Pulang sekolah.
Tak disangka hujan deras turun. D ’orions berteduh di lobby sekolah.
“ yah..nggak jadi basket gue!” keluh cakka.
“ belum rejeki loe cak!” jawab rio.
“ u..loe enak tiap hari nempel mulu sama si ipy martipi.”
“ nama anak orang loe ganti sembarangan! Ify denger dilalap idup-idup loe !”
Tiba-tiba ify dkk dateng.
“ siang semua..” sapa sivia.
“ alvin masuk nggak vi?” tanya cakka nggak penting. Sivia Cuma tersenyum kecut.
” gue duluan ya! Udah di jemput tuh.” Pamit sivia sambil membuka payungnya terus jalan ke arah mobilnya.
“ vi..” panggil alvin, sivia menoleh dengan ogah-ogahan dari depan pintu mobilnya. Nekat alvin lari keluar lobby dan langsung basah kuyup.
“ vi, plis, maafin gue! Gue nyesel.” Bujuk alvin sambil menahan pintu mobil sivia biar sivia nggak bisa nutup.
“ kak, gue mau pulang!” jawab sivia tegas.
Alvin melepaskan pegangannya di pintu mobil. Cepat-cepat sivia masuk dan pergi. Ternyata alvin belum menyerah, buru-buru dia
ambil cagiva hitamnya dan meluncur mengikuti sivia.
” aduh..kayanya kak alvin mau ikutin via!?” kata shilla cemas.
” loe bertiga tenang aja! Alvin nggak bakalan gigit via kok!” jawab rio.
” tapi kan kak alvin itu nekat.” ify ikutan kawatir.
” loe percaya aja sama gue, Cuma dua hal yang mungkin terjadi, besok mereka baikan atau bahkan mereka jadian. ” jawab rio enteng.
” ngaco loe!” kata ify masih melihat ke arah jalan yang dilalui sivia.
” nggak percaya loe?”
” tebakan loe kejauhan!”
” liat aja besok! Balik yuk! Gue harus ke dokter.” Rio jalan duluan ke parkiran, mau nggak mau ify ikutin.
Di rumah sivia.
Alvin berhenti di depan rumah sivia dan berdiri menunggu sivia keluar dari mobil di bawah guyuran hujan yang sangat deras. Nggak lama sivia keluar dari mobil dan mau masuk ke dalam rumah. Sivia bener-bener kaget liat alvin berdiri di depan gerbangnya dengan senyum tipis dari bibirnya.
“ vi, gue bakal berdiri di sini sampai loe maafin gue!” teriak alvin.
Sivia berusaha nggak peduli dengan itu dan lansung masuk ke rumah. Tapi alvin benar-benar membuktikan kata-katanya, biar hujan yang mengguyur semakin deras alvin tetap berdiri tanpa beranjak sedikitpun dari tempatnya.
Rumah rio.
Ify udah dandan secantik mungkin, jam 17.00 dia udah siap, tinggal nunggu jemputan debo.
“ widih..udah cantik banget kak? Mau kemana hayo..?” goda ray yang baru turun dari kamarnya.
” hhe..anak kecil mau tau aja!” Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil debo.
“ eh, gue pergi dulu ya! Dadah gocap..” pamit ify yang Cuma dibalas senyuman sama ray. Cepat-cepat ray masuk ke kamar kakaknya.
“ kak rio..loe nggak cagah kak ify pergi?” tanya ray sambil nyelonong masuk. Rio Cuma membalas dengan senyuman miring sambil melihat ify naik ke mobil debo dari cendala kamarnya.
“ apa hak gue?”
“ hemh..loe bego! Loe punya hak lebih atas kak ify daripada debo itu, loe aja yang nggak pernah gunain hak loe! Gue sama deva nggak setuju kak ify sama dia !”
“ keenggaksetujuan loe berdua bisa bikin ify nggak mau sama dia? Emang kenapa loe nggak setuju ?”
“ kata deva dia itu playboy, kita nggak mau kak ify disakitin! Kenapa loe nggak jujur aja sama kak ify sih? Gue tau pasti kalo loe sayang banget sama dia. ”
” apa gue harus bilang kalo gue sayang sama dia sementara ada cowo lain di hati dia yang statusnya jelas mereka pacaran? Loe mau kakak loe ini jadi cowo simpenan ?”
” status loe malah calon suami dia.”
” status doang! Hati nggak!”
” loe nggak mau berusaha dapetin dia! makanya tunjukin kalo loe sayang sama dia !”
” ah..udah lah! Loe anterin gue ke dokter yuk!” ajak rio sambil jalan keluar kamar. Rio diantar ray langsung ke rumah sakit.
Hari makin larut, alvin masih tetap berdiri di depan rumah sivia, hujan memang sedikit reda tapi alvin sudah kehujanan hampir seharian, bibirnya sudah memutih dan badannya mulai menggigil. Sivia yang dari tadi malihat alvin daricendela kamarnya akhirnya luluhjuga. Sivia barlari ke bawah dan mengambil payung kemudian lari ke halaman. Alvin sudah berlutut karena kelelahan dan kedinginan, kedua tangannya menyilang dan memegangi kedua lengannya. Tiba-tiba dia merasakan hujan tidak lagi membasahinya, seseorang berdiri di depannya, perlahan dia mendongak, sivia sudah berdiri di depannya sambil memayunginya.
“ vi..” sapa alvin pelan dengan suara yang bergetar sambil tersenyum tipis.
“ dasar bego! Gue tau loe jagoan, tapi loe masih bisa sakit kan?” omel sivia.
Senyum makin mengembang dari bibir alvin yang sudah berwarna putih.
” maaf..” ucap alvin pelan.
” kak, gue udah maafin loe! Loe masuk rumah gue dulu!”
Sivia membantu alvin berdiri dan menuntunnya ke dalam rumah. Sivia menyuruh alvin ganti bajunya dengan baju yang dia kasih. Mereka duduk berdua diruang tamu, kebetulan orang tua sivia sedang menjenguk keluarganya di luar kota.
” minum kak! Biar badan loe angetan.” Suruh sivia sambil menaruh segelas teh panas ke depan alvin.
” vi, loe udah beneran maafin gue kan?”
“ em..boleh gue mita satu syarat lagi?”
” apa?”
” gue mau loe jadi orang yang lebih baik lagi!”
Alvin tersenyum simpul mendengar permintaan sivia.
” gue bakal berhenti bikin onar buat loe!” jawab alvin pelan tapi pasti.
” janji?” tanya sivia sambil mengulurkan jari kelingkingnya.
” janji!” jawab alvin sambil mengaitkan jari kelingkingnya.
” gitu dong! Kan bagus! kita bisa temenan sekarang.”
” Cuma temen?”
” terus?”
” nggak! Vi, apa loe ngrasa pernah kenal sama gue?”
” maksud loe?”
” apa loe ngrasa pernah ketemu sama gue sebelum di pb?”
” em..jujur dari pertama gue udah ngrasa deket sama loe, nggak tau kenapa, dan gue rasa loe nggak asing buat gue, loe, senyum loe, sikap loe, alvin. ”
” em..nggak surprise kalo gue coba cari kepastian sekarang, loe besok sore ada acara nggak ?”
” kayanya free, emang kenapa?”
“ loe ikut gue ya!”
” kemana? Jam berapa?”
” ke suatu tempat yang bakal jelasin semuanya, sebelum matahari terbenam, gimana?”
” oke!”
” sip! Gue pulang dulu ya?”
“ tapi loe udah nggak papa?”
“ tenang! Gue kan jagoan! Bajunya makasih ya, nggak usah balikin kan ?”
“ ya udah sono!”
Alvin pun pulang karena hujan sudah reda.
Di sweetlove caffe.
Ify sedang menunggu debo yang lagi ke toilet sambil mengaduk-aduk jus strawberynya.
” lama banget sih si debo?” gerutu ify.
Tiba-tiba hp debo yang tergeletak di atas meja bergetar.
1 messege.
“ buka nggak ya?” gumam ify sambil liatin hp debo.” buka aja lah.” Ify membulatkan tekatnya, tangannya mengambil hp debo dan dia buka smsnya.
From: my sweetheart
Debo, sayang.. kapan pulang? Aku kangen.
Kamu nggak kangen sama aku?
Sayang..cepet pulang! Miss u..
ILU
Emosi ify naik, dia lanjutin baca sms lain yang ternyata masih banyak sms dengan kata-kata sayang, dari nomer-nomer yang beda pula.
“ sayang..maaf lama.” Kata debo tiba-tiba.
“ em..nggak papa kok.” Jawab ify sambil berusaha senyum.
“ hhe..kamu emang pengertian!”
“ iya! Aku juga bingung kenapa aku bisa sepengertian ini sama kamu! Harusnya aku udah nglakuin ini dari dulu. ”
PROK..ify menampar debo.
“ kamu kenapa? Sakit tau!” tanya debo yang masih terkejut sambil memegangi pipinya.
” masih tanya kenapa? Dasar cowo brengsek! Penipu! Buaya darat! Ngomong sana sama sweetheart loe, sama sweetie loe, sama cinta loe !” ify melapiaskan semua kekesalannya terus pergi.
” fy..dengerin penjelasan gue dulu!” teriak debo, tapi ify malah mempercepat langkahnya.
Di rumah rio.
Ify pulang dengan keadaan berantakan dan mata yang masih banjir air mata.
” huaa...” tangisnya makin jadi setelah memeluk deva yang lagi nonton tv berdua sama ray.
” kak, loe kenapa?” tanya deva kawatir sambil bales pelukan ify.
Gara-gara denger tangisan ify, rio turun dari kamarnya dengan panik.
” fy, loe kenapa?” tanyanya sambil duduk di belakang ify.
” debo kurang ajar!” jawab ify dari pelukan deva.
Deva memberi isyarat ke rio buat menggantikan posisinya. Awalnya rio ragu tapi akhirnya dia tarik bahu ify pelan dan dihadapkan ke arahnya.
“ loe diapain sama dia?” tanya rio lembut sambil menatap ify dengan tatapan teduhnya.
“ di..di..dia selingkuhin gue..” tangis ify makin jadi.
“ tu kan kak! Loe nggak mau dengerin gue sih!” sela deva jengkel, ray mengangguk setuju.
” hua....” tangisan ify tambah keras lagi.
Rio langsung kasih isyarat biar deva sama ray minggir, dengan berat hati mereka berdua naik ke kamar ray.
” fy..ceup! percuma loe nangisin cowo kaya dia, sia-sia air mata loe kebuang !” rio berusaha menengangkan ify sambil mengusap air mata yang jatuh di pipi ify.
” tap..tapi..”
” sssttt..” rio langsung menarik ify ke pelukanya.
Entah kenapa ify merasa tenang dan perlahan isakannya berhenti. Rio masih sibuk merasakan detakan jantungnya yang udah nggak karuan, akhirnya rio pasrah dan biarin ify dengar detakan jantungnya. Ify menjauhkan badannya dari rio karena merasa bukan Cuma satu tangan yang meluk dia tadi, tapi benar-benar lengkap dua tangan rio mendekap.
” kak, loe udah sembuh?” tanya ify sambil mengelap sisa air matanya.
” iya, tadi dokter bilang tangan gue udah sembuh, loe udah nggak papa kan ?”
” iya, makasih, tugas gue selesai dong?”
” hmm...” jawab rio sambil meraih remote tv.
‘ gue rela sakit asal loe ada sama gue fy!’ batin rio.
“ yes! Gue besok terbebas dari perintah dan penyiksaan loe!”
“ seneng amat? Loe segitu nggak sukanya sama gue?”
“ hhe..abis loe rese!”
“ loe yang rese!” kata rio sambil mengacak-acak rambut ify.
“ ye..ini gue udah dandan cantik-cantik loe rusak?!” kata ify jengkel sambil benerin rambutnya.
“ loe dandan buat cowo lain ini!”
“ jangan ingetin gue lagi!” suruh ify tegas.
“ iya! Loe jelek kalo nangis tau nggak?”
” nggak! Gue kan dalam pose apapun tetep cantik.”
” narsis loe!” rio mengacak-acak rambut ify lagi sambil mengeluarkan senyuman mautnya. Ify speechless liat pemandangan indah dari senyum rio.
“ gue liat..” kata ify setengah sadar.
“ fy! Loe liat apaan?” tanya rio sambil mendekatkan mukanya ke muka ify.
” eh, anu! Nggak kok!” ify ngeles.’gue liat senyuman mario yang legend!’ batin ify.
“ dasar cewe aneh!”
“ bisa nggak loe berhenti ngatain gue aneh?”
“ nggak! Loe kan emang aneh! Belum pernah gue nemuin cewe kaya loe dimanapun! Baru elo !”
“ gue juga baru nemu cowo kaya loe! Gimana bisa cowo petakilan, bawel, rese kaya loe dibilang cool ?”
JLEP! Pernyataan ify membuat rio sadar akan sesuatu, baru ify yang bisa bikin dia petakilan, baru ify yang bisa bikin dia bawel, baru ify yang berani nyebut dia rese dan sebagainya.
“ hhe..dan loe yang bikin gue kaya gitu!” kata rio pelan.
“ maksud loe?”
“ nggak! Gue kan ketularan loe!” jawab rio bohong.
” ye..loe rese itu bawaan orok! Ngapain nyalahin gue?”
” Cuma loe yang berani bilang cowo cool, cakep, ganteng, dan manis kaya gue rese !”
” idih..pd amat idup loe?”
” orang kenyataan! Loe aja nggak mau ngakuin!”
” males!”
” fy, mata loe udah bengkak, Mending malem ini loe tidur disini dulu dari pada loe diintrogasi sama nyokap loe !”
” masa sih?”
Ify mengambil kaca kecil dari tasnya dan melihat pantulan bayangan matanya.
” iya juga, tapi perasaan tadi gue Cuma nangis sebentar? Mana gatel banget lagi ni mata. ” gumam ify sambil mengucek matanya.
” jangan dikucek!” cegah rio sambil narik tangan ify.
Rio mendekatkan mukanya ke muka ify buat meniup mata ify.Sekarang jarak mereka benar-benar dekat. Jantung ify berdegub nggak karuan, baru kali ini mukanya sedekat ini sama seorang cowo.sementara rio merasakan darahnya mengalir jauh lebih cepat dari keadaan normal.
Tiba-tiba..KLEK..suara berasal darin pintu rumah yang dibuka. Spontan rio menjauhkan mukanya dari ify dan menoleh kebelakangnya karena posisinya membelakangi pintu.
“ eh! Maaf mama ganggu kalian!” ternyata bu wanda tiba-tiba masuk dan melihat insiden tiup mata rio-ify dari sudut yang berbeda.
” aduh..tante, ini nggak kaya yang tante pikir.” rio mencoba menjelaskan sambil menggaruk tengkuknya, mencoba mencari kata-kata yang pas buat jelasin. Ify masih mematung gara-gara kaget sama kedatangan mamanya sambil menyembunyikan matanya.
” kalian ini! mama ngerti kok! Deva mana?” potong bu wanda.
” deva di atas tante.”
“ deva...” panggil bu wanda.
“ iya ma...” jawab deva sambil menuruni tangga disusul ray.
“ eh, ada ray juga! Kalian berdua ikut mama makan malam yuk!”
” saya juga tante?” ray memastikan sambil menunjuk dadanya.
“ iya, yuk!”
Bu wanda langsung merangkul ray dan deva.
“ kak ify sama kak rio gimana ma?” tanya deva.
“ fy, yo, kalian makan berdua saja ya!”
“ i..iya ma!” jawab ify.
Bu wanda, ray, dan deva pun pergi. Tinggal rio sama ify di rumah.
Di depan rumah ify.
Ray sama deva bingung denger percakapan kedua mama mereka via telfon.
“ jeung, kita sukses! Ify sama rio kayanya makin lengket aja.” laporbu wanda. Setelah itu mereka berdua terlibat pembicaraan panas.
Ray sama deva mikir kapan selesainya, cacing di perut mereka udah bikin orasi besar-besaran.
Di rumah rio.
” heu..makan yuk fy!” ajak rio. ify masih mematung memikirkan dugaan mamanya dan memikirkan perasaannya.
” ify! Loe mau makan nggak?” tanya rio sekali lagi dengan volume keras.
” heh? Nggak, gue udah makan tadi.”
” yang bener?”
” iya! sebelum gue marah sama debo tadi gue udah makan, kak, mama kira tadi kita ngapain ya? Kok shock campur girang gitu ?” tanya ify polos.
” auk!” jawab rio sambil mengangkat bahu, tapi senyumnya menggembang. ’buset! si ify polos banget yah?!’ pikirnya. Mereka berdua diem beberapa waktu.
“ loe beneran nggak tau tadi nyokap loe kira kita ngapain?” tanya rio sambil senyum jail.
“ enggak..” jawab ify sambil geleng.
“ ya udah! Loe buatin gue makan sana!” suruh rio seenaknya.
“ ogah! Kontrak kita udah berakhir!”
“ tapi perjodohan kita belum berakhir!”
” ih..loe curang!”
” bodo! Yang penting loe buatin gue makan!”
“ ya udah deh! Sebagai tanda terima kasih gue atas perhatian loe hari ini. ” Ify melangkah ke dapur.
“ fy..” panggil rio padahal ify baru jalan beberapa langkah.
“ hmm?” sahut ify sambil menoleh.
“ jangan nangis lagi!”
Ify Cuma senyum menganggapi rio. ’tumben dia care sama gue?’ pikir ify sambil terusin jalan ke dapur.
No comments:
Post a Comment