Sunday, April 22, 2012

Memang Cuma Gue yang Bisa (sekuel Cuma Gue yang Bisa) part 3 (re-post)

Part 3: Ify dan Rio Berantem??


Hari ini adalah hari dimana Rio mengajar Ify sebagai guru privatnya, selain mereka berdua tentu saja ada nyamuk-nyamuk tak diundang, Sivia, Alvin, Shilla, Gabriel, Cakka, dan Agni.

“Hei…lo semua, ngapain sih ikut-ikutan dateng kesini??” Tanya Ify.

“Gak papa kok, hehee…lagian Kak Rio juga gak marah kan, kita dateng??” Kata Sivia cengengesan sambil memandang Rio.

“Kak Rioo…”

“Apaan?? Lagian kalo ada mereka rame tauk!” kata Rio.

‘Padahal kan gue pengen ngomong jujur sama dia, heuh! Gara-gara para cecunguk gak diundang!’ batin Ify.

Tiba-tiba handphone Rio berbunyi, Rio mengambil handphonenya dari dalam saku, sms masuk. Ify sedikit melirik kearah layar handphone Rio. Ify tertegun melihat nama yang terpampang di layar handphone Rio. KEKE.

From: Keke

Kak Rio, lagi ngapain??

Rio masih berpikir-pikir untuk membalas sms Keke atau tidak, karena Ify ada di sebelahnya, takut Ify marah-marah, handphone Rio pun berbunyi lagi.

From: Keke

Kok gak dibales, Kak??

Kemudian handphone Rio berbunyi lagi, kali bukan sms tapi telepon, Rio tak mau mengangkatnya. Dibiarkan saja
handphonenya.

“Yo, kok gak diangkat??” Tanya Alvin.

“Gak papa, cuma orang iseng!” Rio ngeles.

“Tapi kok muka lo pucet?” tanya Alvin.

Ify mulai panas, dan tiba-tiba merebut handphone Rio dari tangan Rio sendiri. Semuanya melihat kearah Ify. Ify melihat nama yang tertera di layar hape tersebut. Kesabarannya mulai habis. Saking keselnya, Ify melempar Handphone Rio kebawah. (widiiih, mantep, cing!). Semua mata terkejut.

“Hape guee!!!” teriak Rio. Rio langsung mengambil handphonenya.

“Fy, lo apa-apaan sih!!? Maen banting hape gue??” Tanya Rio.

“Tanya aja sama tembok!!!” Ify langsung pergi meninggalkan gazebo.

“Yaaah, ngambek lagi…” gumam Sivia.

“Mungkin dia tau kalo yang nelpon lo itu Keke…” kata Alvin.

“Gue mau nyusul Ify dulu!” Rio langsung beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar Ify.

Rio memutar kenop pintu kamar Ify dan melihat Ify sedang duduk di depan pianonya. Ify menunduk dan terus memandang pianonya. Rio duduk disamping Ify. Tiba-tiba..

JEEENG!JEEENNG!!!

Ify menekan tuts piano dengan keras, sehingga membuat Rio terkejut dan hampir jatoh dari tempat duduknya.

“Ngapain lo kesini??” Tanya Ify.

“Gue pengen kesini aja,” kata Rio.

“Ah, ngibul!!” seru Ify sambil membelakangi Rio.

“Lo marah sama gue?” Tanya Rio.

“Nggak!!”

“Marah tuh!”

“Nggak!”

“Marah!”

“Nggak!”

“Marah!”

“Gue bilang nggak!!”

Rio hanya menghela napas.

“Lo jujur aja sama gue, lo marah kan?” Tanya Rio. Ify membalikkan badannya sehingga ia berada dihadapan Rio.

“Iya gue marah, kenapa sih Keke sms sama nelpon lo terus? Dia kan tahu lo punya pacar,” gumam Ify.

“Dia kesepian Fy, dia anak tunggal, udah gitu lo tahu kan dia punya anemia, gak bisa bebas ngelakuin apapun, yaa yang bisa ngurangin rasa sepinya dia cuma sms gue,” kata
Rio.

“Kenapa harus elo? Kenapa gak sms temennya aja?.”

“Gak setiap saat kan seorang teman, menemani temannya, kayak lo sama Shilla, dan Sivia, mereka gak setiap saat nemenin lo, mungkin saat ini cuma gue yang bisa diajak ngobrol sama dia.” ujar Rio.

“Ooh,” ujar Ify.

“Udah?? Ngerti kan?”

“Hmm…”

‘Kenapa lo lebih merhatiin Keke yang kesepian? Padahal gue juga ngerasa kesepian,’ batin Ify.

“Besok pas pulang sekolah, jalan-jalan yuk!” ajak Rio.

“Kemana?”

“Ke neraka jahanam, bersihin dosa lo!” celetuk Rio.

“Apaan sih!! Yang bener dong!!” keluh Ify.

“Terserah lo!” kata Rio.

“Oke!” kata Ify.

“Eh, mainin piano buat gue dong!” suruh Rio.

“Hehee…buat lo, apa sih yang nggak, maen piano tujuh hari tujuh malam juga gue mau!” ujar Ify cengengesan. Rio menjadi risih.

“Iiih, cepetan main!” kata Rio. Ify pun memulai permainan pianonya.

I like the way you sound in the morning
We're on the phone and without a
warning
I realize your laugh is the best sound I
have ever heard

I like the way I can't keep my focus
I watch you talk you didn't notice
I hear the words but all I can think is
we should be together

(chorus)
Every time you smile, I smile
and every time you shine, I'll shine for
you

Whoa oh I'm feeling you baby
Don't be afraid to jump then fall, jump
then fall into me

Baby, I'm never gonna leave you,
Say that you wanna be with me too
Cause I'm gonna stay through it all so
jump then fall

Well, I like the way your hair falls in
your face
You got the keys to me I love each
freckle on your face, oh,
I've never been so wrapped up,
Honey, I like the way you're everything
I've ever wanted

I had time to think it oh-over and all I
can say is come closer,
Take a deep breath and jump then fall
into me

(chorus)
Every time you smile, I smile
And every time you shine, I'll shine for
you

Whoa oh I'm feeling you baby
Don't be afraid to jump then fall, jump
then fall into me

Baby, I'm never gonna leave you,
Say that you wanna be with me too
Cause I'm gonna stay through it all so
jump then fall

The bottom's gonna drop out from under
our feet
I'll catch you, I'll catch you
When people say things that bring you to your knees, I'll catch you
The time is gonna come when you're so mad you could cry
But I'll hold you through the night until you smile

Whoa oh I need you baby
Don't be afraid please
jump then fall, jump then fall into me
Baby, I'm never gonna leave you,
Say that you wanna be with me too
Cause I'm gonna through it all so jump
then fall
Jump then fall baby
Jump then fall into me, into me

Every time you smile, I smile
and every time you shine, I'll shine
And every time you're here Baby, I'll
show you, I'll show you you can jump then fall, jump then fall,
jump then fall into me, into me now
(Jump Then Fall-Taylor Swift)

“Suara lo bagus juga,” puji Rio.

“Gak ngatain gue kayak mak lampir lagi kaan??” Tanya Ify.

“Jujur gue benci ngomong kayak gini, gue gak bakal bisa ngatain lo mak lampir lagi,” keluh Rio.

Ify hanya memeletkan lidah kearah Rio, Rio membalasnya dengan memeletkan lidah juga.

“Kebawah yuk, yang laen udah nunggu,” ajak Rio.

***

Besoknya…

“Kak Ify, kasih tau kita nomor hapenya Kak Rio dong!” rayu anak-anak kelas X yang telah menjadi anggota RISE.

“Nomor hape itu privasi, gak boleh dikasih tau!” tolak Ify.

“Pliiis, Kak Ify!” mohon anak kelas X itu.

“Tidak boleh! Kalo Twitter ato Facebook boleh! Peraturan untuk anggota RISE pasal 5 (pasal 1 aja gak tau isinya apaan -.-), tidak boleh memberitahu nomor handphone Kak Rio karena menyangkut privasi!” jelas Ify.

“Yaah, Kak Ify…yaudah deh,” ujar anak-anak kelas X tersebut berjalan lemes meninggalkan Ify.

“Ify!!!Ify!!” teriak Agni. Agni langsung menubruk Ify yang sedang berdiri gara-gara gak bisa nge-rem.

“Aduuh, Kak Agnii!! Ya Allah! Lo kayak badak! Maen nubruk aja! Udah tau badan gue kayak triplek gini!” keluh Ify sambil memegang pinggangnya.

“Gaswat, Fy!” kata Agni panik.

“Gawat apaan?”

“Liat tuh kelapangan!” tunjuk Kak Agni. Mata Ify melotot kearah lapangan.

Anak-anak kelas X yang tadi meminta nomor hape Rio sekarang lagi ngejar-ngejar Rio yang lagi latihan basket di lapangan.

“Buset! Nekat bangeet!” seru Ify. Ify langsung pergi ke lapangan.

“Huwaaa!! Tolong gueee!!” teriak Rio yang lagi kelabakan dikejar-kejar anak-anak kelas X.

“Kak Riooo!!! Minta nomor handphonenya doong!!” teriak anak-anak kelas X.

“Gak usah minta nomor telpon Rio, orangnya sok kemahalan padahal murahan!! Mending minta nomor gue aja!” seru Cakka. Langsung ditimpukin pake bola basket.

“Asbun aja sih lo!” kata Gabriel.

“Coba dong, gue putih Rio item, gue mancung Rio pesek, gue ganteng Rio jelek. Apa yang kuraang? Pesona gue kuraang??” tanya Cakka.

“Kurang normal lo, Cak!” seru Alvin yang lagi memotret sekolah.

“Gue bikin mata lo tambah sipit nih!!” ancam Cakka.

“Gue gak takut!” kata Alvin.

“Heh! Berantem aja lo berdua!” lerai Gabriel. Kemudian Sivia dan Shilla datang.

“Kenapa tuh Kak Rio?” Tanya Sivia sambil memberikan minuman dingin ke Alvin.

“As usual, jadi idola cewek satu sekolahan.” Ujar Gabriel.

“Wah,wah Kak Cakka ngiri tuuh,” celetuk Shilla.

“Liat aja, ampe gigit-gigit baju gitu, soalnya fans club dia gak sampe kayak gitu, ceweknya gak ganas!” kata Alvin.

“Aaaah!!! Berisik lo semuaa!!” teriak Cakka.

Kemudian mereka melihat Ify mengejar mereka, dengan mata merah kayak
banteng -.- .

“Widdiih, ratunya dateng!” kata Gabriel.

“Sekolahan ancur nih!” seru Alvin.

Sementara itu….

“Heiiiii!!!! Jangan ngejar-ngejar Kak Riooo!!!” teriak Ify.

“Hah? Kak Ify!! Kabuuur!!!” Anak-anak kelas X paling takut sama Ify, pas ngeliat Ify langsung kabur.

“Thanks, Fy.” Kata Rio.

“Hehee…tenang aja!”Kata Ify.

“Ify!!! Lo bukan kayak pacarnya! Lo kayak peliharaannya!!” seru Cakka.

“Heh!! Diem lo, jelek!!” seru Ify.

“Eh, gue ganteng gini kayak Justin Bieber dibilang jelek!” keluh Cakka.

“Najis!!” teriak Ify.

Semua anak-anak yang berada di lapangan langsung ketawa ngakak. Termasuk Rio.

“Kak Rio ntar jadi gaak??” Tanya Ify sambil memain-mainkan alisnya. Rio hanya mengacak-acak rambutnya.

“Tapi gak papa kalo badan gue bau kayak gini??” celetuk Rio.

“Buset!! Bau banget lo, Kak!!” keluh Ify menjauh.

“Biasanya lo demen banget sama gue meskipun gue bau,” goda Rio.

“Sekarang bedaa!! Jauh-jauh!!” seru Ify.

Tuh orang dua malah bercanda di lapangan.

***

“Ke, pulang yuk, udah sore!” ajak Acha. Keke mengangguk.

Begitu mereka lewat lapangan, Keke melihat Rio sedang main-main dengan Ify. Tentu saja Keke merasa cemburu. Meskipun dia tahu kalo Rio pacarnya Ify. Tiba-tiba mukanya menjadi pucat dan kepalanya pusing.

“Ke, Ke lo kenapa??” Tanya Acha panik yang memegang tubuh Keke.

“Kepala aku pusing banget, Cha.” Keluh Keke, kemudian Keke pingsan.

BRUUK!

“Keke!! Keke!! Banguun!!” seru Acha. Yang berada di lapangan langsung melihat kearah depan kelas X, ada seseorang yang pingsan.

“Keke!” seru Rio. Rio langsung pergi ke pinggir lapangan meninggalkan Ify. Ify hanya menghela napas. Sivia, Shilla, Agni, langsung menghampiri Ify yang berdiri di tengah lapangan.

“Fy…” gumam Sivia.

“Ng…kita liat ke sana yuk! Bantuin Kak Rio!!” ajak Ify yang langsung pergi ke pinggir lapangan. Sivia, Shilla dan Agni hanya saling tatap.

“Ke, bangun!” seru Rio.

“Ke, banguun!” seru Acha.

“Ayo, bawa kerumah sakit!” kata Rio. Acha mengangguk.

“Yel, Vin, Cak!! Bantu guee!!” teriak Rio. Mereka membawa Keke ke mobil Cakka, yang kebetulan Cakka bawa mobil.

“Fy, lo ikut gue kerumah sakit ato pulang?” Tanya Rio.

“Kita gak jadi jalan-jalan?” Tanya Ify kecewa.

“Fy, ada orang lagi pingsan lo masih mikirin jalan-jalan? Otak lo dimana sih??” keluh Rio. Ify menunduk , menyembunyikan air mata yang telah keluar dari matanya.

“Padahal gue udah nunggu-nunggu banget!” Ify langsung pergi meninggalkan Rio.

“Ify!!!” panggil Rio.

“Yo, ayo kita bawa kerumah sakit!!” kata Cakka yang menarik tangan Rio. Sivia, Shilla, dan Agni yang melihat dari kejauhan langsung mengejar Ify.

***

Ify menangis terisak-isak di kelasnya, Ify benci Rio yang selalu perhatian sama Keke. Ify ngerti kalo Keke sakit, wajar Rio perhatian tapi Ify merasa ditinggalkan.

“Ify…” gumam Sivia.

“Gue benci Kak Rio,” gumam Ify.

“Fy, gue tau lo pasti sakit hati banget, tapi mau gimana lagi, mungkin belum waktunya,” ujar Shilla.

“Fy, lo jangan kayak gitu, Rio sayang sama lo,” gumam Agni.

“Kenapa selalu Keke? Berarti sekarang dimata Kak Rio gue apa? Kalo Kak Rio sayang sama gue, kenapa sekarang dia gak ngejar gue?” tanya Ify. Ify terus menangis.

“Udah ya, Fy. Jangan nangis lagi, kita pulang yuk,” ajak Sivia.

***

Di Rumah Sakit…

Rio, Cakka, Alvin, dan Gabriel menunggu di luar ruang rawat bersama Acha. Kemudian orang tua Keke datang.

“Acha, Keke gimana?” Tanya Mama Keke.

“Ke, gak kenapa-kenapa kok, Tante. Tapi Keke harus dirawat 3 hari.” Kata Acha.

“Syukurlah,” ujar Papa Keke.

“Mereka siapa, Cha?” Tanya Mama Keke.

“Mereka yang nolong Keke,Tante,” kata Acha.

“Cakka.”

“Alvin.”

“Gabriel.”

“Rio.”

“Ooh, ini yang namanya Rio?” ujar Papa Keke. Mereka saling pandang.

“I..iya saya Rio,”

“Keke sering cerita tentang kamu, Yo.” Ujar Mama Keke.

“Kami masuk dulu ya,” kata Papa Keke.

“Si…silahkan Oom.”

Kemudian Rio mencoba menelepon Ify. Tapi percuma, direject terus sama Ify. Rio terus menerus menelepon Ify tapi hasilnya nihil.

“Sial!!” decak Rio.

“Gak diangkat lagi?” Tanya Alvin. Rio mengangguk.

“Gue harus kerumahnya,” Rio sudah mengambil tasnya tapi tiba-tiba Mamanya Keke manggil.

“Rio!” Rio menoleh kebelakang.

“Keke mau ketemu kamu.”

Rio menghela napas dan kemudian masuk kedalam kamar rawat Keke, Papa dan Mama Keke keluar dari kamarnya.

“Kak Rio,” panggil Keke.

“Lo udah baikan, Ke?” Tanya Rio, Keke mengangguk.

“Kak, makasih ya udah bawa gue kerumah sakit,” ujar Keke.

“Gak papa kok,”

Keke melihat Rio sudah menenteng tasnya, menandakan bahwa Rio mau pulang.

“Kak, mau pulang?” Tanya Keke.

“Gue mau kerumah Ify.” Ujar Rio.

“Ngapain?” Tanya Keke.

“Ify marah sama gue, gue balik ya, besok gue kesini lagi.” Pamit Rio.

“I…iya,” gumam Keke. Rio meninggalkan Keke sendirian di kamarnya. Keke sangat kecewa bahwa Rio mau pergi menemui Ify.

***

Ify terus termenung di depan pianonya. Mengingat kejadian yang tadi, saat Rio lebih memilih Keke daripada dia. Tak terasa air mata jatuh di pipinya. Kemudian Deva masuk kekamarnya.

“Kak Ify,” panggil Deva. Ify langsung menghapus air matanya dan menoleh ke arah pintu kamarnya.

“Masuk, Dev.” Ify tersenyum masam.

“Lo gak jalan sama Kak Rio?” Tanya Deva. Ify menggeleng.

“Keke masuk rumah sakit,” ujar Ify.

“Masuk rumah sakit?? Beneran?” Tanya Deva.

“Iya, makanya Kak Rio lebih milih jagain Keke, daripada gue,” tiba-tiba Ify menangis.

“Udah ya, Kak. Jangan nangis lagi,” kata Deva. Kemudian bel rumahnya berbunyi.

“Gue kebawah dulu,” Deva meninggalkan Ify sendirian di kamarnya.

Begitu Deva membuka pintu, ia melihat sosok Rio telah berdiri di depannya, Deva hanya melengos.

“Dev, Ify ada?” Tanya Rio.

“Gue panggil dulu,” Deva langsung pergi kekamar Ify.

“Kak, ada Kak Rio mau ketemu,” kata Deva.

“Gue gak mau ketemu, suruh pulang aja,” suruh Ify. Deva hanya menghela napas.

“Kak Rio, Kak Ify gak mau ketemu lo, dia mau lo pulang sekarang,” ujar Deva.

“Gue boleh keatas?” Tanya Rio.

“Terserah,” jawab Deva singkat.

Rio langsung naik ke lantai atas menuju kamar Ify. Rio memutar kenop pintu kamar Ify dan mendapati Ify sedang menangis.

“Fy?” Panggil Rio.

“Ngapain lo kesini? Kenapa lo gak ngejagain Keke lo aja di rumah sakit daripada lo kesini?” Tanya Ify.

“Fy, dengerin gue,”

“Gue gak mau dengerin lo, mending lo pulang aja!” suruh Ify.

“Tapi…”

“Pulaaang!!!”

Rio langsung keluar dari kamar Ify. Saat diluar, Rio terus memandang kearah jendela kamar Ify. Tirainya ditutup, Rio menghela napas, dia tahu kalo Ify tak mau bertemu dengannya, Rio menstarter motornya dan langsung pergi.

***

No comments:

Post a Comment