang, jadi kamu saja yang mewakilkan
ya" kata Pak Chiko. Gabriel mengangguk.
"Kalau begitu, saya
tunggu di ruang olahraga" kata Pak Chiko sambil menepuk bahu Gabriel,
lalu berjalan menuju ruang olahraga. Gabriel berjalan menhampiri Sivia.
"Yah vi, gue harus ikut kumpul dulu di ruang olahraga, lo mau berangkat duluan atau nungguin gue ?" Tanya Gabriel.
"Gue duluan aja deh ya yel" kata Sivia.
"Oke,
hati-hati ya vi, gue nanti nyusul kok, bye" kata Gabriel sambil
melambaikan tangannya, lalu melangkah menuju ruang olahraga.
*****
Sivia sedang menunggu taksi di depan sekolahnya, sampai Alvin datang dan memberhentikan motornya tepat di sebelah Sivia.
"Mau ke mana vi ? Kafe ?" Tanya Alvin. Sivia terlonjak kaget.
"Kak Alv! Ngagetin aja lo! Iya gue mau ke kafe" jawab Sivia.
"Gabriel, Rio, sama Ify mana ?" Tanya Alvin heran saat melihat hanya ada Sivia sendiri di situ.
"Rio sama Ify udah duluan ke sana, Gabriel tadi di suruh ke ruang olahraga sama pak Chiko" jawab Sivia.
"Oh, kumpul basket ya ?" Tanya Alvin. Sivia mengangguk.
"Ya udah, lo bareng gue aja, ayo naik" Sivia pun naik ke motor Alvin.
"Vi, kakak lo udah di bilangin ?" Tanya Alvin.
"Udah kak, kakak gue juga lagi di jalan kok" jawab Sivia.
"Duh, seneng amat lo kalo udah ketemu Kak Shilla" goda Sivia.
"Hehe, iya dong" jawab Alvin malu-malu.
*****
"Fy, Gabriel, Sivia, sama Alvin mana sih ?" Tanya Rio pada Ify yang sudah duduk di kafe.
"Gatau gue, mereka masih di jalan kali"jawab Ify.
Tak lama kemudian datang Alvin dan Sivia.
"Hey vin, vi!" Panggil Rio sambil melambaikan tangannya.
Alvin dan Sivia mendekati meja Rio dan Ify.
"Gabriel mana ?" Tanya Ify.
"Gabriel
di panggil Pak Chiko dulu. Oh iya, lo juga kepilih jadi salah satu
perwakilan anak kelas X yang ikutan seleksi tim inti basket sekolah
kita" kata Alvin.
"Kita maen bareng lagi vin" kata Rio.
"Yoa men~" balas Alvin.
"Kakak lo mana vi ?" Tanya Ify.
"Belum
dateng, paling bentar lagi... Nah itu dia" kata Sivia sambil menunjuk
seorang gadis manis yang sedang berjalan ke arah mereka.
"Siaang" sapa Shilla ramah.
"Nah
yo, fy, ini kakak gue, kak Shilla, kak Shilla, ini sahabat gue, yang
ini Ify, nah sebelahnya itu pacarnya, Rio" jelas Sivia.
"Oh jadi ini yang mau nraktir gue, hai, gue Shilla" kata Shilla.
"Rio"
"Ify" rio dan Ify berjabat tangan dengan Shilla.
"Loh vi, katanya ada 6 orang yg ikut, ini kan cuma 5, satu lagi mana ?" Tanya Shilla.
"Oh satu lagi Gabriel, dia tadi di panggil guru dulu" jelas Sivia. Akhirnya mereka ber5 mengobrol sambil menunggu Gabriel.
Tiba-tiba ponsel Shilla berdering.
Mama is calling.....
"Bentar
ya semua, gue angkat telpon dulu" lalu Shilla berjalan agak jauh untuk
mengangkat telpon. Beberapa saat kemudian Shilla kembali lagi.
"Aduh
semuanya, sori banget ya, tapi nyokap gue maksa gue supaya ikut
nganterin dia belanja, dan gu gak bisa nolak, sori banget ya, kayanya
gue harus duluan" kata Shill.
"Ck! Mama tuh emang seneng banget maksa" gerutu Sivia.
"Iya gak apa-apa kok kak Shilla, makasih udah mau dateng ya" kata Ify lantas tersenyum.
"Iya, sama-sama, langgeng ya lo berdua" kata Shill dan di amini oleh yang lainnya.
"Shill, gue anter ya" tawar Alvin.
"Gak usah vin, ada supir kok, gue duluan ya semua" pamit Shilla lalu berjalan ke luar dari kafe.
"Hai! Lo semua gak ninggalin gue kan!" Sapa seseorang dengan cerianya.
"Gabriel! Lama amat lo!" Seru Ify.
"Hehe,
sori deh, Pak Chiko bacotnya banyak banget (._.V) yo, minggu depan tes
tim inti yo" kata Gabriel. Rio mengacungkan jempolnya.
"Loh kakak lo belom dateng vi ?" Tanya Gabriel.
"Kakak gue baru aja pulang, dia dipaksa nyokap gue buat nemenin belanja, biasa nyokap gue kan seneng banget maksa" kata Sivia.
"Yah ga ketemu lagi gue haha" kata Gabriel.
"Udah yuk, pesen makan aja! Laper gue hehe" kata Alvin sambil nyengir.
Akhirnya mereka ber5 makan dengan lahap dan bercanda bersama.
*****
"Ifyy, maaf banget gue gak bisa ngenterin lo pulang, gue di paksa papa ke kantor sekarang juga" sesal Rio.
"Iya gak apa-apa kok, gue sama Gabriel aja, gapapa kan yel ?" Tanya Ify pada Gabriel. Gabriel hanya mengangguk.
"Oke,
gue titip Ify ya yel. Bye fy, nanti malem gue telpon. Vin, vi, gue
duluan ya" pamit Rio. Lalu dengan tergesa-gesa menuju ke mobilnya.
"Yel, fy, gue nganter Sivia ya, bye" pamit Alvin juga.
"Yuk fy pulang" ajak Gabriel karena tinggal mereka berdua. Ify mengangguk.
Di perjalanan....
"Yel mumpung belum terlalu sore mampir ke mall bentar ya" ajak Ify.
"Boleh deh, di rumah lo juga sepi" akhirnya Gabriel dan Ify menuju salah satu mall.
Di mall mereka berdua jalan-jalan berdua dan memakan es krim.
BRAAAAK!
"Aduh sori sori" kata Ify, saat sedang berjalan ia menabrak seorang gadis.
"Eh iya, gue juga minta maaf" kata gadis Itu.
"Loh!
Lo kan yang waktu itu gue tabrak" kata Gabriel mengenali gadis itu yang
ternyata adalah gadis pujaannya (Shilla. Shilla hanya tersenyum.
Kemudian Gabriel berbisik ke Ify.
"Ini cewek yang gue ceritain ke elo fy" bisik Gabriel. Ify terbelalak mendengarnya.
"Eh iya nama lo siapa ?" Tanya Gabriel.
"Eh, bentar ya bentar, aduh, fy, gue ke toilet bentar ya, panggilan alam nih" kata Gabriel lalu ngacir ke toilet.
"Dia siapa fy ?" Tanya Shilla membuyarkan lamunan Ify.
"Eh ah ? Emm itu Gabriel kak" jawab Ify dengan senyum masam.
"Aduh, gue udah di panggil nyokap nih, gue duluan ya fy" kata Shilla lalu pergi. Ify duduk di salah satu bangku yang ada.
"Kak
Shilla ternyata cewek yang di sukain Gabriel. Tapi kak Alvin juga
kayanya cinta sama Kak Shilla. Kata Rio, kak Alvin begitu seneng bisa
ketemu kak Shilla, dan sifat kak Alvin kembali lagi ke semula semenjak
ketemu kak Shilla lagi. Kalo Kak Alvin tahu Gabriel suka juga gimana ?
Gue takut kak Alvin berubah kaya dulu lagi. Tapi gue juga gak mau
Gabriel sakit hati" pikir Ify.
"Hai fy lama, loh cewe yg tadi mana fy ?" Tanya Gabriel.
"Udah pulang" jawab Ify lemas.
"Pulang yu yel" ajak Ify gabriel bingung melihat ify yg jadi tak bersemangat.
Sampai
di rumah pun Ify masih tak bersemangat memikirkan antara
Gabriel-Alvin-Shilla. Bahkan telpon Rio pun Ify abaikan. Ify benar-benar
pusing. Satu tekad Ify terfikir dalam benaknya.
»»»»»»»»»»»»»»»
No comments:
Post a Comment