Sunday, April 22, 2012

Love Has No Reason~ #Chapter4

CHAPTER 4 : Ada yang Aneh


Bertahanlah, berkorbanlah, karena sesungguhnya tak ada pengorbanan yang sia-sia.

"Sampe kapan lo mau diemin sahabat gue yo ? Lo gak tau apa dia ngerasa bersalah banget. 3 hari ini dia murung terus. Gue gak bisa liat Ify yang biasanya ceria 3 hari ini, dan itu gara2 lo, cuma gara-gara lo, selesaikan sekarang atau tidak sama sekali" Gabriel menepuk pundak Rio, lalu berjalan kembali masuk ke kelasnya. Meninggalkan Rio yang masih merenungi perkataan Gabriel.

'Ya, Gabriel benar, sekarang atau tidak sama sekali, gue gak boleh biarin dia sedih. Gue gak mau ngulangin kesalahan yang sama, kesalahan 5 tahun yang lalu' tekad Rio.

Rio masuk ke kelasnya. Lalu menghampiri Ify yang terlihat murung.

"Kita perlu bicara fy, kita harus selesaikan masalah kita" kata Rio tiba-tiba. Ify mengangkat kepalanya. Kaget melihat sosok Rio sudah berdiri di depannya. Dan apa tadi Rio bilang ? Selesaikan masalah kita ? Apakah ini mimpi ?

Sivia mendorong pundak Ify, "sana, selesaiin semuanya, atau lo akan menyesal" kata Via setengah berbisik di akhir kalimatnya.

Ify pun berjalan bersama Rio. Saat melewati Gabriel. Gabriel mengedipkan sebelah matanya, dan Rio mengacungkan jempolnya.

"Heu, semoga mereka cepet akur ya Vi" kata Gabriel.

"Iya, gak enak liat mereka diem-dieman gitu" jawab Via. "Menurut gue, mereka bakalan bolos jam pertama deh" kata Via.

"Ya udah deh biarin, ntar gue aja yang bilang ke Pak Oni" kata Gabriel, lalu berbalik menghadap ke papan tulis. Beberapa saat kemudian Gabriel berbalik lagi menghadap Sivia.

"Vi, lo duduk pinggir gue dulu dong, sampe Rio dateng aja deh, ga enak banget gue duduk sendiri, mau ya ?" Tawar Gabriel. Sivia segera mengangguk cepat, lalu membawa beberapa bukunya dan duduk di samping Gabriel. Senyum merekah di bibirnyan lalu Gabriel dan Sivia larut dalam pembicaraan mereka.

*****

Rio membawa Ify ke taman belakang. Mereka duduk di salah satu bangku panjang di sana.

"Gue... Emm... Guee" Rio gugup. Ify mengerutkan keningnya.

'Ayo Rio! Lo bisa!' Rio menyemangati dirinya sendiri.

"Ify, gue mau minta maaf sama lo, maaf gue udah ngebentak lo, maaf gue udah kasar sama lo, sampe-sampe tangan lo luka gara-gara gue, maaf, tapi kemaren gue bener-bener emosi fy, gue bener-bener nyesel ngelakuin itu semua. Sama lo" sesal Rio. Rio menunduk. Ify tersenyum mendengar permintaan maaf Rio.

"Lo gak sepenuhnya salah kok, gue juga salah, gue mungkin udah terlalu jauh ngusik kehidupan pribadi lo, maaf, gak seharusnya gue tanya-tanya privacy lo" kata Ify.

"Jadi kita baikan fy ?" Tanya Rio dengan mata berbinar. Ify tersenyum geli melihat Rio. Lalu akhirnya mengangguk.

"Emm yo, gue tau kok lo mungkin punya sedikit masalah sama keluarga lo, tapi gue gak akan maksa lo supaya cerita sama gue, tapi kapan pun lo mau cerita, gue akan selalu dengerin lo kok, gue balik ke kelas ya" Rio terpaku mendengar perkataan Ify. Telak. Ya, semua yang dikatakan Ify benar. Dia memang memiliki masalah dengan keluarganya. Dan Rio sudah benar-benar tak sanggup menahannya lagi.

Ify beranjak kursi itu. Baru saja ia membalikan badanya. Ify merasakan ada tangan kokoh yang menariknya, dan membuatnya membalikan badannya. Tak di sangka, sang pemilik tangan kokoh itu merengkuhnya ke dalam pelukan hangatnya. Rio.

Ify kaget. Rio memeluknya. Apa ini mimpi ? Jika memang ini mimpi, Ify sangat berharap ia tak pernah di bangunkan lagi dari mimpinya.

"Jangan tinggalin gue lagi, gue butuh lo, gue mau lo dengerin semua cerita gue" kata Rio lirih.

Perlahan-lahan Rio melepaskan pelukannya, lalu menatap Ify. Ify balas menatap Rio.

"Ayo, gue siap dengerin lo cerita, bolos deh palingan kita jam pertama" kata Ify dengan nada bercanda. Rio tersenyum lalu menarik Ify agar duduk di sampingnya lagi.

"Gini fy, lo bener, gue emang sering ada masalah sama keluarga gue, terutama sama nyokap gue" kata Rio.

"Kenapa sama nyokap lo ?" Tanay Ify penasaran.

"Dulu, hubungan gue sama keluarga gue baik-baik aja, keluarga gue harmonis, sampai suatu hari gue mergokin nyokap gue selingkuh sama temen kerjanya. Lo bayangin fy, waktu itu umur gue baru 10 tahun. Usia sekecil itu gue udah harus liat pengkhianatan nyokap gue!" kata Rio. Tiba-tiba Rio meneteskan air matanya. Ify kaget. Baru pertama kali ia menyaksikan Rio mengeluarkan air matanya.

FLASHBACK

Hari itu Rio kecil baru pulang sekolah. Dengan ceria ia memasuki rumahnya yang terlihat seperti istana mewah nan megah.

"Mamaa mamaa" panggil Rio kecil begitu masuk ke rumahnya.

"Eh den Rio, nyari mama ya den ?" Tanya seorang wanita yang sepertinya adalah pembantu Rio.

"Iya bi, mama mana ?" Tanya Rio.

"Tadi nyonya udah pulang, tapi katanya ada urusan bentar den, den Rio tumben pulang cepet ?" Jawab dan tanya Rio.

"Iya bi, tadi gurunya ada rapat jadi Rio pulang cepet deh" jawab Rio. "Bi, Rio mau ke cafe di depan kompleks situ ya, gapapa kan ?" Pamit Rio.

"Iya boleh den. Hati-hati tapi ya" kata pembantu Rio. Lalu pergi menuju kafe di depan kompleks perumahannya.

*****

Rio duduk di salah satu kursi di cafe itu. Rio memesan makanan kesukaannya pada pelayan di sana. Setelah memesan makanan mata Rio berkeliling melihat seisi cafe ini. Memang cafe ini begitu menyejukan, ada air terjun di dinding kaca cafe ini (yg kecil, yg suka ada di rumah-rumah) ditambah beberapa tanaman hijau yang semakin membuat sejuk cafe ini.

Saat sedang memandang berkeliling, tiba-tiba Rio melihat sosok wanita yang sangat di kenalnya sedang duduk dengan seorang pria yang tak di kenal Rio. Dan mereka berdua terlihat sangat mesra.

'Mama' batin Rio tak percaya. Ia yakin wanita yang tengah duduk itu mamanya. Tapi dengan siapa ? Rio bahkan tak mengenal siapa pria yang tengah duduk dan bermesraan bersama mamanya. Itu bukan papanya. Jelas BUKAN.

Rio kaget. Benar-benar kaget. Setengah percaya akan apa yang dilihatnya. Air matanya menetes. Tak menyangka bila sang mama yang di sayanginya bisa berbuat setega ini. Bahkan mamanya tega mengkhianati keluarganya sendiri.

"MAMAA!!!" Akhrinya Rio berteriak. Tak kuat. Hampir seluruh pengunjung cafe melihat ke arahnya, termasuk mamanya dan pria yang tak tahu entah siapa.

Mama Rio kaget melihat anaknya sendiri. Ia kaget melihat Rio menatapnya dengan kebencian yang mendalam. Ada air mata yang menggenang di pipi anaknya.

"Rio kamu ngapain di sini nak ?" Tanya mama Rio santai. Berusaha menutupi kepanikannya.

"Mama jahat, mama jahat sama Rio sama papa, mama kenapa tega ngekhianatin papa, mama selingkuh iya ?" Tanya Rio. Ia sudah tak bisa menahan emosinya lagi.

"Rio, sayang, mama bisa jelasin semuanya nak" kata mama Rio berusaha memberikan penjelasan.

"Mama jahat. Mama JAHAT!!" Rio berlari meninggalkan mamanya. Lalu berlari secepatnya menuju rumahnya dan mengurung diri di kamar.

Sejak saat itu hubungan Rio dengan keluarganya memburuk. Papa Rio sudah mengetahui hal ini, dan papa Rio memilih untuk memaafkan mama Rio. Mama Rio sudah berusaha meminta maaf pada Rio. Namun Rio terlanjur sakit hati pada mamanya.

FLASHBACK END

Ify ikut prihatin mendengar masalah Rio dan keluarganya.

"Dan lo tau fy, semenjak itu gue gak pernah percaya lagi sama yang namanya cinta, sampai gue ketemu lo, tapi di saat gue udah mulai percaya sama cinta, lo malah pergi lagi. Tapi sekarang gue seneng soalnya lo udah kembali lagi ke kehidupan gue. Walaupun banyak banget perubahan di diri lo" kata Rio menyeka air matanya.

Ify mengerutkan keningnya. 'Apa-apaan ini ? Apa maksud Rio ? Hey, bahkan gue baru aja kenal sama lo, gimana bisa lo bilang seakan-akan, gue sama lo udah kenal lama' batin Ify.

"Tapi yo gue kan...." Ucapan Ify terpotong karena Rio tiba-tiba menariknya masuk ke dalam pelukan Rio lagi. Rio memeluk Ify erat, sampai membuat Ify sesak. Tapi Ify membalas pelukan Rio.

'Ah udah gak usah gue pikirin, si Rio ngasal doang paling' batin Ify di pelukan Rio.

"Lo janji gak akan pernah ninggalin gue lagi kan, Alyssa ?" Tanya Rio masih mendekap Ify.

'Alyssa ? Rio manggil gue Alyssa ? Tumben amat, terus tadi dia bilang apa ? Ninggalin gue lagi ? Kapan gue pernah ninggalin dia ?' Batin Ify tambah bingung dengan sikap Rio. Tapi Ify hanya mengangguk menjawab pertanyaan Rio, walau mungkin Rio tak melihatnya.

'Lo masih sama kaya dulu sa, lo selalu buat gue jauh lebih tenang' batin Rio tersenyum.

"Balik ke kelas yu yo, masih ada 20 menit nih lumayan" kata Ify sambil melepaskan dekapan Rio. Rio menggeleng. Ify menaikkan alisnya seakan berkata 'kenapa ?'

"Gue masih kangen sama lo" rajuk Rio manja. Ify tersenyum geli melihat Rio yang manja seperti ini.

"Manja amat lo, yo. Masa gara-gara 3 hari kita ngomong lo kangen sih haha" Ify tertawa melihat Rio. Sementara Rio tersenyum lebar melihat tawa Ify. Akhirnya mereka berdua menghabiskan sisa waktu 20 menit dengan mengobrol dan bercanda.

*****

"Yel, Rio sama Ify kemana sih ? Ketimbang minta maaf gitu doang si Rio lama bener" kata Sivia pada Iel yang berada di sebelahnya saat bel istirahat berbunyi.

"Via..via, kalo ketimbang minta maaf doang mah pasti cepet, di sini juga bisa, gue yakin ada hal lain yang mereka omongin" kata Iel tersenyum sambil mengacak-ngacak rambut Via. Pipi Sivia memanas saat merasakan sentuhan hangat itu mendarat di kepalanya.

"Gue tau, mereka ada dimana, gangguin yuk Vi" kata Iel tersenyum jahil. Sivia menoyor kepala Gabriel. Gabriel meringis sambil memegang kepalanya.

"Elo, seneng banget gangguin orang, gak bisa ya liat sahabat lo seneng" kata Sivia kesal. "Tapi, ayo deh, gue juga pengen liat mereka hehe" Via cengengesan. Kini balik Gabriel yang menoyor kepala Sivia.

"Elo sama aja sama gue, ayo deh" sivia hanya nyengir, lalu mengikuti Gabriel.

*****
"Haha, iya abisnya si Iel ngeselin, gue lagi makan eskrim masa muka gue di dorong, ya belepotan lah muka gue" kata Ify sambil tertawa. Rio juga ikut tertawa mendengar cerita Ify tentang masa-masa SMP-nya bersama Iel.

"Pasti muka lo lucu banget fy, gokil banget si Iel hahaha" Rio tertawa ngakak sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sakit. Ify tersenyum melihat tawa Rio. Dia senang bisa melihat tawa itu lagi.

"WOY!! Ketauan ngomongin gue lo pada" teriak Iel mengagetkan Rio dan Ify. Ify merengut melihat Gabriel. Matanya melotot seakan berkata lo-ganggu-banget-deh-yel. Dan iel mengerti arti tatapan mata Ify.

"Hehe, berbagi kebahagiaan dong fy, masa kebahagiaan cuma buat lo berdua" kata Iel. Rio melengos.

"Haha, tau tuh fy, si Iel sepanjang belajar ngomongin lo mulu, kayanya dia cemburu lo sama Rio" Iel menoyor Via, sementara Via hanya nyengir. Rio dan Ify geleng-geleng melihat Iel dan Via.

"Eh, yel, lo ngobrol sama Via madep belakang gitu ? Gak takut ketauan Pak Oni gitu ?" Tanya Rio heran. Gabriel dan Via saling bertatapan lalu nyengir.

"Gabriel nyuruh gue pindah duduk ke tempat lo hehe, lagian gue juga ogah sendirian sepanjang pelajaran" jelas Via.

"Ciyeee" Ify dan Rio kompak menggoda Sivia dan Gabriel. Sementara Via dan Iel menunduk malu dan merasakan pipi mereka berdua memanas.

"Ke kantin aja yuk" ajak Ify sambil merangkul Via dan berjalan duluan ke kantin. Sementara Rio dan Iel mengikuti mereka dari belakang.

*****
"Pesen apa Sa ?" Tanya Rio pada Ify.

"Lo ngomong sama gue yo ?" Tanya Ify heran.

"Iya lah, siapa lagi di sini yang namanya Alyssa ?" Tanya Rio balik.

'Rio lagi-lagi manggil gue Alyssa ? Kenapa sih dia' batin Ify heran.

"Woy! Ify lo ngeliatin Rionya biasa aja dong" goda Gabriel membuyarkan lamunan Ify.

"Jadi mau pesen apa sa ?" Tanya Rio lagi, di sertai senyuman manisnya membuat jantung Ify berdetak lebih cepat.

"Ehmm, elo manggil gue jangan Alyssa dong, Ify aja hehe, gue samain aja kaya lo" kata Ify. Rio mengangguk.

"Okay, tunggu bentar ya ALYSSA" kata Rio sambil memberikan penekanan pada kata 'alyssa' lalu tersenyum jahil.

"Lo berdua apaan ?" Tanya Rio pada Gabriel dan Sivia.

"Gue samain kaya lo juga deh yo" kata Sivia.

"Gue juga yo" kata Gabriel. Rio mengangguk lalu pergi ke salah satu stand di sana dan memesan makanan.

Tiba-tiba Alvin datang menghampiri meja Ify dkk.

"Hai" sapa Alvin.

"Eh kak Alv" kata Sivia sambile tersenyum lebar. Iel mengerutkan keningnya bingung.

"Lo berdua udah saling kenal ?" Tanya Gabriel heran.

"Dia ini Kak Alvin, temen gue main waktu kecil, dia itu sahabat gue yang paling baik" kata Sivia bangga. Alvin tersenyum dan mengacak-acak rambut Sivia. "Ih kak Alvin. Eh yel, lo kenal sama Kak Alvin ?" Tanya Sivia.

Gabriel mengangguk. "Dia tetangga sebelah gue hehe" jawab Gabriel. Sivia menganggukan kepalanya.

Ify yang dari tadi hanya bengong melihat drama di depannya merasa bosan.

'Ini si Rio kemana sih ?' Tanya Ify dalam hati.

"Ehem, gue belum di kenalin tuh" kata Ify membuat ke2 temannya + kak Alvin menoleh ke arahnya. Ify nyengir.

"Oh iya, gue lupa fy, hehe ini Kak Alvin, kak Alvin ini Ify sahabat gue" kata Sivia.

"Kayanya gue pernah liat lo deh" kata Alvin berusaha mengingat-ingat Ify. Ify tersenyum.

"Iya kak, gue pernah ketemu lo waktu gue maen ke rumah Gabriel, tapi gue cuma liat lo lewat doang sih" kata Ify.

"Oh iya, iya, lo yang sering main ke rumah Iel kan ? Yang suka rusuh kan ya ?" Tanya Alvin polos.

"Hehe, emang se rusuh itu ya ?" Tanya Ify cengengesan.

"Iya banget, gue aja pusing kalo lo udah di rumah Iel ribut banget" sungut Alvin.

"Noh salahin si Iel, dia seneng banget ngajakin gue rusuh, dimana-mana dia pasti rusuh" kata Ify merengut.

"Lo sama Iel sama aja, sama-sama rusuh" kata seseorang di belakang Ify.

"Rio! Lo nyebelin ih" kata Ify begitu membalikan badannya, dan melihat sosok Rio di sana.

"RIO!!" Kata Alvin histeris. Rio menoleh ke arah Alvin lalu membalas sapaan Alvin.

"ALVIN!! Lo kok bisa ada di sini ?" Kata Rio tak kalah histeris.

"Gue yang harusnya nanya sama lo, lo ngapain di sini ? Kalo gue emang sekolah di sini" jawab dan tanya Alvin.

"Loh, gue juga sekolah di sini, gue sekelas sama Via, Iel, Ify" jawab Rio.

"Oh, jadi lo adik kelas gue ? Haha, gue kira lo sama gue seumuran, gue kelas X1 bro" kata Alvin. Rio hanya manggut-manggut.

"Kalian berdua saling kenal ?" Tanya Ify heran.

"Dia ini temen gue duel basket fy waktu SMP, gue sama Alvin sering tanding basket one on one di taman kompleks deket rumah gue" jelas Rio.

"Heu, dunia emang sempit ternyata" kata Via.

Akhirnya mereka ngobrol-ngobrol gak jelas sambil makan di kantin. Tiba-tiba bel berbunyi dan terpaksa memutuskan pembicaraan mereka. Rio, Iel, Sivia, dan Ify berjalan bersama ke kelas mereka. Sementara Alvin berjalan sendiri menuju kelasnya.

*****
Saat pulang sekolah....

"Alyssa, lo pulang bareng gue yuk" Rio membalikkan badannya menghadap Ify. Ify menatap Rio heran.

"Udah vi, lo sama Rio gih" goda Via. Ify melotot ke arah Via.

"Iya fy, gih sana" goda Gabriel juga. Ify melotot kepada Gabriel seperti yang dilakukannya pada Sivia. Rio tertawa melihat kelakuan teman-temannya.

"Mau gak sa ?" Tawar Rio lagi.

"Tapi gue punya syarat" kata Ify. Rio mengangkat alisnya. "Lo harus manggil gue Ify, dan jangan Alyssa, soalnya gue ngerasa aneh hehe" kata Ify. Rio tampak berfikir sejenak. Lalu. Menganggukan kepalanya.

"Yuk" ajak Ify, secara tak sadar Ify menggandeng tangan Rio, dan Rio membiarkannya.

"Vi, pulang sama siapa ?" Tanya Gabriel setelah Rio dan Ify pergi.

"Gue udah di jemput yel"jawab Sivia.

"Oh ya udah, yuk bareng ke gerbangnya" Gabriel berjalan mendahului Via. Sivia mengekor di belakang Gabriel dan berjalan menuju gerbang.

****
"Naik fy" kata Rio yang sudah memakai helm full face dan jaket hitamnya. Rio sudah bertengger di atas motor ninja putihnya. Ify mengangguk lalu naik ke atas motor Rio.

"Pegangan fy" kata Rio lagi. Ify ragu tapi akhirnya mulai berpegangan ke jaket Rio. Rio menarik tangan Ify dan melingkarkannya melewati perut Rio. Ify terlihat salting. Rio bisa melihat perubahan warna di pipi Ify melalui kaca spionnya lalu tersenyum.

Setelah beberapa saat Ify bertanya "Rio, emang lo tahu rumah gue di mana ?" Tanya Ify heran. Karena sejak tadi Rio tak kunjung menanyakan alamat rumahnya.

"Tau dong, udah lo tenang aja" jawab Rio. Ify bingung. Tau dari mana Rio alamat rumahnya ? Ah sudahlah, yang penting hari ini Ify benar-benar senang.

Setelah beberapa saat Rio berhenti di depan sebuah rumah yang lumayan megah berwarna pink pucat. Ify heran, jelas-jelas ini bukan rumahnya. Kemana Rio membawanya ? Apakah Rio membawa Ify ke rumah Rio ?

"Yo, lo ngajakin gue ke rumah lo ?" Tanya Ify heran. Rio menggeleng.

"Ini kan rumah lo, ayo turun" kata Rio. Ify mengerutkan keningnya. Hey, apakah Rio gila ?

"Yo ini tuh bukan rumah gue" kata Ify.

"Ini jelas-jelas rumah lo fy, dulu kan gue sering nganterin lo" kata Rio.

"Lo ngigau atau gimana sih yo ? Gue kenal lo aja baru, lo dari tadi ngomong aneh mulu" kata Ify dengan nada suara yang agak meninggi. Rio terdiam.

"Udah, sekarang lo anterin gue pulang, biar gue tunjukkin jalannya, sok tahu sih lo" kata Ify kesal. Rio masih diam.

"Rio ayo cepet! Gue yang tunjukin jalannya" kata Ify sedikit membentak. Rio sadar dari lamunannya, lalu mulai menstater motornya lagi. Kali ini Ify yang menunjukan jalannya pada Rio. Sepanjang jalan Rio hanya diam.

'Rio kenapa sih ? Aneh banget dia' batin Ify.

Setelah sampai di depan rumah Ify, Rio mengamati rumah Ify sejenak. Lalu mengalihkan pandangannya pada Ify, masih dalam diam.

"Yo, thanks ya, mau mampir ?" Tawar Ify begitu turun di depan rumahnya. Rio hanya menggeleng lalu kembali mengenakan helm-nya yang tadi sempat ia lepas. Setelah itu Rio kembali menjalankan motornya.

Ify mengerenyitkan dahinya. "Itu anak kenapa sih ? Tadi semangat banget nganterin gue, sekarang ?" Tanya Ify pada dirinya sendiri. "Tau lah" ify mengangkat bahunya, lalu masuk ke dalam rumahnya.

»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»»

1 comment:

  1. titanium dog teeth implants - Titanium Arms
    Titanium Arms. titanium trim Contact titanium belly button rings info. View the contact details titanium body armor for the following items. Titanium Arms. Searching for raw titanium any product? Titanium 2016 ford fusion energi titanium Arms is the only authorized

    ReplyDelete