Wednesday, April 18, 2012

Cuma Gue yang Bisa part 8 (re-post)

Part 8: Ify dan Debo Hanya Masa Lalu


"Ify?"

"Debo?"

Rio menengok kearah Ify dan kearah Debo. Rio mengangkat alis, Ify masih menatap Debo tapi sambil mengobati muka Rio. Begitupun Debo, Debo masih menatap Ify.

"Kok udah kayak telenovela sih?" Gumam Rio. Karena Ify terus menatap Debo, Ify jadi menekan muka Rio yang sakit.

"Aduuuuhhh!!!" Teriak Rio. Ify pun tersentak.

"Ya, ampun! Kak Rioo!!" Kata Ify panik. Ify ingin menyentuh wajah Rio, tapi Rio menepis tangannya.

"Udah, gue gak papa, pertandingan masih harus dilanjutin!" Rio beranjak dari duduknya dan meninggalkan Ify. Debo pun juga pergi menuju lapangan.

Pertandingan pun dimulai, seluruh anggota RISE masih bersorak-sorai menyemangati Rio, tapi tanpa Ify. Ify hanya diam saja, Sivia memandang wajah sahabatnya itu, Ify tampak lemas dan murung.

"Fy, lo kenapa? Lo gak mau dukung Kak Rio?" Tanya Sivia. Ify tersenyum masam.

"Lagi gak semangat gue, Vi. Gue..pulang duluan yaa.." Ify mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Sivia.

"IFY!! Lo mau kemana!?" teriak Sivia, Riopun menoleh kearah Sivia kemudian melihat Ify yang mulai menjauhi lapangan.

'Ify kenapa?' Batin Rio.

"Riooo!!! Ambil!!!" Seru Alvin. Riopun mulai berkonsentrasi di pertandingan, menghilangkan Ify dari pikirannya sebentar sampai pertandingan selesai.

***

Rio, Alvin, dan Gabriel berjalan menuju parkiran mengambil motor mereka, kemudian Rio melihat kearah Sivia yang sedang mengobrol dengan Debo. Setelah itu Debo menstarter motornya dan pergi meninggalkan Sivia. Rio menghampiri Sivia.

"Vi, lo kenal Debo?" Tanya Rio.

"Debo itu kakak kelas gue sama Ify pas SMP," ujar Sivia.

"Oooh,"

"Kak, lo kerumah Ify kan?" Rio mengangguk.

"Gue ikut dong, Kak! Gue mau tau Ify kenapa," kata Sivia.

"Emangnya si Ify kenapa? Pantesan tadi dia gak dukung-dukung gue lagi,"

"Oooh lo kesepian yaa gak didukung sama Ify??" Celetuk Sivia.

"Ah, apaan sih lo!?" Kata Rio salting. 

"Boong, buktinya lo salting gitu, hahaa!" Kata Sivia.

"Lama-lama mulut lu gua lakban!" Ancam Rio.

"Hahaa..udah ah, ayo kerumah Ify!" Ajak Sivia.

Sivia dan Rio menghampiri Alvin dan Gabriel yang menunggu Rio daritadi.

"Yel, Vin mau ikut gue sama Via gak kerumah Ify??" Tanya Rio.

"Wah kebetulan tuh, gue ada urusan sama Tante Risna," kata Gabriel.

"Lo Vin?"

"Yaudah deh, dirumah juga gue gak ada orang,"

Mereka pergi ke parkiran motor, mereka sudah bersiap-siap dengan motor, saat Sivia mau naik ke motor Rio tiba-tiba. 

"Ehh, jangan naek motor gue Vi!" Seru Rio.

"Lho? Kenapa?"

"Eng..eng..mo..motor guee...gak kuat kalo goncengin lo, Vi, hehee."kata Rio gelagapan.

"Lo kira gue karung beras, Kak?? Huuuh, Kak Iel gue ama lo deh!" kata Gabriel.

"Yaaah, jangan deh lo sama Alvin aja deh, ban motor gue kempes, hehee.."kata Gabriel.

"Boleh gak?" Tanya Sivia pada Alvin. 

"Yaudah, Vi..naek aja," kata Alvin. Sivia naik ke motornya Alvin. Alvin menatap Gabriel dan Rio, mereka mengacungkan jempolnya. Kemudian mereka melajukan motornya dengan cepat menuju rumah Ify.

***

TOK..TOK..TOK..begitu mendengar suara ketukan pintu, Deva yang sedang bermain PS, membuka pintu rumah dan mendapati Rio, Sivia, Gabriel, dan Alvin didepan rumahnya.

"Dev, Kak Ify ada?" Tanya Sivia.

"Ada tuh, lagi ngerem di kamar, daritadi pas pulang sekolah." Kata Deva.

"Ngerem? Ngapain? Bertelor?" Tanya Gabriel.

"Tau tuh, hibernasi kali, masuk, Kak." Ajak Deva. Deva mengajak Sivia, Rio, Alvin, dan Gabriel masuk ke dalam.

"Dev, nyokap lo mana?" Tanya Gabriel. 

"Mama lagi ngegosip dulu dirumah tetangga," kata Deva enteng. Gabriel terbelalak.

"Ngegosip?"

"Yaaa tau lah, namanya juga ibu-ibu gaul, kan lagi ada gosip baru Ariel sama Luna Maya, langsung deh Mama ngegosip di rumah sebelah," ujar Deva.

"Gue panggilin Kak Ify dulu ya," Deva pergi kekamar Ify. Rio dan Gabriel langsung menyerbu PS Deva saat Deva sedang memanggil Ify.

Sedangkan Alvin diam saja, kemudian ia melirik Sivia yang sedang membaca tulisan yang ada di selembar kertas yang dipegangnya.

"Baca apaan?" Tanya Alvin. Sivia terkejut dan kemudian menyembunyikan suratnya.

"Eng..bukan apa-apa kok," kata Sivia gelagapan. Sivia langsung menhampiri Rio dan Gabriel yang sedang bermain PS. Alvin yang terus menatap punggung Sivia tersenyum sendiri.

***

"Kak Ify!! Ada Kak Rio tuh!!" Kata Deva sambil menggoyang-goyangkan badan Ify yang ditutupi selimut.

"Gue gak mau aah," tolak Ify. Deva mengangkat alis, tak biasanya Ify gak mau bertemu Rio.

"Tumben lo kagak mau nemuin Kak Rio, biasanya lu yang paling demen kalo Kak Rio dateng, kasian tuuh nungguin lo, ada Kak Via juga tuh, Kak Iel sama Kak Alvin juga ada!" Kata Deva.

"Kenapa jadi pada ngumpul disini sih!? Udah ah, gue gak mau!" Ify menolak kehadiran mereka.

"Yaudah deh, gue ngomong dulu sama mereka," Deva keluar dari kamar Ify. 

'De, kenapa gue bisa ketemu lo lagi sih?' batin Ify.

***

"Dev, kakak lo mana?" Tanya Sivia.

"Gak mau keluar tuh," kata Deva.

"Belom selesei bertelor kali, hihii.." celetuk Gabriel. Rio langsung menoyor kepala Gabriel.

"Yaaaahhh!!! Ih lo berdua tuuh!! Gak tau diri banget, sih! Maen kagak ngomong-ngomong!!" Teriak Deva. Gabriel dan Rio hanya nyengir.

"Gue kekamarnya Ify deh," Sivia beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar Ify. Sivia melihat Ify sedang bersembunyi di balik selimut warna birunya. Sivia duduk di samping Ify.

"Fy, lo kenapa sih? Kak Rio udah nungguin lo, tuh." kata Sivia.

"Gue gak mau, Fy. Gue lagi gak mood," kata Ify.

"Duuuh, Fy, kasian Kak Rio. Kak Rio udah ngebela-belain dateng abis sparing buat ngajarin lo," kata Sivia. 

Kemudian Sivia menoleh kearah pintu, ia mendapati seseorang masuk ke kamar Ify dan mengisyaratkan agar Sivia keluar, ia duduk di samping Ify.

"Aduuuuh, Vi..suruh aja pulang, kasih ongkos goceng! Ato nggak sogok aja Chitato ntar dia juga pulang! Gue lagi males ngapa-ngapain gara-gara Debo! Kok bisa-bisanya gue ketemu sama Debo disekolah!!" Seru Ify dari balik selimutnya.

"Kenapa sama Debo?" Ify terkejut mendengar suara "SIVIA". Sekali lagi "SIVIA".

"Vi, kenapa suara lo yang Sopran jadi Bariton gitu, Vi?" Tanya Ify. Tapi "SIVIA" tetap tak menjawab. Ify langsung keluar dari tempat persembunyiannya.

"Via, lo ja.." omongan Ify karena didepannya itu bukan Sivia. Sivia berubah jadi cowok? *PLAAAK*. 

"Kak Rio?"

"Bukan, gue Via." celetuk Rio.

"Pantesan, biasanya kan suara Sivia lembut kayak anak kucing, kok tiba-tiba berubah jadi suara bariton kayak komandan perang, gue kira suara Sivia pecah, punya jakun..ckck" decak Ify.

"Pikiran lo tinggi banget! Ayo cepetan belajar!" Suruh Rio.

"Nggak ah, gue gak mau.."

"Lah? Kemaren kan lo yang mau!" kata Rio.

"Sekarang gue gak mau! Pulang lo! Bawa tuh temen-temen lo!" Kata Ify. Rio mengangkat alis.

"Mana duit goceng sama Chitatonya?" Kata Rio.

"Auk ah!" Seru Ify.

"Eh, gue mau nanya dong." kata Rio.

"Nanya apaan?"

"Katanya kan, Debo kakak kelas lo pas SMP, tapi kok tadi pas denger omongan lo, lo benci banget sama Debo?"

"Lo mau tau?"

"Iyalah gue mau tau."

"Tapi ada syaratnya!"

"Apaan?"

"Lo jadi cowok gue!" Rio terbelalak dan langsung ngejitak kepala Ify. Ify meringis kesakitan.

"Aduuuh, sakiit!"

"Amit-amit gua jadi pacar lo!"

"Awas lo ntar kena karma!"

"Gak bakaaal, cepetan ceritain!"

***

Ify dan Sivia menginjakkan kakinya di depan gerbang SMP Bina Sejahtera. Akhirnya MOS selesai, dan mereka tak memakai atribut lagi. Ify dan Sivia masuk di kelas yang sama yaitu 7-1.

Kemudian saat mereka berlari menuju kelas mereka tiba-tiba..

BRUUK!

Ify terjatuh karena menabrak seseorang. Sivia yang melihat Ify terjatuh pun segera menolongnya.

"Fy, lo gak papa?" Tanya Sivia dengan nada penuh khawatir.

"Gue gak papa kok, Vi.." kata Ify. Ify melihat sebuah uluran tangan seseorang di depan wajahnya. Ify mendongak keatas dan mendapati seorang cowok tersenyum manis padanya.

"Maaf, ya. Gue gak liat," kata cowok itu. Ify membalas uluran tangannya dan berdiri.

"Ah, gak papa kok, Kak." Kata Ify dengan menyunggingkan senyuman manisnya.

"Oh, iya nama lo berdua siapa?"

"Ify kelas 7-1."

"Sivia kelas 7-1."

"Gue Debo kelas 8-5."

"Kak, kita kekelas dulu yaa..!" Kata Ify. Ify dan Sivia berlari meninggalkan Debo. Debo terus memandang punggung gadis cantik bernama Ify tersebut.

Saat ini Sivia tak bisa pulang bareng Ify karena dijemput Kakaknya. Ify yang sedang berjalan sendirian, tiba-tiba disentuh bahunya. Ify menoleh kebelakang, seseorang tersenyun padanya.

"Kak Debo?"

"Sendirian, Fy?" Ify mengangguk.

"Pulang bareng yuk, kebetulan searah sama gue." Debo dan Ify akhirnya
pulang bareng. Mereka terus mengobrol panjang lebar, mulai dari kesukaan masing-masing sampai guru-guru terkiller di sekolah. Mereka berdua merasa cocok satu sama lain. Semenjak itu, Ify dan Debo semakin dekat, mereka sering pulang bareng ataupun pergi bareng. Debo pun selalu mengirim pesan singkat untuk Ify. Tiba-tiba saat mereka bersmsan, Debo menyatakan perasaannya pada Ify. Ify sangat terkejut membacanya. Cowok yang sangat ia sukai ternyata menyimpan perasaan yang sama padanya, dan Ify pun menerima Debo sebagai pacarnya.

Ify menjalin hubungan dengan Debo hampir 1 tahun. Sekarang Ify sudah duduk di kelas 8 dan Debo di kelas 9. Karena Debo adalah kapten tim basket sekolahnya, sehingga Ify pun menjadi eksis karena berpacaran dengan orang yang paling eksis satu sekolahan.

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Ify yang melihat Debo sedang bermain basket di lapangan segera memanggilnya.

"Kak Deboo!!" Panggil Ify. Debo pun menghampiri Ify.

"Kenapa, Fy?"

"Ntar anterin aku, yuk ke toko buku!"

"Wah, aku gak bisa, Fy. Maaf yaa.."

"Kenapa?"

"A..aku..aku..aku mau belajar kelompok!" Kata Debo gelagapan.

"Oooh, yaudah deh, aku pulang yaa!" Ify meninggalkan Debo dan Ify pergi ke toko buku sendirian.

Setelah dari toko buku, Ify pergi ke mall sambil mencuci mata, kemudian ia pergi ke sebuah cafe untuk makan siang, saat ia mau masuk ke dalam cafe tersebut, langkah Ify terhenti, ia melihat pacarnya sedang bersama cewek lain, yaitu teman sekelasnya sendiri, Oik.

Debo menoleh kearah pintu masuk dan mendapati Ify berdiri disana dengan air mata yang jatuh di pipinya. Kemudian Ify pergi meninggalkan cafe itu dan Debo menyusulnya.

"Fy!!" Panggil Debo. Ify mengacuhkannya dan terus berlari pulang tanpa melihat kebelakang. Malamnya Ify mengirim pesan singkat ke Debo.

Kak, maaf aku mau minta PUTUS, terima kasih buat semuanya

Setelah itu mereka tak pernah berkomunikasi, dan yang bikin Ify lebih sakit hati lagi, 3 hari kemudian setelah Ify putus dengannya, Debo jadian dengan Oik. Itu yang membuat Ify lebih sakit hati.

"Brengsek banget tuh cowok, Fy!"

Ify hanya menangis dan memeluk Sivia, ia tak menyangka bahwa akan jadi begini sakitnya.

***

"Blagu sih lu! Masih SMP aja pacaraan!!" Kata Rio. Ify memanyunkan bibir.

"Tapi keren kaan? Jadian satu tahun?"

"Meskipun satu tahun, tapi tetep aja sakit hati!"

"Tadinya gue udah berkomitmen gue gak bakal suka sama cowok lagi, eh pas gue ketemu ama lo, komitmen gue ilang, hehee.." kata Ify cengengesan.

"Ooooh, jadi gue yang bikin lo gila??" Tanya Rio.

"Betul sekali!!" Kata Ify. Rio hanya geleng-geleng kepala.

"Haaah, gue kira Debo itu cowok yang dulu lo kejar-kejar gitu sebelum gue," 

"Dia yang ngejar-ngejar gue tau, Kak!"

"Soalnya lo belom bayar utang ama dia!" Celetuk Rio.

"Enak ajaa, sekarang tenang aja, Kak. Gue sukanya ama lo, bukan sama cowok muka minyakan kayak dia (maaf ya buat SD -,-), gue ama Kak Debo hanya masa lalu doang kok, sekarang kan gue demennya ma lo, hehee.." kata Ify nyengis. Rio bergidik ngeri.

"Udah lega kan? Ayo cepetan kebawah ditunggu sama yang laen." Ajak Rio.

"Kak Rio!" Rio menoleh kearah Ify. 

"Makasih ya, udah denger cerita gue! Sekarang gue lega!" Kata Ify sambil menyunggingkan senyum manisnya.

DEG! Jantung Rio berdebar-debar. Baru kali ini jantungnya berdebar-debar jika melihat senyuman Ify. Rio langsung berbalik badan, Rio gak mau jika Ify melihat mukanya memerah.

"Kak Rio!" Panggil Ify.

"Paan lagi?"

"Gendong!" Pinta Ify sambil nyengir. Rio terbelalak.

"Enak ajaa! Badan lo kayak karung beras gitu minta gendong!" Tolak Rio.

"Aaaah, gue lagi gak enak badan dan pikiran nih!" Kata Ify. Rio hanya menghela napas. Kemudian Rio menghampiri Ify dan jongkok. Ify tersenyum, Ify langsung memegang bahu belakang Rio, dan Rio pun menggendongnya (gendong belakang, aku lupa namanya apaan..hehee..)

"Fy, makan apaan sih lo?"

"Gue? Makan nasi laah.."

"Kok berat gini sih!? Banyak dosa kali lu!"

"Sembarangan!!" Gerutu Ify.

***

No comments:

Post a Comment