Sunday, April 22, 2012

I"m Yours part 4 -Si Ember Merah- (re-post)

“Nama gue Ify..” Ucap Ify.

Alvin tak bergeming, lagi – lagi ia tidak menoleh, tapi ia mengucapkan sesuatu,

“gue tau, si ember merah kan?” Ify menelan ludah, ia merasakan ada yang menohok hatinya saat kata – kata itu. keluar. dari mulut Alvin dengan entengnya, ‘enak aja gue dipanggil ember merah!’ Batin Ify. Tapi ia tetap berusaha tersenyum.

“Gak apa –apa kan gue panggil lo ember merah?” tanya Alvin lagi, lagi – lagi tanpa menoleh.

Ify meringis, ia berusaha tersenyum,

“Jarang – jarang lho gue punya panggilan khusus buat seorang cewek.. you lucky Girl.” Lanjut Alvin, masih tidak menoleh.

Ify kembali meringis, kali ini ia benar – benar berusaha tersenyum, tanpa disadari tangannya sudah mengepal hendak meninju, tapi ia berusaha meredam emosinya.

“Lo suka lagu apa?” Tanya Alvin. Ify tersentak mendengar pertanyaan Alvin, tapi sama sekali tidak berniat membuka mulut untuk menjawab.

@@@

“Lo suka lagu apa?” Tanya Alvin Tanpa menoleh pun ,Alvin dapat menyadari kebingungan gadis yang kini duduk disampingnya, ia pun kembali membuka mulut, “Kalo lagu ini suka gak?” Tanya Alvin seraya meletakkan jemarinya diatas tuts tuts piano. Ia memainkan sebuah lagu,Christian Bautista-The way you look at me, lagu kesukaanya.

Alvin terus mendentingkan nada, sampai ia baru menyadari ekspresi bingung diwajah Ify, ia pun menghentikan permaian piano-nya,

“Kenapa? Lo gak suka ya lagunya?” Ify diam, masih dengan wajah bingung. Alvin tersenyum kecil seraya menoleh, menatap gadis itu dengan ekspresi mengejek, “Jangan bilang lo gak tau lagu ini!”

Kali ini Ify tersenyum, mungkin lebih mirip dengan meringis. Ya, meringis. Itu berarti Ify memang tidak tahu lagu ini. Alvin yang terkejut dengan jawaban Ify hanya tersenyum kecil, lantas kembali memalingkan pandangan dari Ify. “Terus lo sukanya lagu apa?”

“ibu kita kartini…” jawab Ify polos. Toh hanya lagu itu yang benar – benar Ify tahu.

Alvin terkejut setengah mati, saking kagetnya ia sampai terbatuk beberapa kali. Dan Alvin pun tidak dapat menyembunyikan senyum dibibirnya, “Ibu kartini?” tanya Alvin seraya kembali menoleh,mencari kepastian diwajah lugu Ify.

Ify tersenyum lebar, matanya berbinar–binar, “Iya, lagunya bagus kok. Maknanya dalem, lagu itu tuh bisa juga menggambarkan rasa terima kasih kita sama ibu kartini, khusnya kaum perempuan.” Jelas Ify. (Tuh, denger! Lagu wajib juga perlu dilestarikan, jangan lagu justin bieber aja! Hehehe, peace!) Alvin tertawa kecil mendengar jawaban Ify, terdengar sangat polos, namun tetap menyimpan banyak arti. Alvin lantas kembali memalingkan pandangannya. “ye.. malah ketawa!” Ledek Ify.

Alvin kembali tersenyum lebar, ia merasakan ada perasaan yang menggelitik dihatinya saat mendengar celotehan Ify. Entah apa perasaan itu. Yang jelas ia merasa selalu ingin tersenyum saat ini.

“Ya.. bukannya gitu. Tapi kocak aja, lo masih peduli sama lagu wajib. Belom pernah gue nemuin cewek kayak lo, “ tutur Alvin.

Ify tersenyum nakal, “Iya dong.. gue kan cinta ibu kartini.”

Alvin tersentak, ia menoleh, lantas menaikkan alisnya, mencari kejelasan,

“Cinta Indonesia, maksudnya..” Tambah Ify, senyumnya bermekaran. Alvin pun kembali tersenyum, matanya berbinar – binar, tanpa membuka mulut lagi, Alvin meletakkan jemarinya diatas tuts – tuts piano dan memainkan sebuah nada, sebuah nada yang sudah pasti Ify kenal, ibu Kartini.

Dengan senyum yang terus bermekaran, Alvin memainkan lagu itu. Rasanya sudah lama sekali ia tidak memainkan lagu ini, terakhir, mungkin saat SD, atau entah kapan. Lagi – lagi Alvin menoleh, masih dengan senyum diwajahnya, dan ia pun dapat melihat senyum senang diwajah Ify, wajah gadis yang kini mampu membuatnya tersenyum, sudah lama ia tidak merasa se-bahagia ini. Haaaah, Ify.

Ify mulai bernyanyi, “Ibu Kita kartini… Putri sejati..”

Alvin tertegun saat mendengar Ify menyanyikan lagu kesukaan gadis itu, Ibu kartini.‘hmm.. suaranya bagus.’Batin Alvin. Ia pun membiarkan jemarinya terus menari mendetingkan lagu ibu Kartini, ia merasa bahagia, terlebih ada Ify, gadis lugu yang telah berhasil membuatnya tersenyum hari ini.

@@@

Ify kembali kekelasnya saat bel tanda pelajaran kedua dimulai, terdengar. Akhirnya Ify bisa masuk kelas setelah mendapat hukuman dari Bu Uccie. Dengan hati penuh kebahagiaan tiada tara, Ia melangkahkekelas. Senyumnya terus bermekaran, jujur, ia sangat senang bisa bertemuAlvin, ia senang bisa duduk disaping cowok itu, ia senang bisa tertawa bersamacowok itu, ia senang bisa bernyanyi bersama cowok itu, ya.. walaupun bukan menyanyikan lagu romantic, melainkan ‘Ibu Kartini’. Tapi toh, suasana romantis tercipta dengan sendirinya.

Ify merasakan ada perasaan bahagaia yang menyelinap masuk kedalam hatinya, ia bahagia melihat senyum Alvin, cowok yang kini mengisi seluruh angannya. Alvin, ya Alvin Jonathan. Cowok yang semula ia kira bersifat sombong layaknya Rio, tapi malah membuatnya bahagia sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Ify tahu ada perasaan aneh dihatinya saat ini, perasaan indah yang sedang bermekaran. Tapi.. apa ini yang disebut Cinta? Entahlah. Yang jelas, Ify tidak ingin kebahagiannya saat ini
mendadak lenyap. Tapi, kebahagiaannya berkurang saat mengetahui satu fakta didepan matanya. Ify melengos saat tahu Sivia tidak masuk hari ini. Bangkunya kosong, tidak ada tanda – tanda kehadiran Sivia. Oh no,Sivia tidak masuk hari ini. Itu berarti Ify harus melalui hari keduanya sekolah tanpa sivia, tanpa teman sebangkunya itu.

“mm.. Sivia sakit ya?” Tanya Ify pada seorang anak cowok yang duduk dibelakangnya, cowok itu sedang membaca komik.

“Kayaknya sih gitu, tanya aja sama Angel..”Jawab cowok itu, masih tidak memalingkan pandangan dari komiknya. Ify menaikkan alis, bingung, “Angel?” Kali ini sicowok tadi mengangkat kepalanya yang sejak tadi terbenam diatas komik, “Iya, dia kan ketua kelas kita. Emangnya lo gak tau?”

Ify keselek, what? Angel? Cewek jutek yang nyebelin itu? Jadi ketua kelas? Oh, dunia sudah tamat kah? Ya oloh, gusti..

@@@

KRIIIIIIINGGGGG!!!!

Bel tanda istirahat akhirnya terdengar juga. Ify yang sudah bosan setengah mati mengikuti palajaran pak Saman, Guru sejarah, langsung merapikan bukunya dan bergegas keluar kelas. Dan sialnya,Ify harus kekantin sendiri, gak ada sivia.

Ify berjalan keluar kelas, langkah kakinya menyusuri lorong sekolah yang sudah dipadati anak – anak lain yang hendak kekantin. Tapi tiba – tiba matanya menatap sosok itu, sosok yang sudahtidak asing dimata Ify, The Four Mr. Perfect!

@@@

Rio melangkah menyusuri lorong sekolah seperti biasanya, bersama ketiga sahabatnya, tapi ada yang tidak biasa. Disampingnya ada Shilla, sicewek paling popular satu sekolah yang kini sudah berstatus sebagai pacarnya. Rio dapat merasakan ada yang menggenggam tangannya, siapa lagi kalau bukan Shilla. Cewek itu berjalan dengan semangat disamping Rio. Nampaknya shilla ingin menunjukkan pada satu sekolah bahwa sekarang ia sudah resmi merebut gelar ceweknya Rio.

Rio menyadari puluhan pasang mata mengiringi langkahnya menuju kantin, rata – rata adalah sepasang mata dari fans – fans setia Rio.

Rio tersenyum sinis, memasang tampang cool-nya, walaupun lebam dikedua pipinya masih terlihat jelas. Tapi ia tidak peduli. Ia terus melangkah pasti, sampai matanya menatap sosok kurus itu, cewekyang kemarin dengan sukses membuatnya tersungkur diatas lantai, cewek yang tadi pagi berurusan dengannya didepan pagar, sosok itu berdiri ditepi lorong,sedang menatapnya juga, dan mata mereka bertemu.

@@@

Ify mendesah pelan saat Rio, pentolan The Four Mr.Perfect, mengusik pandangannya. Terlebih disampingnya ada seorang cewek yang senantiasa menggenggam tangannya. Ify tidak mengenal cewek itu,sosok perempuan dengan wajah cantik yang mempesona dan sepasang mata indahnya.

Jantung Ify berdegup kencang saat sepasang mata Rio menatap lurus kematanya. Mata mereka bertemu. Mendadak ify sulit bernafas, tapi ia cepat – cepat menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan pikirannya. Ify membuang muka, lantas bergegas menuju kantin.

@@@

Bel pulang sekolah sudah berlalu satu jam yang lalu, Hujan deras turun membasahi bumi. Sekolah sudah sepi. Hanya ada beberapa anak yang menunggu hujan reda atau menunggu jemputan.

Rio melangkahkan kakinya menyusuri panjangnya koridor sekolah, maksud hati mau kegudang markas The Four Mr.Perfect, tapi ditengah perjalanan,
matanya menangkap sosok seorang cewek yang tak asing baginya. Cewek itu sedang menunggu hujan reda dikoridor, dan sepertinya juga menunggu jemputan.

Cewek itu menggigit jarinya dan melipat tangannya di dada. Ia mengenali sosok itu… Ify. Rio bergeming. Bola matanya berputar, muak harus berurusan dengan cewek itu lagi. Rio maju beberapa langkah, sepertinya Ify tidak menyadari kehadiran Rio dibelakangnya. Melihat Ify yang tidak menyadari kehadiran Rio, timbul ide jahat dikepala Rio. Tanpa pikir panjang rio mendorong Ify hingga gadis itu tersungkur diaspal. Tubuh Ify jatuh di luar koridor, sehingga seragamnya basah terguyur hujan.

Gadis itu menoleh cepat, “RIO!!!!”

@@@

Rio shock, ia sama sekali gak menyangka Ify akan menarik bajunya lantas mendorong tubuhnya hingga tersungkur seperti ini. Merasa dipermalukan, rio pun bangkit lantas hendak menarik tangan Ify agar ikut menikmati guyuran hujan yang semakin deras ini, Biar Rasa!

“Eh, apaan sih lo.. Rio.. gue mau diapain?” Tanya Ify yang terkejut melihat Rio menarik tubuhnya dengan kasar kearah hujan. ify gelagapan, panik.

Rio terus menarik tangan Ify tanpa rasa kasihan, menarik gadis itu ketengah guyuran hujan dengan amarah yang berkoar - koar, sampai akhirnya mereka berdua benar – benar berada di tangah hujan yang kini turun semakin deras.

Ditengah hujan, Rio terus menarik Ify ketengah lapangan….

“Apa – apaan sih lo!”Ucap Ify seraya melepaskan genggaman tangan Rio dan mencoba kabur kembali ke koridor.

Rio yang menyadari niat Ify untuk kabur, buru – buru menarik kembali tangan gadis itu, “eh, mau kemana lo? Kalo lo balik kepinggir, itu berarti lo ngaku kalah didepan gue, dan mulai sekarang gue akan panggil lo‘Loser’!!” Jelas Rio.

Ify mendelik, “ya udah, terserah..” Rio tidak mau kalah, “Ya udah, berarti lo nyerah, lo udah ngaku kalah didepan gue.. jadi Cuma segini kemampuan lo??” jelasnya seraya mengusap wajahnya yang diguyur air hujan.

Ify mendesah kesal, apa ini? Rio mengancamnya?

“Oke, gue ikutin permainan lo! Asal lo tau, gue gak akan nyerah didepan lo! Dasar cowok gila..” ucap Ify. Penampilannya sekarang sudah benar – benar berantakan, rambutnya panjangnya lepek, seragamnya basah kuyup.’Aaah, pasti udah gak ada bagus – bagusnya!’ batin Ify.

Rio menganggukan kepalanya, bibirnya membentuk sebuah senyuman nakal, “Apa lo bilang? Gila? Dasar cewek sarap..” Balas Rio lantas berlari ke tepi lapangan ,menghindarI Ify yang hendak menerkamnya.

Ify yang merasa dihina langsung mengejar Rio yang kini berlari menjauhinya. ‘Liat aja kalo dapet, gue telen!’ Batin Ify. Rio terus berlari, menghindari gadis yang kini mengejarnya dibelakang. Ia tertawa kecil melihat ekspresi wajah Ify yang tidak mau kalah mengejarnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan ganasnya hujan yang terus membasahi seragamnya. Rio merasakan hadirnya perasaan yanganeh dihatinya saat ia menatap wajah Ify yang begitu polos seperti tanpa beban.Perasaan yang belum pernah dirasakannya, perasaan yang belum pernah dirasakannya saat melihat wajah perempuan manapun. Perasaan yang membuatnya ingin terus melihat wajah Ify seperti saat ini, wajah polos itu..

Rio terus berlari menghindari Ify yang hendak menelannya, Ify pun tidak mau menyerah begitu saja, ia terus berusaha mendapatkan Rio…

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata lainnya yang ikut memperhatikan mereka sejak tadi..

No comments:

Post a Comment