Sunday, April 22, 2012

Love Has No Reason~ #Chapter10

Chapter 10: Untitled

Sampai di rumah pun Ify masih tak bersemangat memikirkan antara Gabriel-Alvin-Shilla. Bahkan telpon Rio pun Ify abaikan. Ify benar-benar pusing. Satu tekad Ify terfikir dalam benaknya.

***********

Ify bangun dengan malas pagi ini. Benar-benar malas harus menjalani hari ini setelah mengetahui fakta, bahwa gadis yang selama ini di bicarakan Gabriel adalah, kakak Sivia, yang juga di cintai Alvin.

Ify akhirnya keluar dari kamarnya dan turun untuk sarapan bersama keluarganya dan juga Gabriel. Ah, Gabriel, mengapa Ify merasa malas bertemu dengannya. Bukan karena Ify membencinya atau apa, Ify merasa sedikit bersalah karena berpura-pura tidak mengetahui identitas gadis yang sering Gabriel ceritakan itu.

"Pagi fy, ayo cepet sarapan, nanti telat ke sekolah loh" kata mama Ify. Ify hanya tersenyum masam lalu duduk di meja makan dan memulai sarapan paginya. Ify asyik memakan nasi goreng buatan mamanya sampai tak sadar sedari tadi Gabriel memperhatikannya dengan tatapan bingung.

'Ify kenapa sih, ada yang aneh nih kayanya sama dia, dari kemaren kayanya lemes banget, kayanya ada yg terjadi waktu gue ke kamar mandi pas kemaren ketemu sama cewe itu di mall. Buktinya, Ify berubah semenjak kejadian itu" Gabriel mencoba menerka-nerka penyebab Ify agak berubah pagi ini, matanya tak berhenti menatap Ify. Ify yang menyadari di perhatikan sedari tadi oleh Gabriel mendongakan kepalanya. Menatap heran ke arah Gabriel.

"Kenapa ngeliatin gue terus ? Risih gue" tanya Ify membuyarkan lamunan Gabriel.

"Eh ? Ah, gapapa hehe, muka lo cemong" elak Gabriel. Ify buru-buru meraba-raba wajahnya.

"Mana ?" Tanya Ify lagi.

"Gaada" jawab Gabriel polos. Ify mendengus kesal, lalu kembali melanjutkan makannya.

'Tuh kan, aneh, biasanya kalo gue kerjain kayak gitu si Ify nyambek, ini kok enggak' Gabriel mengerutkan keningnya.

"Emm, Fy, Rio mana ? Kok tumben belum dateng jam segini ?" Tanya Gabriel heran melihat Rio belum datang menjemput Ify. Biasanya, jam segini Rio sudah datang.

"Dia gak jemput gue hari ini" jawab Ify cuek.

"Loh, kok ?" Gabriel mengerutkan keningnya lagi.

"Semalem gue sms, gue suruh dia gak usah jemput gue" jawab Ify seadanya.

"Ooh, lo kangen berangkat bareng gue ya ? Haha" goda Gabriel sambil tertawa kecil. Biasanya Ify akan langsung bereaksi seperti menjitaknya atau apalah.

"Gak, lagi pengen sendiri aja, gue naik angkot kok" jawab Ify.

"Kenapa sih ? Berantem sama Rio ?" Tanya Gabriel mencoba menebak. Ify menggelengkan kepalanya, lalu berdiri dari kursinya. Piring nasi goreng di hadapannya memang sudah kosong, menandakan Ify sudah selesai sarapan.

"Gue berangkat duluan, ketemu di sekolah" pamit Ify lalu menyambar tasnya dan berjalan ke luar rumahnya.

Ify mencari angkot di dekat rumahnya, setelah menemukan angkot jurusan sekolahnya, Ify langsung menaikinya, beruntung angkot itu tidak terlalu penuh, jadi Ify tak perlu berdesak-desakan. Sepanjang jalan Ify melamun. Sampai panggilang sang kenek angkot itu membuyarkan lamunannya.

"Neng, sekolah di IGS kan ?" Kata abang kenek itu.

"Eh, iya kenapa bang ?" Tanya Ify masih bingung.

"Udah kelebihan tuh neng" kata abang itu sambil menunjuk sekolahnya yang memang sudah terlewat.

"Aduh, kiri bang kiri" kata Ify menyetop angkot itu, lalu beberapa lembar uang ribuan. Setelah itu berjalan sedikit menuju sekolahnya yang sudah terlewat. Sesampainya di kelas Ify langsung duduk, tak menyadari bahwa kekasihnya menatapnya dengan heran di sebelahnya.

"Fy" panggil Rio, tapi tak ada jawaban dari Ify, entah apa yang di pikirkan Ify sehingga ia tak mendengar panggilan Rio.

"Ify" panggil Rio sekali lagi, kali ini dengan mengibaskan tangannya di depan wajah Ify, namun tetap sama, tak ada tanda-tanda Ify mendengar panggilannya.

"IFY" panggil Rio keras, bukan apa-apa, hanya saja gadis di sebelahnya ini sedang memikirkan sesuatu yang sedikit mengganggu pikirannya, sehingga Rio terpaksa memanggilnya dengan keras. Dan itu berhasil, Ify terkesiap mendengar panggilan Rio, lalu menoleh sebentar pada Rio. Ify tersenyum pada Rio, lalu kembali masuk dalam lamunannya.

Rio mengerenyitkan keningnya. Aneh, senyum itu, tampak tak secerah biasanya hari ini.

"Fy, ada masalah ya ?" Tanya Rio lembut tapi cukup membuat Ify menoleh ke arahnya lalu menggeleng.

"Terus kenapa dong ?" Tanya Rio lagi. Ify menghela nafas pelan.

"Gak apa-apa kok, gue cuma agak ga enak badan aja" jawab Ify berbohong. Tampaknya itu bukan jawaban yang bagus yang bisa melepaskan dirinya dari pertanyaan Rio, karena Rio semakin mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.

"Ga enak badan kenapa ? Lo sakit ? Lo kalo udah tau sakit masih aja sekolah, bukannya istirahat di rumah, atau seenggaknya tadi pagi lo gue jemput aja, untung lo gak kenapa-napa di jalan, coba kalo lo tiba-tiba pingsan di jalan, siapa yang nolongin lo ? Sekarang lo pulang aja ya, istirahat di rumah, gue anterin deh, atau lo mau di UKS aja ? Gue temenin deh" Rio mencecar Ify dengan berbagai pertanyaan, bahkan Rio tak sedikitpun memberinya kesempatan untuk untuk menjawab. Ify berdecak kesal.

"Ck! Jauh banget pikirannya, gue gak apa-apa, cuma pusing dikit" jawab Ify kesal.

"Ya udah sekarang ke UKS aja ya, istirahat di sana, di sana juga ada obat pusing pasti" kata Rio kekeh.

"Gak mau ah, gue di sini aja, pengen belajar" kata Ify menolak tawaran Rio, karena memang ia tak benar-benar sakit.

"Lo mau gue pulangin atau ikut ke UKS ?!" Tanya Rio tegas. Ify tahu, jika Rio sudah mengeluarkan nada tegasnya, itu artinya Rio sama sekali tak ingin di bantah. Ify akhirnya pasrah.

"Iya iya, gue ke UKS" kata Ify kesal. Rio tersenyum kecil, merasa menang.

"Ayo gue anter" Rio menarik tangan Ify.

"Mau kemana yo, fy ?" Tanya Sivia.

"Ini, Ify katanya gak enak badan mau gue bawa ke UKS, izinin gue sama Ify pelajaran pertama ya vi" kata Rio. Sivia mengangguk, lalu Rio kembali menggandeng tangan Ify dan membawanya menuju ruang kesehatan.

'Ify sakit ? Masa ? Orang tadi di rumah baik-bak aja kok" batin Gabriel heran. Gabriel mengangkat bahunya.

"Kenapa yel ?" Tanya Sivia yang melihat Gabriel mengangkat bahunya.

"Eh, gak apa-apa hehe, vi, pulang sekolah ngerjain tugas dari Bu Winda yuk" kata Gabriel. "Janji deh gak bakal kaya yang kemaren kemaren" tambah Gabriel. Sivia tertawa kecil.

"Haha, iya, ayo, lagian gue udah kerjain sebagian, di bantu kak Shilla, jadi kita tinggal nambahin dikit-dikit" kata Sivia.

"Serius ? Wah kalo gitu suruh aja kakak lo aja yang kerjain vi, anggep aja MOS sebagai calon murid baru hahaha"canda Gabriel. Sivia sekali lagi tertawa.

"Lo kalo ketawa manis banget deh vi, jadi keliatan cantik" puji Gabriel. Sivia menghentikan tertawanya, mukanya memerah, malu karena di puji oleh -ehm- orang yang mungkin perlahan mulai masuk ke hatinya.

"Nah, apalagi kalo mukanya merah, tambah lucu" kata Gabriel polos, membuat wajah Sivia semakin memerah.

"Gombal haha" kata Sivia berusaha menutupi kesaltingannya. Sampai bel berbunyi dan memaksa mereka menghentikan senda gurau mereka.

****
Sementara itu di UKS....

"Minum dulu fy obatnya" kata Rio sambil menyerahkan satu tablet obat berwarna merah muda dan segelas air putih. Ify menelan ludahnya. Ia kan tak benar-benar sakit, bagaimana mungkin ia harus memakan obat itu, takut-takut nanti dia overdosis.

"Emm, gamau ah yo" tolak Ify sambil mendorong pelan tangan Rio.

"Loh, kenapa ? Katanya sakit, tapi gak mau minum obat" tanya Rio heran. Ify menggelengkan kepalanya.

"Gamau aja, lagian gue cuma pusing, tiduran bentar sembuh" kata Ify mencari alasan. Rio memicingkan matanya sedikit curiga.

"Bener ?" Tanya Rio meyakinkan. Ify mengangguk cepat.

"Ya udah, kalo gitu istirahat aja di sini, gue ke luar beli makanan ya" kata Rio, saat Rio hendak berdiri Ify menahan tangannya.

"Apa ?" Tanya Rio.

"Lo di sini aja deh ya, temenin gue" jawab Ify.

"Iyaa, udah sana tidur" suruh Rio, Ify berbaring di tempat tidur yang di sediakan di sana, Rio duduk menemaninya di sampingnya.

Ify memejamkan matanya. Ify tidak benar-benar tertidur, ia hanya memejamkan matanya, lalu memikirkan apa yang mengusiknya dari semalam.

"Ehm yo" panggil Ify sambil menoleh ke arah Rio.

"Ya, kenapa ?" Tanya Rio.

"Gue nanya boleh ya ?" Rio mengangguk.

"Emmh, perasaan lo waktu temenan sama Kak Alvin yang dulu gimana sih yo ?" Tany Ify. Rio mengerutkan keningnya.

"Loh kenapa nanya itu ?" Tanyanya heran.

"Eh, gapapa, kalo gamau jawab juga gapapa" kata Ify. Rio menghela nafas.

"Gue udah pernah cerita kan kemaren sama lo, sikap Alvin itu dulu jauh banget dari kata baik, jutek, dingin, dih, siapa yang gak males temenan sama dia, cuma gue yang tahan, dan itu karena gue ngerasa Alvin sama gue punya kesamaan, sama-sama kesepian dan sama-sama di tinggalin orang yang kita sayang waktu kecil, dalam konteks ini Alvin kehilangan Sivia, dan gue kehilangan elo, jadi gue betah temenan sama Alvin, walaupun emang kadang gue gak tahan sama sikap dia yang bener-bener jutek, cuek, kadang gue berfikir buat ninggalin dia, tapi gue tahu, suatu saat dia bakal berubah, dan sekarang terbukti"jelas Rio panjang lebar. Ify mendengar cerita Rio dengan serius, sampai-sampai ia tak sadar bahwa ada yang aneh dari ucapan Rio.

"Ooh, kalo misalnya emm, nanti ada yang ngambil emm, ini misalnya loh ya, misalnya ada yang ngerebut Kak Shilla dari Kak Alvin gimana ?" Tanya Ify gugup. Rio mengerenyitkan dahinya.

"Loh, kok nanya gitu ? Emang kenapa ?" Tanya Rio heran. Ify menggeleng cepat.

"Gapapa, hehe, nanya doang, jawab dong yoo" rajuk Ify pada Rio.

"Gue harap sih itu gak akan pernah terjadi ya fy, gue yakin banget kalo Alvin emang bener-bener sayang sama kak Shilla, itu keliatan banget dari cara dia mandang kak Shilla, dan gue sebisa mungkin gak akan pernah ngebiarin siapapun ngambil kak Shilla dari Alvin. Lo tau ? Mungkin Alvin bisa bener-bener patah hati kalo itu terjadi" jelas Rio panjang lebar. Ify tertegun mendengar penjelasana Rio.

'Jadi gue harus gimana ? Kak Alvin dan Gabriel sama-sama mencintai orang yang sama. Yang mana yang harus gue dahuluin, perasaan sahabat gue yang jelas-jelas udah nemenin gue selama ini, atau orang yang baru gue kenal. Tapi kalo kak Shilla sama Gabriel, gue takut kak Alvin balik lagi kaya dulu, gue gak mau kak Alvin terpuruk lagi' pikir Ify.

"Fy, ifyy" Rio mengguncang-guncangkan bahu Ify, membuat Ify tersadar dari lamunannya.

"Hah, apa yo ?" Tanya Ify mengalihkan pandangannya pada Rio yang terlihat heran.

"Lo kenapa ngelamun terus ? Tadi kan gue suruh istirahat, malah ngelamun" kata Rio.

"Ehehe, iya, udah gapapa kok, nanti pulang sekolah jadi kan yo ?" Tanya Ify memastikan.

"Udah gak apa-apa emang lo ?" Tanya Rio ragu. Ify mengangguk.

"Gue gak apa-apa kok yo" jawab Ify.

"Beneran udah gak apa-apa ?" Tanya Rio sekali lagi.

"Iya Riooo, gue gak apa-apaaa" jawab Ify gemas. Rio tertawa kecil.

"Oke kalo gitu, pulang sekolah ya haha" kata Rio."Tiduran lagi gih, biar cepet sembuhnya" suruh Rio.kali ini Ify langsung menurut dan membaringkan badannya di atas kasur di UKS.

Ify memandang ke arah Rio yang sekarang tengah membaca sebuah buku yang ada di atas meja di samping tempat tidur di sana.

'Maafin gue yel, gue mesti ngorbanin perasaan lo, ini semua gue lakuin buat Kak Alvin, bukan berarti gue gak peduli sama lo, tapi gue rasa saat ini kak Alvin lebih butuh kak Shilla di banding lo, sekali lagi maaf yel, gue gak bisa biarin lo ketemu kak Shilla dulu saat ini' batin Ify sambil terus menatap Rio yang tengah membaca buku.

****

"Yel, Ify sama Rio kemana deh ? Ini udah 4 jam pelajaran masa gak balik-balik juga" tanya Sivia kepada Gabriel saat pelajaran usai. Gabriel mengedikkan bahunya.

"Gak tau gue, gue telpon HP mereka ketinggalan kayaknya di tas" jawab Iel, bersamaan dengan itu Bu Winda masuk ke dalam kelas.

"Gabriel, Sivia, Rio dan Ify masih di UKS ?" Tanya Bu Winda tiba-tiba, membuat Gabriel dan Sivia sontak menoleh ke arahnya.

"Emm, iya bu" jawab Sivia.

"Ify masih sakit kayaknya bu" tambah Gabriel.

"Hemm, kalian tidak ingin menjenguk Ify di UKS ?" Tawar Bu Winda. Gabriel dan Sivia membelalakan matanya.

"Emangnya boleh bu ?" Tanya Gabriel refleks. Bu Winda mengangguk kecil.

"Kalian hanya boleh ke sana sekarang, pada jam istirahat, setelah jam istirahat, kalian berempat harus sudah kembali ke sini" kata Bu Winda tegas.

"Baik bu" kata Gabriel dan Sivia cepat, mereka langsung berlari ke UKS.

****
Di UKS.....

Ify masih berbaring di kasur, bukan tidur, hanya memejamkan matanya sebentar, meyakinkan keputusannya. Sedangkan Rio, masih membaca buku yang sepertinya di tinggalkan oleh penjaga UKS sebelumnya. Sampai terdengar ketukan dari pintu.

TOK TOK TOK....

Ify membuka matanya lalu memandang ke arah pintu. Sama halnya dengan Ify, Rio langsung menutup bukunya, menyimpannya di tempat semula, lalu berjalan ke arah pintu UKS. Matanya terbelalak melihat Gabriel dan Sivia berdiri di ambang pintu.

"Gabriel, Via, kok bisa ada di sini ?" Tanya Rio heran.

"Kenapa ? Gak boleh ya ? Kita gak ganggu kan ?" Goda Gabriel.

"Tadi kita udah dapet izin eksklusif dari Bu Winda, tapi habis istirahat lo sama Ify harus langsung balik ke kelas"jelas Sivia pada Rio.

"Ohaha, masuk deh" kata Rio lalu berjalan ke kursinya lagi. Ify mendudukan dirinya di atas kasur.

"Hai fy, gimana ? Udah baikan ?" Tanya Sivia. Ify tersenyum.

"Gue gak apa-apa kok, si Rio aja lebay" jawab Ify sambil mendelik ke arah Rio seakan menyalahkan dia.

"Apa ? Mau nyalahin gue ? Dari pada lo tepar di kelas fy" jawab Rio mengerti arti tatapan Ify.

"Gue gak apa-apa kali yo" kata Ify pelan.

"Udah, ribut mulu lo berdua, sakit apa lo fy ? Perasaan tadi pagi gak pucet, kalo lemes sih iya" tanya Gabriel. Ify mengalihkan pandangannya pada Gabriel, ada rasa bersalah di hati Ify melihat Gabriel.

"Emm....gapapa.. Gue cuma emm gue pusing aja dikit" jawab Ify gugup.

"Lo kenapa fy ? Gugup banget" tanya Gabriel lagi.

"Gak apa-apa kok hehe" jawab Ify sambil memaksakan seulas senyum. Gabriel mengangguk-anggukan kepalanya. Sesaat kemudian keheningan menyelimuti mereka sampai Rio berbicara.

"Yel, Vi, pulang sekolah mau ikut gue sama Ify gak ?" Tawar Rio.

"Kemana yo ?" Tanya Via.

"Mau ke rumah sakit bokap gue, sekalian ngerjain tugas dari Bu Winda, kenapa kalian gak ikut kita aja ? Tempatnya asik kok, gak kaya rumah sakit kebanyakan" jawab Rio meyakinkan.

"Gimana yaah, gue juga mau ngerjain tugas dari Bu Winda nih, waktu itu kan belum selesai" tolak Gabriel di sertai anggukan kepala Sivia.

"Dimana ?" Tanya Ify spontan, membuat Rio, Gabriel dan Sivia mengalihkan perhatiannya pada Ify.

"Apanya yang di mana ?" Tanya Gabriel polos.

"Ngerjain tugasnya ?" Tanya Ify lagi.

"Ooh, di rumah Sivia" jawab Gabriel enteng. Ify langsung membelalakan matanya mendengar jawaban Gabriel.

"Kenapa fy ?" Tanya Sivia yang menyadari perubahan pada raut muka Ify.

"Gapapa, kenapa gak di rumah gue aja yel ?" Tanya Ify lagi.

"Gak ah, enakan di rumah via kayanya hehe, lagian data-datanya juga ada di rumah Sivia semua, iya kan vi ?" Sivia menganggukan kepalanya. Ify menghela nafas lemas.

'Mampus, Gabriel pasti ketemu Kak Shilla nih, gimana doong, gue gamau Gabriel ketemu kak Shilla dulu, walaupun nanti cepat atau lambat Gabriel pasti tau, secara nanti Kak Shilla sekolah di sini juga, ya tapi seenggaknya gue bisa ngulur waktu laah, aduh gimana niih ?!' Ify berpikir keras, berusaha mencari jalan agar Gabriel dan Shilla tidak bertemu.

"Kak Alvin!" Seru Ify refleks.

"Alvin ?" Tanya Rio heran. Ify langsung menutup mulutnya.

"Kenapa sama Alvin ?" Tanya Rio lagi. Ify menggeleng kecil.

"Gapapa hehe, gue ngerasa ada yang kurang aja gitu, biasanya kan istirahat selalu ada dia hehe" kata Ify berusaha mencari alasan yang tepat. "Rio, pinjem hape lo dong" lanjut Ify.

"Buat apa fy ?" Tanya Rio heran.

"Engga, pinjem aja bentar, gak akan gue abisin kok pulsanya, beneran deh, cuma liat aja" jawab Ify sambil memasang wajah berharap.

Rio akhirnya memberikan HPnya pada Ify dengan ragu, masih bingung dengan Ify. Ify langsung menyambar ponsel Rio dengan cepat, lalu tangannya menari-nari di atas keypad, membuka phonebook, dan mencari 'alvin' dalam kolom search, lalu menyalin sederet nomor itu ke ponselnya.

"Nih" Ify memberikan posel Rio kembali pada pemiliknya, lalu tangannya mulai menari-nari di atas keypad ponselnya.

'Send' Ify menekan tombol send pada ponselnya sambil tersenyum puas, lalu mengantongi ponselnya.

"Yuk" kata Ify memecah keheningan teman-temannya yang masih heran dengan Ify.

"Pada kenapa ?" Tanya Ify polos.

"Lo makin sakit ya fy ?"Tanya Gabriel. Ify menggeleng.

"Lo salah minum obat ?" Tanya Sivia. Ify menggeleng lagi.

"Gue ada salah sama lo ?"Kali ini ganti Rio yang bertanya. Ify lagi-lagi menggeleng.

"Terus lo kenapa ?" Tanya mereka bertiga -Rio, Sivia, Gabriel- kompak. Ify tertawa.

"Gue gak apa-apa hehe" jawab Ify di sertai cengiran lebarnya.

"Tadi lemes banget, sekarang semangat, aneh" cibir Gabriel.

"Suka-suka gue, ayo ke kelas, bentar lagi waktu istirahat abis, di tabok bu Winda kapok lo!" Seru Ify lalu turun dari tempat tidur dan berjalan mendahului Rio, Sivia, dan Gabriel. Sementara mereka bertiga, hanya memandang Ify sambil mengangkat bahunya, lalu berjalan menyusul Ify.

****

Drrt...drrt...

Alvin yang sedang duduk di kelasnya merasakan posel di sakunya bergetar. Alvin langsung merogoh ponsel di sakunya.

From: +628211*******

Ka Alvin! Ini gue Ify.
Kak, pulang sekolah lo sama kak Shilla ada janji gak ?

'Ify ? Tumben" batin Alvin, lalu mulai memencet 'reply' dan membalas pesan Ify, setelah membalasnya Alvin menggeletakan ponselnya di atas meja.

***

"Tuh kan, bentar lagi masuk, untung kita cepet-cepet, kalo engga, bisa abis kita sama bu Winda" cerocos Ify begitu sampai di kelas dan melihat ke arah jam dinding yang tergantung di dekat papan tulis.

"Bawel banget sih fy, lagian juga abis ini bukan pelajaran bu Winda, telat dikit juga gak apa-apa kali" sahut Gabriel lalu berjalan ke bangkunya diikuti Sivia di belakangnya.

"Duduk fy, kaya cacing kesetanan gitu, dari tadi berdiri mulu" kata Rio yang melihat Ify berdiri di samping kursinya, dan bukannya duduk.

"Hehe" Ify hanya tertawa mendengar pernyataan Rio, lalu duduk di kursinya, tepat di sebelah Rio.

"Kenapa sih lo ? Cepet banget berubahnya, tadi lemes, sekarang seneng banget" tanya Rio heran.

"Gak apa-apa sih hehe" jawab Ify sekenannya.

"Udah sembuh emang ? Cuma tiduran gitu aja langsung sembuh, sampe sesemangat ini lagi" kata Rio lagi.

"Iya dong, kan yang ngerawatnya ganteng" gombal Ify, membuat pipi Rio memerah.

"Ciyee, Rio pipinya merah tuh" goda Ify, Rio berusaha menutupi kesaltingannya.

"Apa deh fy, udah jangan ribut, mau di marahin Pak Asep lo ?!" Kata Rio sambil menunjuk Pak Asep guru bahasa Inggrisnya. (._.)

"Marah ? Lo gila ? Ngomong aja seiprit gitu, apalagi marah, kalo marahnya lewat tulisan baru gue percaya" ledek Ify pada guru bahasa Inggrisnya yang memang terkenal pelit dalam hal berbicara. Rio menggaruk belakang kepalanya.

"Hehe, lupa gue, ya udah, nyatet aja" Rio mengeluarkan buku catatannya dan mulai menulis. Ify pun mengikutinya.

Saat sedang asik mencatat, HP di saku Ify bergetar, menandakan ada sms masuk. Ify lantas buru-buru mengambil HP disakunya.

From: Kak Alvin

Gak fy, emangnya knp ?

'Yah, Kak Alvin payah, mentang-mentang matanya sedikit, dia bales sms juga sedikit' batin Ify gak nyambung (-_-)

To: Kak Alvin

Knp kak ? Katanya mau PDKT ?
Kalo mau pdkt itu harus cpt kak, ntar di embat cowo lain sakit hati kak :" haha

From: Kak Alvin

Jangan ngedoain napa py-_-
Ya trs gue harus gimana ?._.

To: Kak Alvin

Ya ajakin kak Shilla jln dong kak-_-
Dongdong bgt sih lo, mumpung dia blm mulai sklh kan?

From: Kak Alvin

Weheeee~ tumben pinter prit? :p

To: Kak Alvin

¬_¬ sialan! Gue emang pinter dari dulu \=D/
Jadi ?

From: Kak Alvin

Jadi apaa ?

To: Kak Alvin

Cakep-cakep bego ya kak ? Errrr-___-
Ya ituu, jadi lo mau ngajakin kak shilla jalan ?

From: Kak Alvin

Okelah, mumpung hari ini gue plg cpt
Gak bljr py ?

To: Kak Alvin

FFFFY! F not P -_- belajar._. Tapi dari tadi cm nyatet doang-_-

From: Kak Alvin

Belajar sono! Ntar otak lo tambah bego lagi (‾⌣‾")♉

To: Kak Alvin

Bukannya bilang makasih udh gue ksh ide-_- malah ngatain! Ya udh gue bljr dulu

From: Kak Alvin

Eheheh~ thanks ipyy pacarnya rio item :p

Ify tertawa kecil melihat balasan pesan terakhir dari Alvin. Ify memilih tak membalasnya, dan memasukkan ponselnya ke saku bajunya.

"Ngapain sih fy ? Asik banget kayanya" tanya Rio setengah berbisik. Ify menoleh ke arah Rio.

"Hah ? Itu tadi gue abis smsan sama Kak Alvin" jawab Ify. Rio mengangguk.

"Ya udah, lanjutin aja nulisnya, ntar kalo di periksa Pak Asep lo di marahin lagi, liat catetanlo sedikit gitu" kata Rio. Kali ini Ify yang mengangguk, lalu meneruskan acara mencatatnya.

***

Pulang sekolah....

"Vi, jadi ya ?" Tanya Gabriel pada Sivia.

"Jadi yel, kalo engga kapan lagi kita ngerjainnya, besok udah harus jadi kan"jawab Sivia. Gabriel mengangguk.

"Kalian bener gabisa ikut kita ?"Tanya Rio.

"Kita kan juga mau ngerjain tugas dari Bu Win,yo, lo berdua aja deh sekalian pacaran" jawab Gabriel di sertai anggukan Sivia.

"Haha, tau aja lo berdua" jawab Rio asal.

"Si Rio asal banget kalo ngomong" kata Ify menimpali jawaban Rio.

"HALOOOO!" Seru Alvin begitu memasuki kelas X-2. Gabriel, Rio, Sivia, dan Ify menutup ke dua telinga mereka dengan tangan.

"Rusuh amat ya ampun kak Alvin" gerutu Ify. Alvin hanya nyengir lalu menghampiri meja mereka berempat.

"Rame amat mau pada kemana ?" Tanya Alvin.

"Rame ? Dari kemaren juga kita berempat terus kan vin" jawab Rio.

"Oh iya ya hehehe" kata Alvin.

"Kak Alvin hari ini jadi ?" Tanya Ify.

"Jadi kok, dia udah nungguin gue di mall, gue tinggal ke mall deh hehe" jawab Alvin.

"Mau kemana kak ?" Tanya Sivia.

"Mau menggencarkan aksi PDKT hahaha" jawab Alvin.

"Yeeeh, jawab yang bener napa kak" gerutu Sivia yang tak puas mendengar jawaban Alvin.

"Emang bener vi, kak Alvin mau pdkt" jawab Ify di sertai anggukan semangat dari Alvin.

"Sama siapa ? Katanya naksir kakak gue, sekarang udah mau PDKT sama orang lagi, gue bilangin kak Shilla nih!" Ancam Sivia.

"Lah ? Orang gut PDKTnya sama kakak lo vi" jawab Alvin.

"Kok bisa ?" Tanya Sivia yang masih belum mengerti.

"Telmi aduh via, maksud Kak Alvin itu, kak Alvin hari ini mau jalan sama kakak lo, sekalian PDKT" kata Ify gemas.

"Loh ? Berarti kakak lo gak ada di rumah dong vi ?" Tanya Gabriel.

"Gatau gue, gue sms kak Shilla dulu deh" Sivia mengeluarkan HPnya.

'Semoga kak Shilla udah ada di mall. Amin' Ify berdoa dalam hatinya.

"Lo sms gimana vi ?" Tanya Ify.

"Ya gue tanya, Kak shilla sekarang dimana, kalo masih di rumah gue suruh kakak gue bantuin gue, kalo udah ada di mall ya terpaksa harus jalan sama kakak sipit ini" jawab Sivia sambil melirik Alvin.

"Monyong banget lo vi! Bukannya dukung gue sama kakak lo!" Gerutu Alvin.

"Lo beneran suka sama kakaknya Sivia kak ?" Tanya Gabriel. Alvin mengangguk cepat.

"Asoy si Alvin, cinta mateeh huahahaha" sahut Rio.

"Alay lo yo, (-_-) tapi asik nih Kak Alvin, gue dukung lo 100 % sama kakaknya Sivia deeh" kata Gabriel sambil mengacungkan dua ibu jarinya.

Ify yang sedang tidak makan atau minum apapun pun tersedak-_-v.

"UHUK UHUK"

"Kenapa fy ? Makan engga, minum engga, tapi bisa keselek"tanya Rio heran.

"Gak apa-apa ehehe, keselek air ludah gue" jawab Ify asal.

"Gue kok bisa ya punya sahabat aneh kaya lo fy"ceplos Gabriel dan di sambut toyoran dari Ify.

'Coba aja lo liat mukanya Kak Shilla, apa mungkin lo masih bisa setuju kak Alvin sama Kak Shilla jadian yel ?' Batin Ify.

Hening sesaat....sampai akhirnya Sivia memecah keheningan.

"Yaaah, lo gak jadi ketemu Kak Shilla lagi yel, kak Shilla udah sampe di mall nih" seru Sivia sambil menatap layar ponselnya.

"Yeeh, terus yang bantuin kita siapa. ?" Tanya Gabriel.

"Tenang aja, kita tinggal lanjutin yang kemaren kemaren kok, kak Shilla udah bikin kerangkanya, tinggal kita yang ngembanginnya" jelas Sivia. Gabriel mengangguk.

"Gue pergi dulu ya, babay semuanyaa, Shilla sudah menungguku nih" pamit Alvin lebay.

"Lebay lo, vin, sukses deh bro" kata Rio. Alvin mengacungkan jempolnya lalu berlalu.

Ify menghela napas lega 'huuh, untung Kak Shilla udah sampe di mall. Maafin gue yel....'

"Fy, ke rumah sakit sekarang yuk" ajak Rio. Ify mengangguk.

"Gue sama Ify duluan yaa" pamit Rio, lalu berjalan keluar kelas bersama Ify.

"Yel, sekarang aja yuk, biar cepet selesai" ajak Sivia.

"Ayok deh" jawab Gabriel lalu berjalan bersama Sivia meninggalkan kelas.

***

"Jauh gak sih yo rumah sakitnya ?" Tanya Ify di perjalanan.

"Lumayan sih, agak ke pinggir kota gitu, deket pantai" jawab Rio, matanya tetap fokus pada jalanan.

"Jauh amat yo, rumah sakit kok di pojokan gitu, biasanya kan di tengah kota gitu yo ?" Tanya Ify heran.

"Gatau, bokap gue, tapi tempatnya keren sih, lagian itu bukan Rumah Sakit umum kok, jadi yang di rawat di situ paling cuma orang yang punya penyakit berat gitu, bukan yang kaya korban kecelakaan gitu-gitu, tapi kadang suka ada juga sih" jelas Rio. Ify mengangguk-anggukan kepalanya.

Setelah satu jam menempuh perjalanan akhirnya Rio memberhentikan mobilnya di tepi pantai.

"Kenapa berhenti di sini yo ? Main-mainnya nanti ajaa, kalo tugasnya udah selesai aja deh, takut di gorok Bu Winda kalo belum selesai. Ntar kalo tugasnya udah selesai suka-suka lo deh mau main di pantai sampe pagi juga" cerocos Ify.

"Suut, diem bentar kenapa fy, tuh rumah sakitnya udah deket, tinggal jalan bentar juga nyampe" Rio menunjuk sebuah bangunan besar berwarna putih khas rumah sakit yang terletak di depan mereka.

"Huaaaa...ini namanya bukan rumah sakit deket pantai, tapi pinggir pantai, Rio" kata Ify takjub. "Kenapa parkir mobilnya gak di rumah sakitnya sekalian ? Jadi kan gak usah jalan" tanya Ify.

"Enakan parkir di sini lagi fy, sambil jalan ke sana kan kita bisa liat pantai, lumayan juga buat cuci mata" jawab Rio.

"Enak di elo dong ya, bilang aja lo mau cari kesempatan buat cari cewe lain" kata Ify sambil menatap tajam Rio.

"Maksud gue cuci mata itu, refreshing gitu fy, bukan cari cewe baru, gue kan orangnya setia" jawab Rio. "Lagian lo takut banget kehilangan gue" lanjut Rio lagi dengan suara jahil.

"Engga, apa deh Rio ih, ayo cepetan ah, keburu makin siang" Ify berjalan mendahului Rio sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah, tapi percuma, Rio sempat melihat rona merah di pipi Ify. Rio diam memandang Ify yang kini berjalan di depannya sambil tersenyum geli.

Merasa berjalan sendiri, Ify membalikan badannya menghadap Rio yang masih diam memandangnya.

"Ayo cepetan Rioo, kok diem terus sih ? Gue tinggal loh!" Ancam Ify lalu membalikan badannya lagi. Rio berlari mensejajarkan langkahnya dengan Ify lalu merangkulnya.

"Yang ada elo yang ga bisa pulang kalo di tinggal, elo kan gak apal jalannya" kata Rio sambil terus merangkul Ify.

"Oh iya hehe"

****

"Assalamualaikum" Sivia mengucapkan salam ketika membuka pintu rumahnya. Gabriel mengikuti di belakangnya.

"Keluarga lo kemana semua vi ? Sepi banget"tanya Gabriel sambil melihat ke sekelilingnya.

"Biasa lah, papa kerja, mama biasanya nemenin papa kerja, kak Shilla kan pergi sama kak Alvin" jawab Sivia.

"Gak ada pembantu ?" Tanya Gabriel lagi.

"Biasanya sih ada, palingan juga lagi ngegosip sama pembantu-pembantu lainnya" jawab Sivia sambil merebahkan dirinya di sofa.

"Berduaan doang dong kita vi ?" Tanya Gabriel.

"Heem, tenang aja, gue gak bakal ngapa-ngapain elo kok" kata Sivia santai.

"Heh ngaco! Harusnya gue yang ngomong gitu ke elo. Lo dari dulu gitu, apa yang biasanya cowo omongin ke cewe malah lo yang omongin duluan" gerutu Gabriel.

"Halah, penting gitu? Gitu aja diribetin. Buruan ah kerjain. Biar cepet selesai" Sivia mulai mengambil kertas-kertas yang telah disiapkan Shilla di atas meja dan membuka laptopnya lalu mengerjakan tugas dari Bu Winda bersama Gabriel.

*********************************

No comments:

Post a Comment