Rio panik saat lemparan bolanya meleset dan malah mendarat dipunggung Ify. Oh, god.. Kenapa harus Ify?
“Maksud lo apa??” Tanya Alvin garang. Rio gelagapan panik, “ Maksud apaan?”
“Jangan sok bego deh lo, maksud lo apaan ngelempar bola kayak gitu?”
Rio
bingung, apa yang harus ia jawab? Sejujurnya, ia sangat menyesal karena
bola itu harus meleset dipunggung Ify. Apa iya Rio harus jujur kalau
dia cemburu? Gak mungkin! Rio gak mungkin terus terang mengatakan kalau
ia memang menyukai Ify, bukan sekarang waktu yang tepat..
“Ooh, ya lagian, ngapain lo mesra – mesraan disini? Ganggu pemandangan tau gak!”
Alvin melengos, “Ya, terserah gue dong!! Itu urusan gue kali..”
Rio
bingung, ia semakin bingung, apa yang harus ia katakan? Jelas itu
memang urusan Alvin, tapi gadis yang bersama Alvin-lah yang menjadi
masalah, Rio menyukai gadis itu, ia jelas tidak ingin gadis yang
dicintainya bersama cowok lain, Alvin sekalipun.
“ya, emang sih,
itu urusan lo. Tapi gue gak nyangka aja lo mau - maunya mesra – mesaraan
sama cewek munafik kayak Ify!” jelas Rio.
Rio tertegun. Oh
tidak, apa yang sudah diucapkannya barusan? Ia menghina Ify, gadis itu.
Rio sama sekali tidak mempercayai kata – kata keluar dari mulutnya
sendiri. Apa? Ya tuhan, ia baru saja membohongin hatinya sendiri..
Rio
terkesiap saat tiba – tiba sebuah tinju dari Alvin mendarat dipipinya,
Rio yang lengah, lantas jatuh dan tersungkur dilantai. Pipinya menyentuh
lantai ruang music yang dingin… Rio merintih kesakitan…
“Alvin!!!” Panggil Ify.
@@@
“Alvin!!” Panggil Ify lantas menghampiri Alvin yang masih berdiri mematung.
“Lo kenapa sih?”Tanya Ify yang tidak mempercayai apa yang Alvin lakukan barusan.
Alvin menoleh, “Maksud lo?”
“Ngapain lo nonjok Rio?”
“Dia udah ngatain lo, Fy…”
Ify mendelik, “Gue tau kok, gue denger! Gue juga marah, tapi gak gitu caranya..”
Alis Alvin terangkat, Apa? “Tapi Fy…”
“Lo gak perlu pakai otot, vin… itu Cuma akan memperpanjang masalah..” Jelas Ify.
Alvin melengos, “Kok lo ngebelain Rio sih, fy?”
“Gak, gue gak ngebelain dia..”
“Terus apa namanya?” Bentak Alvin yang mulai naik darah.
Rio
yang sejak tadi tersungkur dilantai, lantas berdiri, “ lo gak perlu
bentak cewek kayak gitu kali, Vin! Dasar banci! Beraninya sama cewek
doang..”
Alvin panas, ia hendak maju untuk melayangkan satu tinju lagi kearah rio, Tapi Ify menahannya,
“Alvin!!”
Alvin melengos, “Apa lagi sih, Fy?”
“Gue kan udah bilang, gak usah pakai otot.. orang kayak dia gak akan mempan pakai otot!”
“Tapi kan, fy..”
“Udahlah, toh gue juga gak apa – apa, kan..”
Rio kembali angkat bicara, “Lo ngapain sih ngebelain nih cewek!”
Alvin mendelik, “Emang kenapa?”
“Lo suka sama dia??” Tanya Rio garang.
@@@
“lo suka sama dia?” Tanya Rio.
Alvin
diam, ia tidak tahu harus menjawab apa? Ia tahu hatinya berontak, ia
tahu kalau hatinya mengatakan ia memang menyukai Ify, tapi…
“Itu bukan urusan lo!”
Rio
mendelik, “Banci lo! Kalo emang lo suka sama Ify, harusnya lo jujur..
lo gak perlu bohongin perasaan lo sendiri! Lo ngomong terus terang,
disini, didepan Ify!!”
Alvin diam, ya, Rio benar, harusnya ia
memang mengakui perasaannya pada Ify. Tapi kenapa kata – kata itu sulit
keluar dari bibirnya? Seperti ada rasa yang mengganjal, entah apa..
“Udahlah vin, gak usah didengerin, kita pergi aja..”Ucap ify membuyarkan lamunan Alvin.
Alvin tak bergeming, ia membiarkan Ify menarik tangannya, membimbing langkahnya, meninggalkan ruang musik.
@@@
KRIIIIINGG!!
Bel istirahat berbunyi, sorak sorai bergembira langsung terdengar dimana – mana.
“Fy, ke kantin yuk!” Ajak Sivia.
Ify menggeleng lemah, “Gak, ah..”
“Kok tumben? Biasanya lo paling semanget urusan makan..”
“Gue
gak laper..” Jawab ify sekenanya, sebenarnya bukan itu alasannya,
insiden diruang music tadi jelas masih membebani pikirannya.
“Oh, ya udah, gue ke kantin ya fy..” Jelas Sivia lantas berlalu meninggalkan kelas.
@@@
Gabriel
dan Ray melangkah santai menyusuri koridor, hendak menuju kantin.
Keduanya menjadi pemandangan yang menarik untuk para kaum hawa yang
asyik duduk – duduk dibangku koridor. Ya, walaupun tidak ada Rio dan
Alvin, entah mereka kemana.
“Weh, Ray, ada yang ngeliatin lo noh..”
Ray menoleh, “Mana? Mana?”
Gabriel terkekeh, “ Noh… yang deket pot bunga!”
Ray bergidik, matanya melihat tempat yang dimaksud Gabriel… dan ia pun melengos saat tahu siapa yang dimaksud Gabriel…
GUBRAKK!! Bukan cewek! Tapi seorang cowok dengan gaya mirip cewek, alias cowok jadi – jadian. Seragam sih tetep
celana,
tapi liat dong dikepalanya,wuiiih.. ada bando merah muda nangkring
disono! Dan sepertinya dia juga memakai bedak plus lipgloss gak
ketinggalan..
Ray merinding saat cowok jadi – jadian itu
tersenyum padanya. Sementara Gabriel terkekeh, “weits, naksir Ray? Gue
bilangin carol, nih..”
Ray buang muka, “Sarap lo! Yang begitu kasih ke gue..”
Gabriel kembali terkekeh, “Ya, gue kira lu tertarik, kan lumayan buan serep..”
“serep apaan! Lu kata ban mobil pake serep segala!”
Gabriel ngakak puas,” Yee.. kalo tau – tau carol mutusin lo gimana?”
Ray mendorong punggung Gabriel, Eh, bego! Kalo carol mutusin gue, selera gue juga kagak bakal turun – turun amat kali!”
Gabriel
kembali terkekeh, perutnya sakit karena terus – terusan tertawa, tapi
tiba – tiba matanya menangkap sosok seorang cewek yang sudah tidak asing
dimatanya, seorang cewek yang telah membuatnya jatuh cinta, sekaligus
mati rasa terhadap perempuan lain.
Sivia tengah berdiri didepan
stand spaghetti yang dipadati para pembali. Nampaknya, ia sedang
menunggu pesanan. Walau dari jarak yang cukup jauh, Gabriel dapat
melihat jelas sosok sivia. Betapa indahnya gadis itu dimata Gabriel..
Tawa Gabriel berhenti seketika, kini pandanagn dan perhatiannya tertuju pada sivia, hanya sivia..Seolah dunia
disekelilingnya berhenti, tinggal sivia seorang…
Gabriel
diam, mulutnya terkunci, tapi kedua matanya seolah memancarkan cahaya,
cahaya kebahagiaan.. sudah lama ia tidak melihat gadis itu..
“Weh,
el! Ngeliatin siapa lo?” Tanya Ray seraya menepuk pundak Gabriel.
Gabriel tak bergeming, sama sekali tidak menghiraukan Ray, seolah hanya
Sivia yang ada..
Ray kembali menepuk pundak Gabriel, “Cewek itu lagi?”
Kali ini Gabriel angkat bicara, “Dia punya nama, Ray!”
Ray melengos, “Ya, okelah.. sivia lagi?” Gabriel tak bergeming,
“heran gue! Come on guys, masih banyak cewek didunia ini!” seru Ray.
“gue tau…”
Ray tersenyum puas, “Nah tuh lo udah tau…”
“Tapi gak ada yang sempurna kayak dia.." Ray melengos,
@@@
KRIIIINGGG!
Bel pulang terdengar diberbagai penjuru sekolah,
“Fy, gue duluan ya. Lo dijemput kan?” Ujar Sivia lantas bangkit dari kursinya.
“Iya, ntar gue pulang sama……” Ify menghentikan kalimatnya, ia teringat sesuatu.
Ify
menepuk keningnya sendiri, saking paniknya ia sampai berdiri dari
kursinya, “bego..bego..bego..!” Ify mengingat kata – kata Alvin tadi
diruang music, Ya, Alvin mengajaknya untuk pulang bareng. What? Mau
pulang kemana Ify? Tidak mungkin ia membiarkan Alvin mengantarnya
kerumah orang tuanya yangkecil dan reot! Mau taruh dimana muka Ify! Gak
mungkin! Jangan Sampe! Buru
– buru Ify berlari meninggalkan kelas, ia
harus menemui Alvin, ia harus memberikan alasan yang tepat untuk tidak
mengantarnya pulang, ya, Harus!
Sekarang!
“Fy, mau kemana lo?” Tanya sivia.
“ada urusan pentiing…” sahut ify.
@@@
Keesokan harinya…
Ify
menyeret langkahnya menyusuri lorong sekolah, sesekali ia menguap, rasa
kantuk jelas masih menguasainya. Bel masuk belum berbunyi, mungkin
sebentar lagi, entahlah. Yang jelas sekolah sudah dipenuhi para siswa-
siswi, rata – rata dari mereka tengah asyik dengan berbagai kegiatan.
Ify
terkesiap saat beberapa pasang mata memperhatikan dirinya, seolah ia
adalah maling ayam tetangga sebelah yang sedang menjadi buronan polisi.
Ify kaget, ia tidak mengerti apa sebenarnya yang menyebabkan
kehadirannya seolah menjadi malapetaka disini..Ify melihat sekeliling,
matanya menangkap wajah – wajah sinis itu, Rata – rata dari mereka juga
saling berbisik atau sekedar melempar pandangan, entah apa yang mereka
bicarakan…
Ify tak bergeming, ia terus melangkah menuju kelasnya,
satu hal yang tidak disadari ify, langkahnya menuju kelas menjadi lebih
cepat, ya, Ify ingin secepatnya sampai dikelasnya, ia ingin secepatnya
lepas dari tatapan – tatapan ganas itu..
Ify sedikit bernafas
lega saat dirinya sudah sampai didepan kelas, Ify mengelus dada,
berusaha menenangkan hatinya sendiri… tapi tiba – tiba, Turun Air dari
arah atas Ify yang langsung menyergap tubuhnya, Ify shock. Ia panik.
Kini tubuhnya basah kuyup, rambutnya lepek, tas ranselnya basah, habis
sudah..
Ify melihat keatas, matanya menangkap sebuah ember
berwarna hitam pekat yang tergantung pada seutas tali. Ify melengos, ia
menyadari sesuatu, air yang tadi jatuh ketubuhnya berasal dari ember
hitam itu… Tapi siapa yang tega melakukan ini? Buru – buru Ify mencari
pelakunya, dan matanya menangkap sosok dua orang cewek yang kini berdiri
dihadapannya dengan senyum kepuasan tiada tara diwajah keduanya, Ify
kenal sosokyang berdiri disebelah kanan, Angel, dan yang disebelah kiri…
wajah yang tidak asing, oh, Ify ingat, kalau tidak salah namanya
…Shilla.
Ify melempar tatapan tajam pada dua cewek didepannya,
Ify pun dapat mendengar gelak tawa dari anak – anak lain yang berada
ditempat kejadian, mereka semua menertawakan Ify, seolah penderitaan Ify
adalah kebahagiaan diatas segalanya…
@@@
The Four
Mr.Perfect melenggang menyusuri lorong sekolah, seperti biasa, Rio
berdiri paling depan, disusul Alvin, Gabriel, Dan Ray.
Langkah
mereka berhenti didepan sebuah kelas, kelas xc, ada keributan yang
sedang terjadi. Entah apa. Buru – buru Rio dan yang lainnya menyelinap
masuk kedalam kerumunan untuk melihat langsung apa yang sebenarnya
terjadi….
Dan Rio kaget setengah mati saat melihat sosok Ify
dengan seragam basah kuyup, gadis itu berdiri ditengah kerumunan, ada
Angel danShilla yang berdiri dihadapan Ify. Rio menyipitkan mata,
memastikan bahwa yang dilihatnya memang Ify? Dan Ia mendapat kepastian,
bahwa gadis itu memang Ify..
“Gimana? Harusnya sih lo berterima
kasih ya sama gue, gara – gara gue lo jadi bisa mandi pagi deh! Pasti
digubuk reot lu itu gak ada air bersih kan?” Jelas Shilla dengan tatapan
mengejek dan tangan dilipat didepan dada.
Ify mengangkat kepalanya, “Maksud lo?”
Shilla
medelik, lantas melempar senyum sinisnya, “Maksud apa ya? Oh iya, Fy,
gue bisa pesen gorengan kan sama lo…? Minggu depan geu mau ngadain
party, nyokap – bokap lo bisa kan bikinin gorengan buat party gue? Lo
tenang aja , gue bakal pesen banyak nih, Fy!” sambung Shilla.
@@@
JEDEEERR!
Ify shock. Kata – kata shilla barusan bak petir dipagi hari. Ify
merasakan jantungnya seperti berhenti berdetak, habis sudah. Ify
merasakan kedua kakinya lemas, tubuhnya seperti tanpa tulang. God.. dari
mana shilla bisa tahu soal pekerjaan orang tuanya? Jangan – jangan
shilla sudah tahu semuanya?? Apa? Gimana mungkin!
“Maksud lo apa?” Tanya Ify lagi.
Shilla
mendelik, lantas membuang pandangan. Angel pun serupa, tapi Kali ini
giliran Angel yang angkat bicara, “ Nih, lo lihat aja sendiri..” ujarnya
lantas menyerahkan selembar kertas pada Ify.
Buru – buru Ify
mengambil kertas itu, dan betapa kagetnya Ify saat melihat apa isi
kertas itu, ada dua buah gambar, gambar pertama terlihat sebuah gerobak
berukuran cukup besar yang menjual gorengan, Ify jelas mengenali gerobak
itu. Foto kedua.. ya tuhan, Ify lemas saat mendapati dirinya sedang
berdiri didepan wajan berukuran besar, disampinya ada bu Romi, sosok
paruh baya yang sedang membelai rambut Ify. Ia jelas mengenali sosok
itu, ibunya. Ya tuhan….
Apa ini? Bagaimana Angel dan shilla bisa
mendapatkan foto– foto ini? Ify mengangkat kepalanya, melihat ke
sekeliling, Oh tidak, semua anak sudah memegang lembaran yang sama,
mereka semua asyik mengomentari kedua foto yang terpampang jelas
dilembaran itu, termasuk… Ify semakin lemas saat menyadari ada The Four
Mr.Perfect yang sekarang juga sedang melihat lembaran laknat itu, tak
terkecuali Alvin. Oh, dear,jadi berita ini sudah tersebar? Jadi semua
sikap aneh dan tatapan tajam yang Ify terima barusan karena berita ini?
Ify
merasakan dadanya sesak, kedua matanya panas, Tak lama kedua matanya
mulai mengeluarkan air mata, Ify menangis. Hatinya menjerit, ia ingin
segera menghilang dan pergi sejauh mungkin,ia ingin pergi, dan tidak
akan pernah kembali!
Shilla mendelik, lantas mendekatkan mulutnya
ketelinga Ify untuk mengatakan sesuatu, “Makanya, lo tuh jadi cewek gak
usah kecentilan! Pake ngedeketin Rio segala! Tau rasa kan lo sekarang!
heh! Ngaca dong!Lo tuh siapa? Anak tukang gorengan aja gayanya
selangit!”!”
Ify diam, ia tidak berani berkata apa – apa, ia
berusaha menghiraukan kata – kata Shilla sekaligus tatapan – tatapan
sinis yang diarahkan untuknya. Di dalam kebingungan itu, Ify akhirnya
pasrah,ia
membiarkan dirinya tersungkur dilantai dengan posisi jongkok, Ify
membenamkan kepalanya diantara kedua kakinya, matanya terpejam, mulutnya
terkunci,namun kedua matanya terus mengeluarkan air mata, Ify terus
menangis, Sementara berbagai respon mulai berdatangan dari anak – anak
yang menyaksikan keributan itu, Ada yang menghujani Ify dengan kata –
kata kasar, atau melempari Ify dengan lembaran berisi fotonya tadi, ada
yang hanya melihat
dengan tatapan sinis, suasana Rusuh. Mereka semua
seolah ingin menelan Ify bulat – bulat, satupun tidak ada yang peduli
dengan Ify yang kini semakin meringkuk ditengah kerumunan…
@@@
Rio
mematung usai mendengar kenyataan tentang Ify, Ify yang sebenarnya
hanyalah seorang anak tukang gorengan pinggir jalan, Ify yang sebenarnya
berasal dari keluarga yang tidak mampu..Semua kenyataan tentang ify
terasa benar – benar menohok hatinya..
Dan Kini, Ify, gadis yang
dicintainya tengah meringkuk ditengah kerumunan, gadis itu dihujani
dengan berbagai kata – kata laknat yang mengiris hati rio.
Rio
tahu hatinya berontak saat melihat Ify menjadi bahan olok – olokan
seperti sekarang, ia ingin melindungi gadis itu, Rio sama sekali tidak
peduli dengan kenyataan bahwa Ify hanyalah seorang anak tukang gorengan,
atau apa lah..
Buru – buru rio melangkah ketengah kerumunan,
perlahan hujatan dan tatapan sinis untuk Ify lenyap, mereka semua heran
dengan kehadiran Rio, si cowok paling popular satu sekolah.
“Bangun Lo!” Ujar rio.
Perlahan
Ify mengangkat kepalanya, mata gadis itu sembab, pipinya masih dibasahi
air mata. Ify hanya mengadahkan kepalanya tanpa berniat untuk berdiri.
Rio
mendelik melihat ify tidak bereaksi apa – apa selain melempar tatapan
heran, Rio pun akhirnya meraih tangan ify lantas menariknya untuk
berdiri.
“Lo ngapain?” Tanya Ify bingung.
Rio mendelik,
“Lo yang ngapain jongkok disitu? Lo pikir lo keliatin cantik dengan
posisi jongkok kayak gitu?” jelas Rio berusaha mencari alasan untuk
menutupi perasaannya. Rasa gengsi Rio masih mengalahkan segalanya.
Ify melengos, tapi tak menjawab apa. apa “lo ngapain sih, yo?” Tanya Shilla Sinis.
“Lo
yang ngapain! Pasti lo kan yang udah ngerencanain ini semua? Lo kan
yang udah sengaja ngambil gambar Ify sama nyokapnya? Lo juga kan yang
udah sengaja nyiapin air seember buat bikin Ify basah kuyup? Iya kan?”
Ujar rio sinis.
Shilla membuang pandangan, menunjukkan sepasang mata indanya, “iya, itu semua emang kerjaan gue. Terus kenapa?”
Rio
mendelik, “Kenapa? Harusnya gue yang nanya, lo ngapain sih ngerencanain
ini semua? Punya salah apa Ify sama lo?” Shilla tersenyum sinis, “Gak
usah pura – pura bego deh, yo! Cewek ini kan yang udah bikinlo berpaling
dari gue? Cewek ini kan yang udah ngerebut lo dari gue? Cewek ini juga
kan yang waktu itu maen ujan– ujanan berdua sama lo? Ngaku deh, yo!”
Ify
kaget, apa maksud kata – kata shilla barusan? Dan nyatanya, bukan hanya
Ify yang kaget, semua yang ada ditempat kejadian pun gak kalah
kagetnya. Mereka semua saling berbisik satu sama lain. Suasana kembali
rusuh. Rio mendesah kesal, “Dapet informasi dari mana lo?”
“nih, angel..” sahut Shilla mantap.
Angel
yang sejak tadi hanya berdiri dibelakang shilla, mulai menampakkan
dirinya. Ify kaget, ternyata Angel lah yang menjadi kaki-tangan Shilla?
APa? Apa maksudnya? Punya salah Apa Ify
dengan si jutek Angel?
“Terus ,apa sekarang lo udah puas?” Tanya Rio pada shilla.
Shilla
mengangguk mantap, lantas melipat tangannya didada, “Yup! Gue puas
karena udah bikin orang yang udah nyakitin gue itu menderita..”
“Asal
lo tau aja ya, shill. Semuanya bukan karena Ify, Ify gak ngelakuin apa
–apa. Semuanya karena gue sebenarnya emang gak pernah suka sama lo. Gue
gak pernah serius ngejalanin hubungan sama lo! Jadi jangan pernah lo
salahin siapapun atas berakhirnya hubungan kita, termasuk Ify!” Jelas
Rio.
Tanpa menunggu jawaban shilla, Rio menarik tangan Ify, membawa gadis itu meninggalkan kerumunan.
@@@
Alvin
mematung melihat rio menarik tangan Ify meninggalkan kerumunan. Hatinya
berontak, ada perasaan cemburu melihat rio melindungi ify dari berbagai
hujatan dan tatapan sinis yang diarahkan pada gadis itu. Sejujurnya,
tadi Alvin ingin menolong Ify. Tapi Niatnya lenyap saat melihat Rio maju
untuk membela Ify. Alvin terlambat. Ia terlambat menolong gadis yang
dicintainya, ia kalah cepat dengan Rio. Bodohnya dirinya sendiri! Alvin
menelan ludah, hatinya panas, namun tidak ada yang bisa dilakukannya,
selain melihat rio dan Ify semakin jauh meninggalkan kerumunan….
Meninggalkannya!
@@@
“Lepasin tangan gue..” ujar ify
seraya melepaskan genggaman tangan Rio, matanya masih mengeluarkan air
mata. Rio mendelik, “ Bukannya terima kasih!”
“siapa yang nyuruh
lo nolongin gue? Emangnya gue minta tolong sama lo!” sahut ify lantas
menghapus air matanya yang terus mengalir, kata– kata shilla tadi masih
menghantuinya.
Rio buang muka, lantas melipat tangannya didepan dada,“Lo sendiri ngapain malah jongkok kayak gitu! Bukannya ngelawan!”
“Gue bisa apa sih!”
“Ya,
lo ngapain kek, jorokin si shilla kek! Jambak rambutnya, kek! Itu kan
lebih baik dari pada lo diem, pake acara jongkok lagi!” bentak Rio.
Ify semakin menangis, air matanya semakin deras keluar, kata– kata Rio barusan hanya menambah rasa kesalnya!
@@@
“Ya,
lo ngapain kek, jorokin si shilla kek! Jambak rambutnya, kek! Itu kan
lebih baik dari pada lo diem terus, pake acara jongkok lagi!” bentak
Rio.
Rio bingung melihat Ify malah semakin menagis, air matanya
semakin deras. Kali ini Ify benar– benar menangis… Rio merasakan hatinya
berontak, ia tahu hati kecilnya menjerit melihat gadis yang dicintainya
menangis. Ada rasa tidak terima.
Ya, Rio tidak ingin Ify menangis, ia ingin melindungi Ify semampunya, ia ingin melihat Ify tersenyum……
Dengan
gerak lambat tapi pasti, Rio melangkah maju mendekati Ify, perlahan
tangannya meraih tangan ify, lantas menarik gadis itu kedalam
pelukannya, membiarkan Ify untuk terus menangis didalam pelukannya…
Rio
melingkari sebelah tangannya dipinggang Ify, lantas meletakkan satu
tangannya lagi dipuncak kepala Ify. Rio membelai rambut gadis itu dengan
lembut, berusaha mengatakan isi hatinya dengan perbuatannya.Rio dapat
merasakan betapa Ify sedang rapuh, seolah apa yang dirasakan Ify juga
dapat ia rasakan..
Rio merapatkan pelukannya, ia mendekap tubuh
Ify yang terasa sangat kurus, seolah ia tidak ingin kehilangan ify. Ia
ingin selalu memeluk Ify seperti ini.. Sejujurnya, rio berharap waktu
berhenti sekarang juga , ia tidak ingin saat waktu kembali berputar ia
harus menghadapi kenyataan bahwa ia harus melepaskan Ify, ia ingin terus
memeluk Ify..
Rio merapatkan pipinya ketelinga Ify, “Jangan nangis lagi, fy..”
No comments:
Post a Comment