“Nama gue Ify..” Ucap Ify.
Alvin tak bergeming, lagi – lagi ia tidak menoleh, tapi ia mengucapkan sesuatu,
“gue
tau, si ember merah kan?” Ify menelan ludah, ia merasakan ada yang
menohok hatinya saat kata – kata itu. keluar. dari mulut Alvin dengan
entengnya, ‘enak aja gue dipanggil ember merah!’ Batin Ify. Tapi ia
tetap berusaha tersenyum.
“Gak apa –apa kan gue panggil lo ember merah?” tanya Alvin lagi, lagi – lagi tanpa menoleh.
Ify meringis, ia berusaha tersenyum,
“Jarang – jarang lho gue punya panggilan khusus buat seorang cewek.. you lucky Girl.” Lanjut Alvin, masih tidak menoleh.
Ify
kembali meringis, kali ini ia benar – benar berusaha tersenyum, tanpa
disadari tangannya sudah mengepal hendak meninju, tapi ia berusaha
meredam emosinya.
“Lo suka lagu apa?” Tanya Alvin. Ify tersentak
mendengar pertanyaan Alvin, tapi sama sekali tidak berniat membuka mulut
untuk menjawab.
@@@
“Lo suka lagu apa?” Tanya Alvin Tanpa
menoleh pun ,Alvin dapat menyadari kebingungan gadis yang kini duduk
disampingnya, ia pun kembali membuka mulut, “Kalo lagu ini suka gak?”
Tanya Alvin seraya meletakkan jemarinya diatas tuts tuts piano. Ia
memainkan sebuah lagu,Christian Bautista-The way you look at me, lagu
kesukaanya.
Alvin terus mendentingkan nada, sampai ia baru menyadari ekspresi bingung diwajah Ify, ia pun menghentikan permaian piano-nya,
“Kenapa?
Lo gak suka ya lagunya?” Ify diam, masih dengan wajah bingung. Alvin
tersenyum kecil seraya menoleh, menatap gadis itu dengan ekspresi
mengejek, “Jangan bilang lo gak tau lagu ini!”
Kali ini Ify
tersenyum, mungkin lebih mirip dengan meringis. Ya, meringis. Itu
berarti Ify memang tidak tahu lagu ini. Alvin yang terkejut dengan
jawaban Ify hanya tersenyum kecil, lantas kembali memalingkan pandangan
dari Ify. “Terus lo sukanya lagu apa?”
“ibu kita kartini…” jawab Ify polos. Toh hanya lagu itu yang benar – benar Ify tahu.
Alvin
terkejut setengah mati, saking kagetnya ia sampai terbatuk beberapa
kali. Dan Alvin pun tidak dapat menyembunyikan senyum dibibirnya, “Ibu
kartini?” tanya Alvin seraya kembali menoleh,mencari kepastian diwajah
lugu Ify.
Ify tersenyum lebar, matanya berbinar–binar, “Iya,
lagunya bagus kok. Maknanya dalem, lagu itu tuh bisa juga menggambarkan
rasa terima kasih kita sama ibu kartini, khusnya kaum perempuan.” Jelas
Ify. (Tuh, denger! Lagu wajib juga perlu dilestarikan, jangan lagu
justin bieber aja! Hehehe, peace!) Alvin tertawa kecil mendengar jawaban
Ify, terdengar sangat polos, namun tetap menyimpan banyak arti. Alvin
lantas kembali memalingkan pandangannya. “ye.. malah ketawa!” Ledek Ify.
Alvin
kembali tersenyum lebar, ia merasakan ada perasaan yang menggelitik
dihatinya saat mendengar celotehan Ify. Entah apa perasaan itu. Yang
jelas ia merasa selalu ingin tersenyum saat ini.
“Ya.. bukannya gitu. Tapi kocak aja, lo masih peduli sama lagu wajib. Belom pernah gue nemuin cewek kayak lo, “ tutur Alvin.
Ify tersenyum nakal, “Iya dong.. gue kan cinta ibu kartini.”
Alvin tersentak, ia menoleh, lantas menaikkan alisnya, mencari kejelasan,
“Cinta
Indonesia, maksudnya..” Tambah Ify, senyumnya bermekaran. Alvin pun
kembali tersenyum, matanya berbinar – binar, tanpa membuka mulut lagi,
Alvin meletakkan jemarinya diatas tuts – tuts piano dan memainkan sebuah
nada, sebuah nada yang sudah pasti Ify kenal, ibu Kartini.
Dengan
senyum yang terus bermekaran, Alvin memainkan lagu itu. Rasanya sudah
lama sekali ia tidak memainkan lagu ini, terakhir, mungkin saat SD, atau
entah kapan. Lagi – lagi Alvin menoleh, masih dengan senyum diwajahnya,
dan ia pun dapat melihat senyum senang diwajah Ify, wajah gadis yang
kini mampu membuatnya tersenyum, sudah lama ia tidak merasa se-bahagia
ini. Haaaah, Ify.
Ify mulai bernyanyi, “Ibu Kita kartini… Putri sejati..”
Alvin
tertegun saat mendengar Ify menyanyikan lagu kesukaan gadis itu, Ibu
kartini.‘hmm.. suaranya bagus.’Batin Alvin. Ia pun membiarkan jemarinya
terus menari mendetingkan lagu ibu Kartini, ia merasa bahagia, terlebih
ada Ify, gadis lugu yang telah berhasil membuatnya tersenyum hari ini.
@@@
Ify
kembali kekelasnya saat bel tanda pelajaran kedua dimulai, terdengar.
Akhirnya Ify bisa masuk kelas setelah mendapat hukuman dari Bu Uccie.
Dengan hati penuh kebahagiaan tiada tara, Ia melangkahkekelas. Senyumnya
terus bermekaran, jujur, ia sangat senang bisa bertemuAlvin, ia senang
bisa duduk disaping cowok itu, ia senang bisa tertawa bersamacowok itu,
ia senang bisa bernyanyi bersama cowok itu, ya.. walaupun bukan
menyanyikan lagu romantic, melainkan ‘Ibu Kartini’. Tapi toh, suasana
romantis tercipta dengan sendirinya.
Ify merasakan ada perasaan
bahagaia yang menyelinap masuk kedalam hatinya, ia bahagia melihat
senyum Alvin, cowok yang kini mengisi seluruh angannya. Alvin, ya Alvin
Jonathan. Cowok yang semula ia kira bersifat sombong layaknya Rio, tapi
malah membuatnya bahagia sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Ify tahu
ada perasaan aneh dihatinya saat ini, perasaan indah yang sedang
bermekaran. Tapi.. apa ini yang disebut Cinta? Entahlah. Yang jelas, Ify
tidak ingin kebahagiannya saat ini
mendadak lenyap. Tapi,
kebahagiaannya berkurang saat mengetahui satu fakta didepan matanya. Ify
melengos saat tahu Sivia tidak masuk hari ini. Bangkunya kosong, tidak
ada tanda – tanda kehadiran Sivia. Oh no,Sivia tidak masuk hari ini. Itu
berarti Ify harus melalui hari keduanya sekolah tanpa sivia, tanpa
teman sebangkunya itu.
“mm.. Sivia sakit ya?” Tanya Ify pada seorang anak cowok yang duduk dibelakangnya, cowok itu sedang membaca komik.
“Kayaknya
sih gitu, tanya aja sama Angel..”Jawab cowok itu, masih tidak
memalingkan pandangan dari komiknya. Ify menaikkan alis, bingung,
“Angel?” Kali ini sicowok tadi mengangkat kepalanya yang sejak tadi
terbenam diatas komik, “Iya, dia kan ketua kelas kita. Emangnya lo gak
tau?”
Ify keselek, what? Angel? Cewek jutek yang nyebelin itu? Jadi ketua kelas? Oh, dunia sudah tamat kah? Ya oloh, gusti..
@@@
KRIIIIIIINGGGGG!!!!
Bel
tanda istirahat akhirnya terdengar juga. Ify yang sudah bosan setengah
mati mengikuti palajaran pak Saman, Guru sejarah, langsung merapikan
bukunya dan bergegas keluar kelas. Dan sialnya,Ify harus kekantin
sendiri, gak ada sivia.
Ify berjalan keluar kelas, langkah
kakinya menyusuri lorong sekolah yang sudah dipadati anak – anak lain
yang hendak kekantin. Tapi tiba – tiba matanya menatap sosok itu, sosok
yang sudahtidak asing dimata Ify, The Four Mr. Perfect!
@@@
Rio
melangkah menyusuri lorong sekolah seperti biasanya, bersama ketiga
sahabatnya, tapi ada yang tidak biasa. Disampingnya ada Shilla, sicewek
paling popular satu sekolah yang kini sudah berstatus sebagai pacarnya.
Rio dapat merasakan ada yang menggenggam tangannya, siapa lagi kalau
bukan Shilla. Cewek itu berjalan dengan semangat disamping Rio.
Nampaknya shilla ingin menunjukkan pada satu sekolah bahwa sekarang ia
sudah resmi merebut gelar ceweknya Rio.
Rio menyadari puluhan
pasang mata mengiringi langkahnya menuju kantin, rata – rata adalah
sepasang mata dari fans – fans setia Rio.
Rio tersenyum sinis,
memasang tampang cool-nya, walaupun lebam dikedua pipinya masih terlihat
jelas. Tapi ia tidak peduli. Ia terus melangkah pasti, sampai matanya
menatap sosok kurus itu, cewekyang kemarin dengan sukses membuatnya
tersungkur diatas lantai, cewek yang tadi pagi berurusan dengannya
didepan pagar, sosok itu berdiri ditepi lorong,sedang menatapnya juga,
dan mata mereka bertemu.
@@@
Ify mendesah pelan saat Rio,
pentolan The Four Mr.Perfect, mengusik pandangannya. Terlebih
disampingnya ada seorang cewek yang senantiasa menggenggam tangannya.
Ify tidak mengenal cewek itu,sosok perempuan dengan wajah cantik yang
mempesona dan sepasang mata indahnya.
Jantung Ify berdegup
kencang saat sepasang mata Rio menatap lurus kematanya. Mata mereka
bertemu. Mendadak ify sulit bernafas, tapi ia cepat – cepat
menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan pikirannya. Ify membuang
muka, lantas bergegas menuju kantin.
@@@
Bel pulang
sekolah sudah berlalu satu jam yang lalu, Hujan deras turun membasahi
bumi. Sekolah sudah sepi. Hanya ada beberapa anak yang menunggu hujan
reda atau menunggu jemputan.
Rio melangkahkan kakinya menyusuri
panjangnya koridor sekolah, maksud hati mau kegudang markas The Four
Mr.Perfect, tapi ditengah perjalanan,
matanya menangkap sosok seorang
cewek yang tak asing baginya. Cewek itu sedang menunggu hujan reda
dikoridor, dan sepertinya juga menunggu jemputan.
Cewek itu
menggigit jarinya dan melipat tangannya di dada. Ia mengenali sosok itu…
Ify. Rio bergeming. Bola matanya berputar, muak harus berurusan dengan
cewek itu lagi. Rio maju beberapa langkah, sepertinya Ify tidak
menyadari kehadiran Rio dibelakangnya. Melihat Ify yang tidak menyadari
kehadiran Rio, timbul ide jahat dikepala Rio. Tanpa pikir panjang rio
mendorong Ify hingga gadis itu tersungkur diaspal. Tubuh Ify jatuh di
luar koridor, sehingga seragamnya basah terguyur hujan.
Gadis itu menoleh cepat, “RIO!!!!”
@@@
Rio
shock, ia sama sekali gak menyangka Ify akan menarik bajunya lantas
mendorong tubuhnya hingga tersungkur seperti ini. Merasa dipermalukan,
rio pun bangkit lantas hendak menarik tangan Ify agar ikut menikmati
guyuran hujan yang semakin deras ini, Biar Rasa!
“Eh, apaan sih
lo.. Rio.. gue mau diapain?” Tanya Ify yang terkejut melihat Rio menarik
tubuhnya dengan kasar kearah hujan. ify gelagapan, panik.
Rio
terus menarik tangan Ify tanpa rasa kasihan, menarik gadis itu ketengah
guyuran hujan dengan amarah yang berkoar - koar, sampai akhirnya mereka
berdua benar – benar berada di tangah hujan yang kini turun semakin
deras.
Ditengah hujan, Rio terus menarik Ify ketengah lapangan….
“Apa – apaan sih lo!”Ucap Ify seraya melepaskan genggaman tangan Rio dan mencoba kabur kembali ke koridor.
Rio
yang menyadari niat Ify untuk kabur, buru – buru menarik kembali tangan
gadis itu, “eh, mau kemana lo? Kalo lo balik kepinggir, itu berarti lo
ngaku kalah didepan gue, dan mulai sekarang gue akan panggil
lo‘Loser’!!” Jelas Rio.
Ify mendelik, “ya udah, terserah..” Rio
tidak mau kalah, “Ya udah, berarti lo nyerah, lo udah ngaku kalah
didepan gue.. jadi Cuma segini kemampuan lo??” jelasnya seraya mengusap
wajahnya yang diguyur air hujan.
Ify mendesah kesal, apa ini? Rio mengancamnya?
“Oke,
gue ikutin permainan lo! Asal lo tau, gue gak akan nyerah didepan lo!
Dasar cowok gila..” ucap Ify. Penampilannya sekarang sudah benar – benar
berantakan, rambutnya panjangnya lepek, seragamnya basah kuyup.’Aaah,
pasti udah gak ada bagus – bagusnya!’ batin Ify.
Rio menganggukan
kepalanya, bibirnya membentuk sebuah senyuman nakal, “Apa lo bilang?
Gila? Dasar cewek sarap..” Balas Rio lantas berlari ke tepi lapangan
,menghindarI Ify yang hendak menerkamnya.
Ify yang merasa dihina
langsung mengejar Rio yang kini berlari menjauhinya. ‘Liat aja kalo
dapet, gue telen!’ Batin Ify. Rio terus berlari, menghindari gadis yang
kini mengejarnya dibelakang. Ia tertawa kecil melihat ekspresi wajah Ify
yang tidak mau kalah mengejarnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan
ganasnya hujan yang terus membasahi seragamnya. Rio merasakan hadirnya
perasaan yanganeh dihatinya saat ia menatap wajah Ify yang begitu polos
seperti tanpa beban.Perasaan yang belum pernah dirasakannya, perasaan
yang belum pernah dirasakannya saat melihat wajah perempuan manapun.
Perasaan yang membuatnya ingin terus melihat wajah Ify seperti saat ini,
wajah polos itu..
Rio terus berlari menghindari Ify yang hendak
menelannya, Ify pun tidak mau menyerah begitu saja, ia terus berusaha
mendapatkan Rio…
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata lainnya yang ikut memperhatikan mereka sejak tadi..
No comments:
Post a Comment