Seorang lelaki tengah duduk di atas
kasurnya. Rio. Remaja cerdas berusia
18 tahun yg lahir dari orang tua yg super
sibuk, sehingga hanya pada temannya
dia dapat mengekspresikan diri.
Kini, dia sedang merenungkan masa
lalunya...
Rio P.O.V
Kenangan
yg takkan terlupakan, memberi pelajaran yg begitu berarti.Teman-teman
yg selalu menemani. Diantara kekonyolan mereka, diantara kenakalannya,
serta kelakuan kami yg buruk....
Tok..Tok..Tok...
"Permisi den, ada telpon dari non Shilla"kata Bi Ijah, membuyarkan lamunanku.
'Shilla ? ngapain ?' tanyaku dalam hati. Aku pun mengangkat teleponnya di dorongkan rasa penasaan.
Rio : Hallo
Shilla : Hallo, Rio ! Apa kabar, yo ? udah
lama ga ketemu ! kangen banget deh...
Rio : Emmmhh... kayanya salah
sambung deh !
Shilla : Jangan rese deh, yo ! lo tuh ga
pinter boong
Rio : Ada apa ?
Shilla : Eh, yo, lo sering ketemu temen
SMA kita ?
Rio : Minggu kemaren gue ketemu sama
Debo di mall.
Shilla : Ooh, gue juga 3 hari yg lalu
ketemu sama Ify.
Rio : Eh, tunggu, siapa lo bilang ?
Shilla : Ify, yg manis itu looh ! dia kirim
salam buat lo.
Rio : Ify ga tau kali ya, kalau kita udah
putus lama. emm, Shill, udah dulu ya,
bye.
Aneh, mengingat Ify membuatku teringat kembali ke masa 3 tahun yg lalu...
_Flashback_
"Serang
!" aku mengomando anak-anak SMAku. Ya, tawuran, itulah yg dilakukanku
dan teman-temanku. Tawuran antara sekolahku dan sekolah sebelah memang
sudah sering terjadi, tapi kali ini, aku menjadi korbannya...
"Rio..Rio... kamu sudah bangun sayang ?" ujar seorang perempuan.
"Ini dimana ?"tanyaku, aku berusaha bangun, tapi kepalaku terasa berat.
"Jangan bangun dulu" larang mamaku sambil menahan badanku.
"Kamu di rumah sakit, sayang, kamu menjadi korban tawuran hiks" ucap mama, sambil menangis.
"Ma..." aku benci jika harus melihat orang yg kusayangi menangis.
Tahun Pertama.......
Beberapa minggu kemudian, aku pindah sekolah atas saran papaku...(di skip ya) Saat itu pertama kali aku bertemu dia.
"Cepetan ! ntar telat !" kata cewe itu pada temannya.
Tiba-tiba bel masuk berbunyi...
"Sudah masuk ya ?"tanyaku pada diri sendiri
KREEK ! terdengar suara benda terinjak.
"Eh, apaan ini ?" aku mengambil benda yg baru saja ku injak.
'Bros bunga. Pasti punya cewe manis tadi' batinku
Hari pertamaku di sekolah baruku. Tidak begitu menyenangkan menjadi anak baru.
Saat istirahat, aku memilih berkeliling sekolah.
"Eh,
cewe itu kayanya pernah liat deh" aku melihat seorang gadis manis
sedang mengobrol bersama temannya. aku pun menghampirinya.
"Emm.. permisi, apa ada yg merasa kehilangan bros kaya gini ?" tanyaku sambil mengeluarkan bros yg tadi pagi kuinjak.
"Itu punya saya" jawab cewe manis yg ternyata bernama Ify itu. "Patah..." katanya lagi, terlihat raut kekecewaan di wajahnya.
"Hehe, iya, ga sengaja di injak" kataku sambil nyengir.
"Permisi... terimakasih" kata Ify lalu pergi.
"Hei ! maaf kalo patah, jangan marah dong" kataku sambil berteriak.
"Heh,
kamu ga tau, bros itu pemberian ibunya yg baru meninggal 2 bulan yg
lalu" maki seorang cewe yg ternyata adalah Sivia, sahabat Ify.
"Fy, Ify ! Tunggu, mau kemana ?" Sivia mengejar Ify.
'Pantas saja !' batinku, sekarang aku merasa bersalah.
Keesokan
harinya, banyak surat berdatangan, kebanyakan, amplop merah jambu
dengan wangi parfum. Surat cinta. Memang, Rio menjadi cowo yang byk
disukai cewe di sekolahnya,
karena wajahnya yg tampan dan manis. Rio akhirnya memilih ke kantin bersama sahabatnya.
Di kantin....
"Yo, malem minggu ntar, kita ngumpul yu, mau gak ?"ajak Cakka.
"Gue ikut ! udah lama ngga nih !" aku menyetujui ajakan Cakka.
Malam minggu... (di skip lagi)
"Bi, ngga usah nunggu Rio pulang, kunci aja pintunya, kalo bibi takut, tidur aja di kamar Pak Udin ya !" ucapku pada Bi Ijah.
"Iya den," jawab Bi Ijah.
Akhirnya
malam itu, Aku, Cakka, Alvin, dan Iel bersenang-senang, minum-minum
(maaf). Inilah kehidupan remaja jaman sekarang, alkohol sudah bukan
menjadi hal yang aneh di antara para remaja.
Tahun ke2... (lagi lagi di skip)
Aku memasuki sekolah dengan gontai. aku melamun sepanjang jalan.
"Permisi ! Jangan menghalangi jalan dong"terdengar suara seorang cewe membuyarkan lamunanku.
"Eh, maaf, emmm...Kamu Ify kan ?" tanyaku pada Ify.
"Seratus ! Masih ingat dengan saya,Yo ? ya udah, saya permisi dulu."pamit Ify sambil tersenyum.
'Entah kenapa, melihatnya tersenyum membuat hati menjadi lega, ya ?' pikirku.
Dan
sejak saat itu, aku mulai berpikir jernih.. Aku mulai merubah sifatku
menjadi lebih baik. Aku perlahan-lahan mulai melepaskan ketergantunganku
pada alkohol.
"yo, gue beli cincin buat geng kita" kata Alvin saat jam istirahat berlangsung.
"Cincin apaan ?" tanyaku.
"Cincin
persahabatan, gue pake, lo pake, Cakka pake, Iel pake, jadi kita gaakan
pernah terpisahkan."kata Alvin. aku pun memakai cincin itu.
"Thanks bro, gue yakin kita ga akan terpisahkan." ucapku.
"Oh iya, pelajaran Pak Duta nanti, kita bolos yu" ajak Iel.
"Ayo, gue juga lagi males belajar nih" kata Alvin dan Cakka.
"Gue ngikut aja deh"ucapku.
Pelajaran Pak Duta...
"Aman ! Satpamnya lagi di panggil sama kepsek" kata Iel.
Satu-satunya jalan keluar adalah dengan memanjat tembok belakang sekolah. Terpaksa kami berempat harus memanjatnya.
"Lo yakin kita manjat?"tanyaku pada Iel untuk memastikan. Iel mengangguk pasti.
"Hey kalian ngapain di situ !" teriak pak satpam yg melihat kami.
"LARIII !!"aku dan teman-temanku berlari menghindari kejaran pak satpam.
Kejadiannya
cepat sekali, aku menabrak Ify, dan kacamata yg hari ini di pakenya
jatuh (biasanya pake softlense). dan tanpa sengaja aku menginjak
kacamatanya.
"Ah"kata Ify, ia terjatuh, aku tak bisa berbuat
apapun, karena aku sedang di kejar pak satpam. Maka aku pun meninggalkan
Ify begitu saja tanpa membantunya.
'Ya tuhan, apa yang baru saja kulakukan' aku menyesali perbuatanku.
Tahun ke3.....
Hari
Minggu, aku pergi untuk lari pagi ke taman. Sudah lama aku tak
berkumpul dengan teman-temanku. Sudah hampir seminggu kami tak mengobrol
bersama.
Di taman,
"Koran Koran !!"terdengar suara penjual koran.
"Hei, koran sini !"seorang bapak di sebelahku membeli koran..
Aku sempat melihat isi koran itu sekilas. Aku kaget..
Di
koran itu tertulis "2 orang kakak beradik, putra seorang pejabat tewas
di kamarnya karena over dosis, diduga ke 2 remaja tersebut frustasi
akibat perceraian orang tua mereka. Inisial ke2 remaja tersebut GSD, dan
CKN.
'GSD ? CKN ? Mungkinkah ? Cakka dan Gabriel ? tidak mungkin
! baru saja 1 minggu aku tidak bersama mereka, dan sekarang ini yg
terjadi ?'sesalku dalam hati. aku memutuskan pulang dulu ke rumah untuk
ganti baju dan mencari kepastian tentang berita di koran tersebut.
Di rumah...
"Den,
barusan bibi dapat kabar kalau sahabatnya den Rio, mas Alvin,
meninggal, kecelakaan motor saat sedang balapan" aku kaget. sudah sering
aku mengingatkan Alvin untuk jangan balapan lagi, tapi ia masih saja
tidak menurut, dan sekarang akibatnya ? dia meninggal karena kecelakaan.
Aku tak percaya ke3 sahabatku harus di jemput maut secepat itu.
'Tadi
Gabriel dan Cakka, sekarang Alvin , aku tak menyangka kalian melanggar
janji kita untuk selalu bersama' jujur aku marah dengan mereka.
2 hari kemudian, kami berkumpul lagi, bukan di sekolah melainkan di pemakaman.
"Eh, kamu Rio kan ?" sapa seorang pria
yang tak lain adalah ayah Cakka dan Iel.
"Saya
ingin memberikan ini, di saat terakhirnya, Cakka dan Iel minta agar
cincin ini diberikan kepada nak Rio, terimalah" kata pria itu sambil
menyodorkan 2 buah cincin.
"Nak Rio, Alvin juga menitipkan ini
pada Oma sebelum Alvin izin pergi malam itu. Mungkin dia memang sudah
memiliki firasat. Tabah ya nak Rio" Oma Alvin memberikan cincin milik
Alvin padaku.
'Bagus Cak, yel, vin, sekarang lo cuma ngasih
cincin buat salam perpisahan ? dasar ga tau malu ! gue ga tau harus
marah atau sedih, perasaan gue campur aduk. seharusnya kita ga
terpisahkan !'kataku dalam hati.
1 minggu kemudian di lapangan basket...
"Rio,
aku tau kamu masih sedih kehilangan sahabatmu, aku cuma mau bilang
jangan putus asa. Masih banyak temen diluar sana, salah satunya mungkin
bisa jadi sahabat yang bener bener membawa kamu jadi orang yang lebih
baik, hanya, kita harus jadi pemilih, sahabat yg baik selalu mendorongmu
untuk berbuat baik dan
mencegah keburukan buat kamu, bukannya malah menjerumuskan"kata Ify.
'Aku yakin, sangat yakin bahwa sahabat yang aku cari kini tengah duduk bersamaku dan memberikanku semangat saat ini' batinku.
"Thanks Fy"ucapku, Ify mengangguk dan tersenyum lalu pergi meninggalkanku.
2 minggu lagi ujian akhir di gelar, aku benar-benar serius belajar, semua buku habis kubaca.
Akhirnya ujian selesai. Aku yakin telah mengerjakannya dengan baik.
'Gue
janji lulus dengan nilai terbaik Cak, Vin, Yel. Kelulusan gue bakal gue
persembahkan buat lo semua. Tenang ya lo semua di sana. Tunggu gue!'
Ucapku mantap meski hanya dalam hati.
Aku pun berlari menghampiri Ify.
"Hai, fy, gimana ujiannya ? Sukses kan ? Aku yakin cewe pinter kaya kamu pasti lancar deh"aku memulai pembicaraan.
"Ya gitu deh" jawab Ify agak jutek.
"Oh iya, kalo kamu masih marah
soal bros yg waktu itu, biar aku
ganti ! Tapi jangan jutek-jutek dong, nanti cantiknya ilang loh"aku mencoba mencairkan suasana.
"kamu emang nyebelin yo ! Haha"kata Ify.
"yes,
tuh kan kalo senyum kamu tambah manis. Oh iya fy, aku mau minta tolong"
kataku sambil mengeluarkan cincin persahabatan kami.
"Aku itung sampe 3, kamu lempar cincin ini ya" lanjutku.
"Kamu
mau berusaha menghilangkan kenangan mu dan sahabat-sabatmu ? Kenapa
kamu tak menjaganya demi persahabatn kalian ?" Tanya Ify. Sepertinya tak
setuju dengan niatku.
Aku menggeleng, "ikuti saja apa kataku, oke" jawab ku. Dan Ify hanya mengangguk pasrah.
"1...2...3" Ify langsung melemparnya ke atas.
Asal
tahu saja, bukan bermaksud mengubur masa lalu. Kenangan itu cukup
diukir dalam hati, dan dijadikan cerminan untuk masa depan.
Akhirnya
kini aku menemukan sahabat yg lebih baik, ya Ify adalah sahabat baruku.
Sahabat yang mungkin tak akan menjerumukanku pada hal-hal yang kurang
baik....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
No comments:
Post a Comment